Sembilan belas

8.9K 558 23
                                    

Warn! 18+ only
⚠️⚠️⚠️

Yoora meletakkan bingkai foto itu diatas meja. Lalu mulai mencari-cari bukti lain mengenai gadis yang berada di bingkai itu.

Tangan Yoora tak henti-hentinya mencari di sekitar ruang kerja Jungkook. Setelah Yoora mencari, ia mendapatkan sebuah album foto berukuran yang cukup besar berkat ia menaiki sebuah kursi untuk mengambil album itu di paling atas almari.

"Kenapa Jungkook menyembunyikannya?" gumam Yoora dalam hati.

Yoora membersihkan debu yang menempel di album menggunakan tangannya. Ia mulai membuka halaman demi halaman dan melihat betapa indahnya moment yang tercantum dalam album ini.

"Ya ampun! Gadis ini sangat cantik. Mengapa ia tidak jadi menikah dengan Jungkook? dan mengapa mukanya dicoret dalam bingkai foto itu?" Yoora berargumen dalam hati.

"Kemana perginya gadis ini?" ucap Yoora berargumen lagi.

"Yoora-yya, kau ada dimana?"

Sebuah teriakan memanggil Yoora dari ruang sebelah yang hanya berjarak beberapa langkah saja. Karena ia merasa terpanggil, Yoora buru-buru menaruh album foto dan bingkai foto itu dibawah celah antara lemari dan dinding.

Yoora berlari mendekati sumber suara dan mengambil buku tanpa mengetahui judul buku yang ia ambil.

"Oh? Ada apa kau memanggilku?" ujar Yoora berpura-pura tenang.

"Darimana saja kau?" ujar Jungkook curiga.

Jungkook menatap sebuah buku yang sedari tadi dipegang Yoora dengan erat.

"Sejak kapan kau suka membaca buku astronomi?" tanya Jungkook bingung.

Yoora gelagapan, lalu tersenyum canggung. Ia jelas tidak mengetahui judul buku yang baru saja ia ambil.

"Sejak hari ini, aku menemukan buku ini, dan terdapat penjelasan-penjelasan yang menarik," ujar Yoora bohong.

Yoora menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Ia tersenyum agar raut wajah kebohongannya itu tidak terlalu tertera di hadapan Jungkook.

Jungkook mengangguk setuju dengan pendapat Yoora. Ia menepuk pundak istrinya kemudian mengajaknya ke ruang tidur untuk beristirahat.

"Kau akan tidur secepat ini?" Tanya Yoora.

"Tentu saja. Apakah kau mau melakukan hal yang lain?" ujar Jungkook sambil memicingkan matanya dan mendekati Yoora dengan jarak yang sangat dekat.

Yoora mundur selangkah, namun Jungkook mengimbanginya dengan maju satu langkah.

"Apa yang kau lakukan? Ini dirumah orang tuamu Jungkook!"

"Apa kau takut?"

Jungkook memicingkan matanya dan menyeringai lebar untuk menggoda Yoora.

Ekspresi wajah Yoora menegang, pipinya memerah karena ia mengagumi wajah Jungkook dari dekat.

"Ti-tidak! Aku tidak takut," ujar Yoora gelagapan. Detak jantungnya kini sudah diluar batas normal. Wajahnya dan wajah milik Jungkook hanya berkisar beberapa centi saja.

Jungkook semakin senang mendapati Yoora yang semakin salah tingkah dihadapannya. Jantungnya tak kalah jauh dengan jantung milik Yoora, sama-sama berdegup kencang.

"Kau yakin tidak takut? Aku bisa memangsamu sekarang juga," goda Jungkook.

"Hah?"

Cup

Yoora membelalakkan matanya. Bibir Jungkook menempel di bibirnya. Bau citrus sangat terasa dan bibirnya sangat lembut saat bersentuhan.

Masih dalam kondisi bibir mereka saling bersentuhan, Jungkook menuntun Yoora menuju ranjang dan mulai membaringkan Yoora dengan pelan diatas ranjang.

the Ridiculous Matchmaking [Jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang