Bag. 1

806 18 2
                                    

Suasana pagi sangat cerah dengan mentari yang menghangatkan udara segar sehabis hujan semalam. Di kamar yang cukup mewah terlihat pemuda masih menikmati mimpinya. Dan tanpa iya sadari ada seorang perempuan cantik nan anggun mendekatinya.
" sayang sekolah tidak hari ini." Suara lembut itu membangunkan pemuda itu. Dia lah ibu Maida seorang perempuan yang lembut. Anak satu-satunya yang sangat iya sayangi dia lah Ammar Zoni pemuda tampan, tubuhnya atletis, cool, sedikit jail dan manja. Ya pemuda yang masih mimpi indah dalam tidurnya itulah Ammar yang tidak bisa bangun kalau tidak bundanya yang membangunkan. manja banget ya, hhaaahhhh
"bunda memang sudah pagi ya, hhaaaahhhhhh." saut Ammar dengan mata masih menutup sambil menguap.
"hmm......baunya anak bunda, sudah tampannya bunda, malu tu sama ayam, ayo bangun nanti kesiangan." Kata ibu Maida lembut
"masa bau bun, iya dech bangun." Ammar sambil perlahan membuka matanya
"makanya kalau pulang tu jangan malam-malam." Ibu Maida lagi
"semalam tu ada pertemuan dadakan Bun, jadinya ya githu, anak-anak sih gak bisa dipegang kata-katanya." saut Ammar sambil mulai bangun.
"hm....anak ayah sudah siap ya" kata pak Zoni sembari mengambil sepotong roti. Dia lah ayah Ammar
"pagi ayah ku yang ganteng". Sapa Ammar sambil mengambil roti yang ada ditangan ayahnya
"o..ya Ammar duluan ya Yah Bun soalnya udah mepet ne jam nya, assalamualaikum." Tidak lupa mencium tangan dan kening ayah bundanya.
"hati-hati sayang". Kata ayah dan bunda Ammar bersamaan. Dari jauh Ammar hanya tersenyum melambaikan tangan dan cium jauh.
Itulah Ammar dalam hidupnya.
Disisi lain dirumah mewah berwarna putih hidup sebuah keluarga harmonis dengan dua orang putra putrinya.
"selamat pagi papa, mama, kakak ku yang jelek." Seorang gadis cantik menyapa keluarganya.
"pagi juga bawel." Seorang pemuda tampan membalas suara tadi
"gimana sayang tidurnya, nyaman kan tinggal diJakarta." Kata mama
"alhamdulilah ma, ternyata Jakarta dingin juga." Kata si cantik. Si cantik ini dialah Ranty Maria dia baru pindah dari Surabaya dari kecil dia ikut kakek neneknya di Surabaya sedangkan papa mama dan kakaknya pindah ke Jakarta sejak dia masih SD. Papanya pengusaha sukses di Jakarta mamanya hanya ibu rumah tangga saja, kakaknya kelas XI SMA dan Ranty Sendiri masih kelas X SMA. Ranty akan sekolah disekolah kakaknya, Kakak Ranty namanya Juan.
"ini dia sekolah nya gak kalah keren kan dengan sekolah kamu di Surabaya." Kata Juan yang baru saja menghentika mobilnya diparkir sekolah
"oke, keren juga." Balas Ranty sambil melihat keluar
"plend kemana aja sih ditungguin dari tadi juga." suara anak dari luar mobil yang tidak lain adalah Ammar
"sopan dikit ganteng." Saut Juan sedikit lebay sambil membuka kaca jendela
Tanpa sengaja Ammar melihat ada gadis cantik didalam mobil Juan. "aishhh dapet darimana lo." Kata Ammar ngasal
"gua hajar lo." Juan sambil membuka pintu mobilnya dan menjitak Ammar
"santai bro." Kata Ammar merayu
Dari dalam mobil Ranty keluar dan menghampiri kakaknya Juan. "sudahlah kak biarin ajah."
"tuh si cantik aja woles aja plend kok kamu sewot sihh, ehh....tapi tunggu dulu dech kok kakak sich napa gak sayang ajjah." Ammar sambil cengar-cengir sedikit heran dan agak sedikit gak rela Juan punya pacar Duluan daripada dia
"ngomong jangan main jeplak aja lu." Juan sambil meraih pundak Ammar dengan tangan kanannya
"makan apa sih lo emosian amat." Ammar menahan napas karena dalam jangkuan Juan
"udah kak ayo, jangan diladenin." Kata Ranty sambil menarik tangan Juan melepaskan tangannya dari bahu Ammar
"ntar kita slesein di ruang OSIS." Juan sambil berlalu meninggalkan Ammar yang masih dalam keheranannya
"plend gimana masalah piagam MOS nya woi.... huhhh...... dasar emosian." Ammar dengan sedikit kesal pada Juan
Sesampainya di ruang guru Juan mengajak Ranty masuk ke ruangan waka kesiswaan. "tunggu ya kakak panggilin pak Yunus dulu." Kata Juan sambil meninggalkan Ranty yang duduk di kursi tunggu
Tak lama kemudian Juan datang dengan seorang bapak yang sudah sedikit tua tapi berwibawa. "ini adik kamu yang kamu daftarin kemarin Ju." Kata bapak itu sambil duduk di kursinya
"iya pak ini Ranty adik saya." Kata Juan sambil duduk bersamaan dengan Ranty didepan bapak Yunus
"selamat datang di sekolah kami ya Ranty, semoga kamu nyaman belajar disini, cepat adaptasi dengan anak-anak disini." Pak Yunus sambil mengulurkan tangannya pada Ranty
"iya pak amin semoga saya cepat adaptasinya dengan keadaan disini." Ranty sambil mengulurkan tanaganya.
Di ruang OSIS terlihat Ammar sibuk dengan komputerya. Dalam hati iya menggerutu "sial pagi-pagi dah dapat jitak pala gue mau bales gak mungkin Juan kan sahabat terbaik gue malahan udah kayak saudara, huuhhhh liat aja ntar."
Tak lama kemudian masuk lah Juan "sorry ganteng tadi gua jitak lo, sorry ya maafin gua." Kata Juan sambil memegang pundak Ammar.
"mana bisa gue marah sama lo, gue sayang sama lo plend." Itulah Ammar Juan yang selalu kompak dalam segala hal prestasi saling bersaing tapi tetep bersaudara meski tidak ada darah yang berhubungan.
"thanks ya gue juga sayang sama lo." Juan sambil merangkul Ammar yang sudah berdiri di depannya.
"ngapain juga gue meluk elo, hihh gue masih normal, hihhhh." Ammar sambil melepaskan pelukannya dari Juan
"gue juga masih normal hihhh amit-amit dech, hihhhh." Juan sambil berjalan menuju meja ketua OSIS
"hihhh amit-amit hihhh." Ammar masih kegelian
"hihihi." Juan membalas
"em...ngomong-ngomong lo dapat tu cewek darimana sih, masih ada stok terbaru gak yang kayak tadi aku mau pesen." Ammar nylonong ngomong seenaknya saja
"lu kira tu menu barang-barang mau lo pesen, enak aja." Saut Juan sambil sibuk mencari berkas-berkas yang ada dilaci
"ya tanya aja sapa tau masih ada satu lagi yang kayak tadi, aku mau butuh banget satu aja." Ammar sambil senyum-senyum
"ngomong sekali lagi gue jitak loe." Juan sambil tetap dengan kesibukannya mencari berkas
"hahhaaa mau gue mau." Ammar dengan PD nya
Dilain tempat tepatnya dikelas X.I "selamat pagi anak-anak, ini sekolah kita kedatangan murid baru dari Surabaya, perkenalkan dirimu nak." Pak Yunus
"selamat pagi teman-teman semua, perkenalkan nama saya Ranty Maria saya murid pindahan dari SMA N01 Surabaya." Ranty memperkenalkan diri
"pagi." kelas membalas Ranty
"oke anak-anak ada bangku kosong gak." pak Yunus
"sebelah Ochi pak." kata salah satu murid
"iya pak ini sebelah saya kosong." Ochi sambil menunjukkan bangku kosong disebelahnya
"Ranty silahkan duduk disamping Ochi." pak Yunus mempersilahkan Ranty
"terimakasih pak." Ranty sambil tersenyum
"oke anak-anak bapak mau keluar dulu tunggu guru masuk untuk belajar ya." Pak Yunus sambil berlalu pergi keluar kelas
"iya pak." Saut anak-anak
"hai kenalin gue Ochi." Ochi memperkenalkan diri
"hai juga salam kenal juga aku Ranty." Ranty sambil mengulurkan tangannya
Ranty dan Ochi saling bercengkrama dengan akrabnya seperti bertemu teman lama tanpa sadar guru mereka masuk dan memulai pelajaran
Diruang OSIS terlihat Ammar dan Juan masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Ammar sibuk dengan komputernya sedangkan Juan mempersiapkan berkas-berkas dari banyak tumpukan kertas dimejanya. Sengaja hari ini Ammar dan Juan telah izin dengan wali kelas untuk tidak masuk kelas sampai istirahat pertama karena tuntutan pekerjaan OSIS. Tapi hanya sesekali mereka izin (ingat ya tanpa ada urusan yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan jangan izin untuk tidak masuk sekolah karena tidak berangkat sekolah itu merugikan kamu sendiri contohnya adanya kuis dadakan yang lain dapat nilai tambahan kamu gak dapat itu salah satunya)
"plend bidadari loe tadi kelas berapa sih." Ammar mencoba memecahkan keseriusan dari sahabatnya itu
"sepuluh kenapa, mau ikut jadi kelas sepuluh lagi." Juan dengan berhenti dengan aktifitasnya dan menatap Ammar
"aisshhh tidaklah ngapain juga jadi kelas sepuluh lagi kan udah pernah ngerasain." Ammar dengan berjalan menghampiri temannya belum sempat Juan membalas perkataan Ammar "memangnya loe tadi dapet dari mana sih bidadari kayak githu, sumpah gue heran aja kok ada bidadari didunia nyata." Ammar terus bertanya pada Juan tentang siapa bidadari (Ranty) yang bersamanya tadi.

Hallo CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang