Delapan belas

9.4K 621 38
                                    

Yoora mengubah posisi tidurnya terus menerus dan pada akhirnya ia terduduk sambil mendengus kesal.

Pikirannya tidak tenang.

Mengapa ia mengatakan "iya" dengan semudah itu?

Memang kewajibannya sebagai seorang istri harus senantiasa menerima suaminya apa adanya.

Jungkook tengah tertidur pulas. Yoora memandang wajah bak malaikat itu lekat-lekat. Pikiran Yoora kembali tenang.

Namun, ia tidak bisa kembali memejamkan matanya. Ia membutuhkan sesuatu sebagai pengantar tidur.

Yoora mengambil mantel kesayangannya dan berjalan keluar kamar dalam posisi mengendap-endap agar tidak membangunkan Jungkook.

"Akhirnya," ucap Yoora setelah berhasil keluar dari kamar.

Yoora berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Tampak berbeda dari rumah sakit tempat ia bekerja.

Ia menghampiri mesin minuman kaleng untuk mengambil kopi kalengan kesukaannya.

"Aku perlu mengambil dua," gumam Yoora.

Yoora mengambil kaleng keduanya dan memutuskan untuk kembali ke kamar Jungkook.

"Kau habis darimana?"

Tak sengaja, Yoora menjatuhkan seluruh botol kaleng yang ia pegang. Jantungnya berdegup kencang karena ia terlalu kaget.

Yoora mendengus kesal, ia mempoutkan bibirnya dan mengambil kembali botol kaleng yang ia jatuhkan.

"Sejak kapan kau bangun?" tanya Yoora.

"Sejak kau keluar dari kamar," jawab Jungkook dalam posisi duduk dan mendekapkan kedua tangannya didepan dada.

"Tidurlah. Ini sudah larut malam," ujar Yoora sambil meletakkan minuman kalengnya di meja dan ia mengambil posisi duduk di sofa.

"Aku tidak bisa tidur,"

"Kenapa?"

"Entahlah. Ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku,"

"Tenangkan pikiranmu dan kembalilah tidur. Besok sore dokter sudah membolehkanmu untuk kembali ke rumah,"

Yoora membuka salah satu botol kalengnya dan mulai meneguk isinya.

"Aku tidak bisa tidur. Apa ada pil tidur?"

"Tidak. Kau tidak boleh mengonsumsi pil,"

"Sudah menjadi kebiasaanku untuk meminum pil tidur,"

"Sejak kapan kau ketika mau tidur harus menggunakan pil tidur?"

Jungkook terdiam. Ia membaringkan tubuhnya dengan pelan dan mulai menarik selimut untuk menghangatkan dirinya.

"Selamat tidur," ujar Jungkook mengalihkan pembicaraan.

Yoora mengerutkan alis dan mengerucutkan bibirnya.

"Sampai kapan kau mau menceritakan kisahmu itu padaku?"

Jungkook tidak menjawab pertanyaan Yoora
Ia mendengar, namun tidak bisa menjawab. Ia bingung harus mengatakan apa pada Yoora.

Dalam hati, Jungkook ingin membagi keluh kesahnya pada Yoora. Namun, kenangan buruk itu terus saja menyakitinya ketika ia mencoba untuk menceritakan hal itu kepada orang lain.

"Kau sudah tidur? tanya Yoora lagi.

Jungkook memejamkan matanya agar tidak ketahuan oleh Yoora bahwa ia sedari tadi bangun dan mendengarkan ocehan Yoora.

Yoora memastikan bahwa Jungkook sudah terlelap dan kembali membaringkan tubuhnya untuk tidur.

🔫

the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang