Tujuh belas

8.8K 635 19
                                    

"Biar Yoora saja yang menjagaku disini, kau kembalilah ke perusahaan," ujar Jungkook.

Sekretaris Han memandang Yoora dengan perasaan yang amat lega. Karena kini Yoora yang bergantian menjaga dan merawat Jungkook.

"Baik sajangnim, kalau begitu saya akan pulang sebentar dan kembali lagi ke perusahaan,"

"Aku akan mengantarnya sampai di depan pintu,"

Yoora menaruh apel dan pisaunya dipiring dan menemani sekretaris Han keluar dari ruangan.

"Terima kasih sudah menjaganya selama ini sekretaris Han," ujar Yoora.

"Tidak, justru aku yang mengucapkan terima kasih nyonya karena kau sudah mau menjaga tuan,"

Yoora menggeleng pelan.

"Oh tidak, itu kewajibanku sebagai seorang istri,"

"Kalau begitu, saya pamit terlebih dahulu,"

"Eum, jangan pulang terlebih dahulu. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu?"

Sekretaris Han mengangkat salah satu alisnya.

"Sebenarnya, apa yang terjadi pada Jungkook?" tanya Yoora khawatir.

"Dia hanya kelelahan dan..."

"Dan?"

"Gejala dari trauma pada masa lalunya mulai bermunculan, dan aku mulai khawatir pada sajangnim, kuharap kau menjaga dan merawatnya dengan baik," ujar sekretaris Han menerangkan.

Kringg Kringg

Sekretaris Han merogoh ponsel yang berada di sakunya, kemudian mendekatkannya ke telinga.

"Ya? Halo?"

"Trauma?" gumam Yoora pelan. Ia merasa bingung dengan kejadian yang ia tidak ketahui.

"Ah kalau begitu aku akan kesana,"

Sekretaris Han melirik Yoora sekejap, lalu menjauhkan ponselnya agar ia bisa berbicara sebentar dengan Yoora.

"Nyonya, aku pamit pergi ke perusahaan,"

"Ah, hati-hati dijalan," ujar Yoora.

sekretaris Han mengebow lalu meninggalkan Yoora yang tengah menutup pintu kamar.

Seluruh wajah Yoora menjadi kosong tanpa ekspresi, tetapi di dalam pikirannya tengah bertarung menebak-nebak apa yang terjadi selama Yoora meninggalkan Jungkook dan apa masa lalu yang dimiliki oleh suaminya tersebur.

"Yoora-ya," ujar Jungkook pelan. Raut wajahnya masih tetap sama pucatnya, bibirnya kering dan matanya memancarkan sorot sendu.

"Iya, ada apa?" sahut Yoora terbangun dari lamunannya.

"Aku sudah memanggilmu sebanyak tiga kali, kau kenapa? apa terjadi sesuatu?" tanya Jungkook.

"Tidak. Tidak ada apa-apa. Tak perlu mengkhawatirkan diriku. Apa kau merasa lapar? Haruskah aku ke kantin rumah sakit untuk mengambil makanan untukmu?"

"Tidak perlu. Aku tidak lapar,"

"Atau mau aku belikan bubur diluar rumah sakit? Aku tau bubur yang enak dimana, akan kubelikan," ujar Yoora mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku tidak lapar Jeon Yoora. Apa kau sudah makan?"

"Ah! Aku lupa, aku hanya makan sarapan saja pada hari ini, dan ini sudah melewati jam makan malam,"

Yoora menatap sedih pada perutnya yang sudah berbunyi.

"Kau ini. Sana belilah makanan yang bisa kau makan. Untuk uang kau ambil saja di dompetku yang berada di saku jaketku disana,"

the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang