Dua belas

11K 682 17
                                    

Yoora POV

Tak

Satu pukulan tepat mengenai kepala Eunwoo.

"Ya! Aphayo!" Teriak Eunwoo.

(Aphayo=sakit)

"Kau mau mati?" Tanyaku.

"Tidak,"

"Untuk hadiahmu, aku sangat berterima kasih," ucapku lembut.

Eunwoo menghentikan aktivitas menulisnya kemudian menoleh ke arahku dan menatapku kaget.

"K-kau s-sudah melakukannya?" Tanyanya sembari meneguk salivanya dengan susah.

"Sudah! Kami melakukannya dengan sangat panass," ujarku menggoda.

Padahal semalam setelah pernikahan berlangsung, kami tidak melakukan hal apapun.

Berkat hadiah dari Eunwoo, aku bisa menendang Jungkook untuk tidur disofa luar.

Eunwoo menatapku penuh dengan rasa penasaran.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Eunwoo.

"Kau mau tau rasanya?"

Aku mengalungkan lenganku pada leher Eunwoo kemudian menekannya dengan keras.

"Ini rasanya. Bagaimana? Apakah enak?"

"Uhuk .... lepaskan, aku tidak bisa bernapas uhukk ...," ujar Eunwoo terbatuk-batuk.

Eunwoo memukul-mukul lenganku meminta untuk dilepaskan.

Dengan baik hati, aku melepaskannya dan membiarkan ia menghirup banyak oksigen di dalam ruangan ini.

"KAU MAU MEMBUATKU MATI HAH?" Teriak Eunwoo tak terima.

"Bukankah itu maumu?" Jawabku.

"Tapi kan berkatku kalian melakukannya,"

Aku memukul pelan kepala Eunwoo memakai papan kertas.

Tak

"Kami tidak melakukannya bodoh!" Bantahku.

"By the way, bukankah kau hari ini mengambil cuti? Mengapa kau masuk?" Tanya Eunwoo penasaran.

"Aku ingin bekerja. Tidak bolehkah aku pergi untuk menemui para pasien dan para staff rumah sakit?" Jawabku santai.

"Tidak. Bukan begitu. Hanya saja, ini kan hari-hari spesialmu,"

"Spesial? Hahaha... lucu sekali," ucapku tertawa geli.

"Kenapa?"

"Tidak. Aku geli mendengar perkataanmu,"

"Eunwoo-ssaem, ada yang ingin berbicara denganmu," ucap seorang suster yang datang secara tiba-tiba.

"Baiklah. Mari kita berbicara dilain waktu Yoora-ya,"

Aku mengangguk. Eunwoo menepuk pundakku pelan, kemudian pergi menyusul kepergian suster yang memanggilnya.

🔫

Jungkook POV

"Sudah kau meminta direktur Ma membubuhkan tanda tangan?" Tanyaku kepada sekretarisku.

Sekretaris Han membukakan satu dokumen, kemudian memberikannya kepadaku.

Aku meneliti tiap-tiap detail kata-kata yang terkandung di dalam kertas putih, setelah itu menandatangani di sebelah tanda tangan direktur Ma.

the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang