Sembilan

10.7K 681 2
                                    

Tik Tok Tik Tok

Jarum panjang tepat di angka dua belas. Lima belas menit waktu yang cukup lama untuk diam. Sepatah katapun tak ada yang mau melontarkannya terlebih dahulu, baik aku ataupun 'dia'.

Kami sama-sama kalut dalam pikiran kita, demi merangkai kata-kata yang pas untuk diucapkan.

"Apa kabar?" Ucap Seokjin mengakhiri kesunyian.

"Yahh ..., aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" Ujar Yoora balik bertanya.

"Sama," jawab Seokjin pelan.

Kondisi kembali canggung. Yoora melirik arloji ditangannya. Kemudian menatap Seokjin dengan datar.

"Kim Seokjin-ssi, ada yang ingin kau katakan? Kau tau kan aku orang yang sibuk?" Ujar Yoora dingin.

Manik mata Seokjin berubah. Semula manik matanya menunjukkan bahwa ia benar-benar rindu pada gadis dihadapannya, kini beralih menjadi tatapan kecewa.

"Aku kesini hanya ... "

Seokjin menarik napas kemudian ia hembuskan secara perlahan. Ia harus melakukan rencana yang sudah jauh hari ia susun demi menjelaskan hubungan mereka.

"Ingin meminta maaf. Maafkan aku Yoora-ya,"

Seokjin menundukkan kepalanya setelah mengucapkan kalimatnya.

Perasaan Yoora kini berkecamuk. Kecewa, marah, sedih dan kesal kini sudah mendominasi sebagian hati dan pikirannya.

"Aku maafkan," ujar Yoora judes.

"Kau yakin?"

"Hm,"

"Sudah selesaikan? Aku akan kembali bekerja,"

Yoora bangkit dari tempat ia duduk. Namun tangannya dicegah oleh Seokjin.

"Mari ku antar," Tawar Seokjin.

"Yoora-ya, ini surat undangan untuk Kim Seokjin," ucap seorang pria berlari ke arah Yoora sambil membawa kartu undangan.

Yoora menerima uluran surat undangan yang diberikan pria itu.

"Oh?! Kau Kim Seokjin kan?" Ujar pria itu terkejut.

Dengan cepat Seokjin menutup mukanya dengan masker hitam dan topi hitam andalannya.

"Benar dugaanku. Kau Kim Seokjin. Senang bertemu denganmu,"

"Ya! Jeon Jungkook! Berhentilah membuatku kesal!" Ucap Yoora setengah berteriak.

"Hm,"

Jungkook bungkam. Ia terlalu takut untuk memperburuk keadaan. Akhirnya, ia hanya menjadi saksi bisu diantara kedua insan ini.

Yoora menatap nanar surat yang dipegangnya. Merasa tidak benar jika tidak diberikan dan merasa sakit jika diberikan.

Mata Yoora terpejam sesaat, mengambil napas yang panjang dan membiarkan oksigen-oksigen masuk kedalam paru-parunya.

"Ini. Aku akan memberikanmu ini, tolong hadir beserta pendampingmu," ujar Yoora lirih sambil menodongkan surat itu.

Dengan cepat Seokjin mengambilnya dan melihat cover berwarna biru langit bertuliskan 'undangan pernikahan'.

"Mr. Jeon & Mrs. Kim" ucap Seokjin sedikit bingung. Ia membuka halaman selanjutnya dan mendapati nama kekasihnya itu.

"Ah iya, terimakasih untuk Dua tahunnya. Semoga kau bisa menemukan yang lebih baik Seokjin Oppa, Tidak, mulai sekarang aku harus memanggilmu Kim Seokjin-ssi," ujar Yoora menatap Seokjin dengan mata yang berbinar-binar.

"Ini ... tidak benar-kan?" Tanya Seokjin terpatah-patah.

"Terserah kau mau percaya atau tidak. Kuharap kau datang. Dan hubungan kita cukup sampai dimana waktu kau berkencan dengan wanita itu," ucap Yoora lirih.

Yoora berlari meninggalkan cafe sambil menangis disepanjang jalan. Ia tidak menggubris teriakan Jungkook yang memanggilnya sedari tadi sambil mengejarnya.

🔫

"Hiks ... "

Jungkook menghampiri Yoora yang sedang duduk dipinggiran pantai sambil menundukkan kepalanya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik," ucap Jungkook turut serta duduk disamping Yoora.

Jungkook menatap Yoora iba. Ia menghapus air mata Yoora yang menetes di pipinya.

Sontak Yoora terkejut, tetapi ia tetap diam dan membiarkan Jungkook menatapnya dengan sendu.

"Apa kau kasihan padaku?" Tanya Yoora.

Jungkook menggeleng cepat, kemudian menatap langit yang damai.

"Anggap saja kau memang kasihan padaku," ucap Yoora ketus.

Mereka berdua sama-sama terdiam sambil menikmati semilir angin dan pemandangan air laut yang tenang.

"Kim Yoora-ssi," panggil Jungkook.

Yoora langsung menoleh diikuti Jungkook yang turut serta menatapnya.

"Kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya Jungkook.

"Keputusan apa?" Jawab Yoora bingung.

"Untuk menikah denganku,"

Yoora bungkam. Ia menatap sendu hamparan laut yang terpampang jelas di depan matanya.

"Ya, aku yakin," ucap Yoora parau.

Jungkook merengkuh tubuh Yoora ke dalam dekapannya. Yoora membelalakkan matanya karena terkejut.

"Terima kasih," ucap Jungkook.

"Untuk?"

"Karena kau menyetujuinya,"

Yoora membalas pelukan Jungkook membuat Jungkook merasa nyaman.

"Seharusnya aku yang bilang terima kasih. Berkatmu, kini semuanya sudah jelas dan berakhir—"

" —Dan kini aku akan membuka awal lembaran baru hanya untukmu dan untukku,"

%-ssrtyptlrdxxo-%

Pendek ya?? Maap yaaa baru bisa up segini. Ini pun serampangan banget dari hasil pemikiran yang tidak jelas.

Tbc

Bonpict deh biar semangat!

Bonpict deh biar semangat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang