Dua

16.5K 950 15
                                    

"In order to be happy oneself it is necessary to make at least one other person happy"
-Theodor Reik-

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Yoora POV
"Gila, Pria itu benar-benar gila," teriakku sambil menaruh berkas-berkas pasien dengan emosi.

"Bagaimana bisa dia mengatakan seperti itu?"

"Sudah kukatakan aku tak ingin menikah dengannya,"

"Jeon Jungkook benar-benar gila!"

Aku sudah seperti orang gila, berbicara sendiri di dalam ruanganku dalam emosi yang menyertai.

"Apa ini ruanganmu?,wahh lebih kecil dari yang aku pikirkan," ucap seseorang.

Aku membalikan tubuhku menghadap belakang. Betapa tercengangnya aku mendapati Jeon Jungkook yang tengah berdiri menatapku.

"Ada apa dengan ekspresimu? Apa aku terlalu mengejutkanmu?" Tanya Jungkook bingung.

Aku mengerjap-kerjapkan mataku, lalu menggeleng pelan.

"Ka-kau! Apa kau mendengar sesuatu?" Tanyaku gagap.

Jungkook termenung sesaat. Kemudian ia mengernyit heran.

"Apa kau berbicara sesuatu?" Ucap Jungkook.

Aku bernapas lega, rupanya ia tak mendengar ucapanku tadi.

Aku mengubah ekspresiku menjadi datar dan menyuruh Jungkook untuk duduk.

"Sedang apa kau kemari?" Tanyaku berbasa-basi.

"Sedang menengok calon istriku," jawabnya kalem.

Aku mendelik tajam.

"Cih," decihku sambil membuang muka.

"Kenapa? Apa aku tak boleh menengok calon istriku?" Tanya Jungkook.

"Tidak boleh, Calon istrimu sedang sibuk," kataku.

"Oh jadi kau sudah menganggap dirimu sebagai calon istriku?" Ucap Jungkook.

"Sejak kapan? Aku cuma mengatakan 'calon istrimu' bukan berarti aku yang akan menjadi calon istrimu," ucapku tajam.

"Baiklah, baiklah, aku mengalah. Ini sudah waktunya makan siang, mari kita makan siang bersama," ujar Jungkook.

"Aku sibuk. Makanlah sendiri," jawabku dingin.

"Ayahku menyuruhku untuk mengajakmu makan bersama dirumahku, bagaimana bisa aku pulang kerumah tidak membawamu?" Gerutu Jungkook.

Aku mengerling dan membuang napas dengan gusar.

"Baiklah aku akan menuruti keinginanmu, tunggu sebentar," ucapku sambil bangkit dari tempat dudukku.

Aku melampirkan jas dokterku pada tempat jas dan membereskan meja kerjaku.

Aku mengambil tas kecilku dan keluar dari ruangan.

Jungkook mengikutiku dari belakang.

Aku menuju meja resepsionis dimana tempat para suster berkumpul.

"Suster Lee, aku akan keluar sebentar. Jadwalku tolong digantikan dengan dokter lain," ucapku kepada salah satu suster.

"Tidak biasanya kau ijin," ujar suster Lee.

"Aku ada keperluan dengan pria satu ini," ucapku sambil melirik kearah Jungkook.

Jungkook hanya tersenyum saat suster Lee menatapnya.

the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang