28

212 4 0
                                    

Ditempat lain Linda sedang mencari alamat yang diberikan ayahnya padanya. Dia turun dari mobilnya dan perlahan masuk kekantor itu, dia bertanya pada satpam yang ada didepan dan ternyata sedang ada penerimaan pegawai baru sebagai sekretaris direktur, pak satpam memberitahu bahwa direktur itu pak Ammar namanya. Linda mencari orang kepercayaan Ammar untuk menyeleksi pegawai baru dan ternyata Linda kenal dengan orang itu, sehingga muluslah usaha Linda mendekati Ammar.
Selesai meeting dengan klien Ammar kembali kerumah, bersih-bersih dan mengambil gitar kesayangannya lalu duduk dijendela kamarnya melihat kebawah dengan kendaraan yang lalu lalang didepan rumahnya. Dia mulai memetik gitarnya
"kau begitu sempurna dimataku kau begitu indahh." Ammar sambil membayangkan kebersamaannya dengan Ranty, tak disadarinya Ibra masuk kekamarnya
"kau adalah darahku kau adalah jantung ku, kakak ne sukanya sempurnaaaa." Ibra duduk didepan Ammar
"kapan loe dateng." Ammar terlihat bingung lalu dia melihat kearah meja kerjanya "jangan sampai Ibra tau hubungan gue dengan Ranty." Ammar dalam hati "loe kapan sampai sama siapa." Ammar berlagak berjalan kemeja kerjanya lalu mengambil foto Ranty dan memasukkannya kedalam laci tanpa sepengetahuan Ibra.
"sendiri tadi mama mau ikut tapi katanya besok aja, lagian Bude juga udah tidur." Ibra masih dijendela melihat kejalan
"ooo kirain sama bulek." Ammar duduk diranjangnya memain-mainkan jarinya digitar
"kak emmm Ranty tu cantik banget ya, gak kebayang dech bahagianya bisa ada disamping dia hmmm." Ibra melihat keatas membayangkan wajah Ranty, seketika Ammar menghentikan kegiatan jemarinya
"gue gak nyangka Ibra secepat ini suka sama Ranty." Ammar dalam hati "loe suka sama Ranty." Tanya Ammar pada Ibra
"kayaknya iya dech kak sejak dia masuk gue udah mulai suka sama dia, menurut kak Ammar dia gimana cantik gak." Ibra mendekati Ammar
"hahhh, cantik emm cantik kan relatif yang pernting hatinya." Ammar gugup
"terus dia baik gak menurut kakak kan kak Ammar kayaknya deket sama dia, tapi jangan bilang kak Ammar suka sama dia gue gak mau kita saingan, ya kak." Ibra tersenyum dan merangkul Ammar yang masih kelihatan bingung
"iya." Ammar mencoba tersenyum
"kak gue pulang ya." Ibra berdiri
"jadi loe kesini cuma nanya Ranty doang." Ammar menaikkan alisnya
"ya gak lah, gue udah dari tadi, tadi ngobrol sama pakde, gue pulang." Ibra keluar
"iya ati-ati." Ammar merebahkan tubuhnya keranjang "gue gak bisa jauh dari loe Ra, gue sayang sama loe." Seraya mengambil ponselnya, memanggil Ranty dia menunggu
Ranty sedang melihat bintang "kak Ammar kenapa kak Ammar begitu dekat sih dihati Ranty, emm Ranty sayang sama kak Ammar." Ranty dalam hati, tiba-tiba ponselnya berbunyi buru-buru dia kedalam kamarnya mengambil ponselnya diatas bantal, Ranty berbaring diranjang melihat siapa yang memanggilnya "kak Ammar." Ranty dalam hati dan menerimanya
"hai." Ammar menyapa
"hai kak." Ranty menjawab, dan Ammar bingung harus ngomong apa, Ammar diam "kak Ammar kok diem, apa kak." Ranty lagi-lagi menyadarkan Ammar
"hhahhh iya emmm." Ammar masih saja bingung
"iya kak apa." Ranty tersenyum
"emm udah makan belom." Ammar ngasal
"kak Ammar ini, kak Ammar gak liat jam ya." Ranty membuat Ammar bingung saja
"eeee iya ya maaf, heee lagi apa." Ammar tersenyum bodoh "lagi liat bintang." Ammar menebak
"tau aja, kak Ammar lagi meluk-meluk gitar kan." Ranty juga menebak
"kok tau loe bener-bener dihati gue ya." Ammar tersenyum
"kalau iya kenapa gak boleh." Ranty membuat Ammar berdebar
"syukurlah." Ammar tersenyum lagi
"kalau gak." Ranty lagi
"mati lah hheeee." Ammar asal bicara
"hmmm jangan lah." Ranty lagi-lagi membuat Ammar salting
"jangan jauh-jauh ya yang deket-deket aja kan." Ammar senyum sumringah
"ya aja dech." Ranty mengiyakan
"emm udah malam ne loe istirahat ya." Ammar mengakhiri pembicaraan
"iya, ya udah kakak juga istirahat ya." Ranty membuat hati Ammar berbunga-bunga
"emm iya, ya udah gue tutup ya." Ammar gugup lagi
"iya, ya udah tutup aja." Ranty membuat Ammar bingung
"iya ini mau ditutup, emmm." Ammar kian bingung
"emm apa kak Ammar." Ranty lagi-lagi membuat Ammar bingung jadi makin bingung
"emm." Ammar menarik napas "ya udah loe istirahat selamat malam dan terimakasih udah mau terima telpon gue, daaa."Ammar gemetar
"iya kak terimakasih, kak Ammar juga istirahat ya, daaa." Suara Ranty yang lembut itu membuat Ammar kian gemetar, dan Ammar menutup teleponnya.
"napa gue masih bodoh aja ya sama Ranty, hmmm." Ammar menghela napas dan tersenyum mengingat perilaku bodohnya barusan perlahan dia sudah terlelap.
Paginya Ammar sudah siap berangkat ke kantor dia melajukan motornya. Dilain tempat Ranty sudah siap berangkat kekampus sedangkan Juan sibuk mempersiapkan berkas-berkas dikamarnya, pintunya terbuka sehingga saat Ranty keluar dia melihat kakaknya sedang sibuk.
"pagi kakak." Sapa Ranty
"iya pagi." Juan masih saja sibuk
"emm cari apaan." Tanya Ranty
"sini bantuin cariin daftar pegawai kakak, map warna kuning." Juan masih saja sibuk
"masak nyuruhnya cetus githu, pake senyum lah." Ranty masih saja duduk diranjang kakaknya itu
"iya adik ku sayang tolong bantu kakak mu ini ya cantik." Juan tersenyum manis pada Ranty lalu kembali sibuk
"kakak bisa aja, ya udah dibantu, tapi nanti beliin martabak ya." Ranty merayu kakaknya sambil mencari-cari map kuning sesuai dengan petunjuk Juan
"udah jadi Ammar loe sekarang, martabak terus." Juan dengan masih sibuk
"enak kak." Ranty menemukan map yang dicari Juan "ini aku udah dapet jadi jangan lupa pulang kantor martabak ya." Ranty tersenyum manis pada kakaknya
"iya Ammar dua." Juan mengambil map ditangan Ranty dan mengelus lembut kepala adiknya itu
"kok Ammar dua." Ranty terlihat bingung
"ya kan tukang modus terus suka martabak, sama aja." Juan memasukkan berkas-berkas ditasnya tanpa melihat Ranty
Ranty menghampiri kakaknya yang sibuk itu "jadi Ranty kayak kak Ammar ne maksudnya."
"iya sama." Juan mengambil kunci mobilnya dan hendak keluar "loe ikut kakak aja gimana."
"ke kantor." Tanya Ranty bingung
"iya masak kepasar ngapain." Juan serius
"Ranty mau ngapain juga dikantor kakak." Ranty duduk dimeja kerja Juan
"ya liat-liat aja dulu biar nanti kalau pegang usaha sendiri gak kaget." Juan mengarahkan "hari ini gak ada kelas kan."
"iya juga, tapi tunggu dech kok kakak tau Ranty gak da kelas." Ranty bingung lagi
"tau lah yang bantu pak Jaya buat jadwal kan kakak sama pangeran loe." Juan seraya berjalan keluar
"pangeran." Suara Ranty lirih "pangeran itu siapanya Ranty kak, siapa emang." Ranty mengejar kakaknya
"Ammar anak jelek." Juan mengusap kepala Ranty dan membuat rambutnya sedikit berantakan
"kakakkk." Ranty sebel "emang kak Ammar pangeran Ranty." Ranty kembali mengejar Juan
"loe kan bidadari Ammar jadi Ammar pangeran loe kan." Juan tersenyum
"kakak bisa aja." Ranty tersenyum
"ikut ya daripada dikampus cuma diperpus." Juan masih memaksa adiknya
"ya udah ikut." Ranty akhirnya mau, setelah sarapan bersama dan berpamitan Juan dan Ranty berangkat

Hallo CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang