Empat

13.3K 814 6
                                    

"Minumlah yang banyak, supaya kadar alkoholmu menghilang, dan aku sudah membuatkanmu sup pengar di meja makan,"

Yoora menengok ke arah Jungkook. Pria itu kini tengah menaruh apronnya di atas meja tamu.

Yoora semakin lama semakin sadar. Kadar alkoholnya pun juga makin lama makin menurun.

Ia mengerjap-kerjapkan matanya, kemudian menelusuri tiap-tiap inci ruangan yang sedang disinggahinya.

"Ini rumahmu?" Tanya Yoora, Jungkook hanya mengangguk.

Yoora mengambil sendok dan mulai menyuap sesendok penuh sup pengar.

"Uwahh, ini benar-benar enak,"

Yoora mengambil sesendok lagi dan menyesap sup itu sambil meneliti detail-detail rasa yang tergambar.

"Jeon Jungkook, kurasa kau cocok jadi chef. Masakanmu benar-benar enak," puji Yoora.

Jungkook hanya tersenyum senang. Mendapati calon istrinya ini tengah menyantap masakan sederhananya dengan lahap.

Jungkook mengambil sumpit dan mengambil kimchi, lalu meletakkannya diatas sendok yang Yoora pegang.

"Makanlah perlahan-lahan. Aku tidak akan mengambil makananmu," ujar Jungkook terkekeh geli.

Yoora hanya mempoutkan bibirnya lantaran Jungkook yang tengah mengejeknya karena dirinya makan dengan lahap.

Setengah jam berlalu, Yoora telah menghabiskan sup pengarnya dan mencuci bersih peralatan makan yang ia gunakan.

"Terima kasih atas makanannya, lebih baik aku pulang," ujar Yoora.

"Jam 1 dini hari? Kau yakin mau pulang sendiri?" Tanya Jungkook.

"Hmmm... kurasa, iya," jawab Yoora.

"Baiklah. Hati-hati dijalan,"ucap Jungkook datar, kemudian ia berjalan meninggalkan Yoora yang tengah berdiri menatap kepergiannya dengan perasaan sebal.

Kau bahkan tidak menawarkanku untuk kau antar pulang? Batin Yoora.

Yoora mengambil tas selempangnya dan jaket denim yang tersampir dipinggir sofa.

"Baiklah aku pulang. Selamat malam tuan Jeon Jungkook-ssi," ucap Yoora sebal.

Ia mendecak pelan. Melangkahkan kakinya menuju ke luar rumah.

Disepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya mengoceh. Ia mengeluarkan kata makian yang tanpa disadari seseorang mengikuti dan mendengarkannya dari belakang.

Jungkook benar-benar mengikuti Yoora. Tentu saja ia tidak bisa membiarkan seorang gadis berjalan sendirian di tengah malam.

Bukankah tengah malam itu rawan terhadap segala jenis sesuatu yang berunsur kejahatan?

"Jeon Jungkook keparat, melantarkan seorang gadis dimalam dini hari tanpa menawarkan bantuan?"

"Dan dia adalah calon suamiku? Cihh.., yang benar saja,"

"Kalau aku menikah dengannya, apakah aku akan ditelantarkan begini?"

"Brengsek. Seharusnya aku tetap bersikukuh di dalam minimarket tadi,"

"Oi nona muda, bisakah kau diam?"

Yoora menoleh ke samping kanan. Ia melihat dua orang pria bertato menatapnya tajam sambil menunjuknya dengan sebotol alkohol.

Yoora mengangguk kikuk. Ia berjalan cepat meninggalkan dua pria bertato tadi. Ia takut jika dirinya malam ini akan dijadikan korban.

Selangkah demi langkah ia percepat. Ia sudah kalut dalam pikirannya. Tujuannya saat ini adalah sampai rumah.

the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang