"Aku juga merindukanmu oppa,"
Yoora menghambur ke pelukan Seokjin dengan gembira. Sementara Jungkook menatap keduanya dengan perasaan dongkol.
"Aku juga merindukanmu oppa," ujar Jungkook pelan sambil menirukan gelagat Yoora.
Yoora menggandeng lengan Seokjin dan membawanya ke meja makan.
"Kau sudah sarapan?"
Seokjin tersenyum dan menggeleng. Yoora dengan cepat mempersiapkan makanan. Apa yang ada di atas kompor ia sajikan di dalam sebuah piring cantik yang ia pilih.
"Ta-da! Aku menyajikan masakan ini khusus untukmu oppa," ujar Yoora senang.
Jungkook membelalakkan matanya kaget dengan apa yang Yoora hidangkan untuk Seokjin.
"Itu kan masakan–"Layaknya pisau, mata Yoora dengan cepat menatap Jungkook tajam. Seolah-olah memberikan isyarat bahwa Jungkook tidak boleh memprotesnya.
Jungkook mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ia menuruti perintah istrinya dan membiarkan Seokjin yang memakan makanan yang ia buat.
Seokjin menyuap satu sendok lalu dimasukkan ke dalam mulutnya.
"Enak. Sudah lama aku tidak mengicipi masakanmu Yoora-ya. Ternyata kau sudah berkembang pesat," ujar Seokjin bangga sambil mengusap pelan puncak poni Yoora.Dengan dongkol Jungkook duduk di sisi kanan Seokjin dan menyodorkan secangkir teh untuknya.
"Mengapa kau datang kesini? Kau tidak sibuk?" tanya Jungkook to the point.
"Apa kehidupan seorang aktor tidak boleh memiliki waktu istirahat Jeon Jungkook-ssi? Aku mengambil istirahat selama 3 pekan. Jika bosan, bolehkah aku main kesini?"
"Tidak–"
"Tentu saja boleh oppa," potong Yoora sebelum Jungkook melarang.
Seokjin memainkan sendoknya serta memandang Yoora penuh dengan kasih sayang. Jungkook hanya bisa memaki habis-habisan nama Seokjin di lubuk hatinya.
Jungkook bangkit dari tempatnya dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil sepiring sarapan untuk istrinya. Karena seingatnya, Yoora belum sempat mencicipi masakannya karena kedatangan Seokjin.
"Makanlah," ujar Jungkook kembali duduk di kursi-nya setelah meletakkan sepiring makanan di hadapan Yoora.
Drrrtt Drrrtt
Saku celana Jungkook bergetar. Ia segera pergi menjauh dari Yoora dan Seokjin dan meraih ponselnya untuk menjawab panggilan.
"Oppa, entah mengapa aku lebih menyukai melihatmu langsung daripada melihatmu melalui layar ponsel atau tv,"
Seokjin mendekatkan kepalanya ke arah Yoora sehingga meninggalkan sedikit jarak di antara mereka.
"Oiya? Pandangilah ketampananku sepuasnya," goda Seokjin.
Jungkook membelalakkan matanya lebar-lebar dan dengan cepat menjauhkan kepala mereka berdua sehingga berjarak seperti semula.
"Apa yang kalian lakukan?!" Protes Jungkook sedikit murka.
Seokjin tersenyum puas, sedangkan Yoora berusaha mengatur degup jantungnya. Jungkook hanya menghembuskan nafasnya dengan kesal karena melihat tingkah Seokjin dan Yoora yang seolah-olah tak terjadi apa-apa.
"Aku akan ke perusahaan seben–"
"Baiklah. Kau butuh apa? Biar kupersiapkan?" Tanya Yoora memotong perkataan Jungkook.
Jungkook mengernyit heran. Entah karena faktor hamil atau memang masih ada rasa. Yoora seperti merasakan perasaan bahagia saat kehadiran Seokjin. Pikiran Jungkook saat ini sedang memikirkan hal-hal yang negatif.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Ridiculous Matchmaking [Jjk]
FanficTAMAT Judul lama : It's time to get married. Sinopsis: Disinilah kita. Dua makhluk ciptaan-Nya yang tengah melakoni kehidupan sepasang suami istri dari hasil perjodohan konyol yang orang tua kami harapkan. Seiring berjalannya waktu. Semilir bergan...