Yoora POV
Pip Pip,
Blam,
"Aku pulang,"
Eomma menyambut dan memelukku dengan hangat, kemudian ia menoleh ke samping dan merasa bingung.
"Loh kau pulang sendirian? Mana suamimu?"
"Entahlah, aku cape. Biarkan aku beristirahat eomma," ucapku sambil berjalan ke arah anak tangga.
Entah memang semacam intuisi atau bukan, eommaku segera tersadar dan mengerti akan kondisiku.
"Apa kau sedang bertengkar?!" ujarnya.
"Bisa dibilang seperti itu. Aku akan naik ke atas dan beristirahat. Berbicaranya besok saja eomma. Selamat malam," ujarku dengan parau.
"Baiklah. Selamat istirahat anakku,"
Aku memasuki ruang kamarku. Dimana tempat ini pernah menjadi salah satu tempat favoritku setelah rumah sakit.
Aku melepas jaket dan meletakkan tas serta jaket diatas meja tempat biasanya aku belajar.
Aku merebahkan diriku di atas ranjang. Menatap langit-langit kamar yang tampak hampa dan menghembuskan napas dengan perlahan.
Apakah tadi aku salah bicara?
Mengapa ia tampak diam saja ketika aku pergi? Bahkan ia tidak mencegahku keluar dari apartement?
Baiklah, jika itu yang dia mau. Aku akan mendiamkan dia beberapa hari selagi aku bisa memuaskan rasa rinduku pada keluargaku.
"Hoahhmm,"
Terlalu kalut dalam pikiran. Badanku tampak lelah dan besok aku harus bekerja sesuai jadwalku.
Aku memutuskan untuk memejamkan mataku dan terlelap dalam mimpi indahku.
🔫
"selamat pagi," ujarku tersenyum ramah pada seluruh staff serta pasien yang aku jumpai di setiap langkahku.
"Tumben sekali kau berangkat pagi," ujar suster Kim sambil membawa beberapa papan berisikan tanda check kontrol untuk setiap pasien rawat inap.
"Ahh, aku sedang merasa rajin dan bersemangat untuk bangun pagi," ujarku mencoba tersenyum girang tapi nyatanya aku sedang berbohong.
Merasa rajin dan bersemangat hanya omong kosong belaka. Jadwal kerjaku sebenarnya ditempatkan pada siang hari pada hari ini. Tapi aku terlalu pagi untuk berangkat dari rumah karena aku ingin menghindari pertanyaan dari satu keluargaku.
"Baiklah. Selamat bekerja ssaem," ujar suster Kim memisahkan diri saat berada di pertigaan koridor rumah sakit.
Aku menuju ruanganku. Menunduk dan menatap kosong satu persatu lantai yang kulewati.
Ctak
"Aah!" aku meringis kesakitan seraya memegang dahiku akibat bekas sentilan.
"Sadarlah Jeon Yoora, ini masih pagi dan kau sudah terlelap dalam lamunanmu?" ujar Eunwoo.
Jeon Yoora, batinku.
"Apa kau ada masalah?" tanya Eunwoo.
Aku menggelengkan kepala. Menarik sudut bibirku untuk membentuk sebuah senyuman.
"Tidak ada," jawabku.
"Bohong kan? Raut wajahmu kelihatan dengan jelas bahwa kau ada masalah. Jika kau mau, berbagilah masalahmu denganku. siapa tau, aku bisa memberikan saran yang terbaik untukmu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
the Ridiculous Matchmaking [Jjk]
Fiksi PenggemarTAMAT Judul lama : It's time to get married. Sinopsis: Disinilah kita. Dua makhluk ciptaan-Nya yang tengah melakoni kehidupan sepasang suami istri dari hasil perjodohan konyol yang orang tua kami harapkan. Seiring berjalannya waktu. Semilir bergan...