Disisi lain Ammar baru saja sampai, memakirkan motornya dan masuk ke dalam, semua karyawan menyapanya dengan ramah. Dia langsung masuk keruangannya, dan
"permisi Pak." Suara itu membuat Ammar sadar sesaat dia membuka komputernya
"o..pak Danu iya pak silahkan masuk."Ammar tersenyum, dia melihat seseorang bersama pak Danu
"Pak ini saya bersama sekretaris baru buat Bapak, Linda namanya Pak." Pak Danu memperkenalkan
"Linda kok."Ammar bingung
"jadi Bapak sudah kenal dengan Linda." Tanya pak Danu
"iya pak." Ammar masih bingung, setelah mengenalkan Linda pada Ammar pak Danu keluar, Ammar menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh Linda dan tempat kerjanya ada diluar. sesekali Linda memperhatikan Ammar yang sedang menjelaskan apa yang harus dikerjakannya itu. Ammar bingung saat Linda memperhatikannya,
"loe ngapain senyum-senyum githu." Tanya Ammar heran
"emm gapapa kok." dan Linda pun keluar dengan melempar senyum lagi sesaat sebelum keluar.
Setelah selesai dengan perkerjaannya dikantor, Ammar bergegas keluar, dan Linda ingin ikut bersamanya Ammar pun tak bisa menolak karena mau sama-sama ke kampus, tak enak dengan pak Jaya fikirnya. Ammar bingung harus bagaimana karena dia bawa motor bukan mobil dan akhirnya Ammar memanggil taksi untuk Linda, saat didalam Linda tetap menunggu Ammar tapi Ammar malah sudah jalan duluan dengan motornya tanpa sepengetahuan Linda "dasar cowok, liat aja ntar." Linda menggerutu dalam hati
Saat sampai dikampus Ammar langsung masuk ke ruangan pak Jaya, dia meminta maaf karena tidak bisa membonceng anak orang sembarangan memakai motornya itu dan menanyakan kenapa Linda bisa melamar kerja dikantornya, pak Jaya menjelaskan bahwa mungkin itu hanya kebetulan saja, dan Ammar pun memahaminya, lalu Ammar izin keuar dan masuk ke ruang senat. Juan datang dengan Ranty
"selamat siang mas bolehkah kami masuk." Juan berlagak sopan didepan Ammar yang mulai sibuk dengan komputernya itu
"iya silahkan." Ammar membalikkan badannya
"hhaahhaaa." Juan sudah duduk didepannya dan Ranty hanya tersenyum saja
"Juannnn." Ammar kesal lalu melihat Ranty yang berdiri didepan pintu "hai." Ammar tersenyum
"iya kak Ammar." Juan menirukan sapaan Ranty pada Ammar
"loe apaan sih." Ammar melemparkan buku pada Juan
"hahhaaa." Juan tertawa
"hai kak." Ranty duduk dikursi sebelah Juan
"loe udah makan." Ammar tersenyum pada Ranty
"belum." Ranty menggeleng
Tiba-tiba ada yang masuk "Ammar kamu tega banget sama gue." Suara itu sepertinya akrab dengan Ammar membuat Juan dan Ranty menoleh
"loe siapa." Tanya Juan heran
"gue sekretaris Ammar, loe siapa." Linda berlaga sok akrab dengan Ammar didepan Juan
"sejak kapan Ammar punya sekretaris hahhhaa ngaco." Juan tertawa geli mendengar Linda
"Ammar kasih tau dia" Linda mendekati Ammar
Ranty terlihat kesal melihat kelakuan Linda pada Ammar dan Ammar sadar lalu memperhatikannya "emm kita makan yok keluar." Ammar mencairkan suasana
"Ammar jelaskan dulu kok malah keluar sih." Linda mencari perhatian
"iya ntar aja, Ju Ra ayok." Ammar didepan pintu, Juan dan Ranty tanpa menjawab langsung keluar tapi Linda terlihat kesal sekali "Linda silahkan." Dan Linda pun keluar, mereka berempat cuma berjalan kaki dirumah makan seberang kampus, saat mereka sampai
"kak Juan." Suara itu jelas memanggil Juan dan Juan menoleh kearah suara itu ternyata Syahnas yang memanggilnya
"ehemmm, dipanggil kesayangan tu."Ammar menggoda Juan
"loe apa sih, emm gue kesana dulu ya."Juan malu-malu
"iya udah sana." Ammar mendorong Juan, dan sekarang Ammar bersama dua wanita cantik. Mereka duduk bertiga dan Ammar memanggil pelayan untuk memesan makanan. Saat makanan datang mereka memakannya perlahan, terlihat Linda sangat kesal dengan keakraban Ammar dan Ranty
"cobain punya gue enak." Ammar mengulurkan tangannya pada Ranty hendak memberi suapan pada Ranty dan Ranty menerimanya tanpa menolaknya seraya tersenyum
"terimakasih kak." Ranty tersenyum "sekarang kakak coba punya Ranty gak kalah enak kok." Ranty juga mengulurkan tangannya pada Ammar dan Ammar menerimanya
"terimakasih ya." Ammar denga makanan dimulutnya
"iya kak." Ranty kembali tersenyum dan Ranty tak sengaja melihat Linda yang hanya cemberut memain-mainkan makanannya "emm Linda kamu gapapa." Ranty pelan menyapanya dan Ammar hanya terlihat biasa saja melihat Linda yang wajahnya berubah aneh
"sudah dia gapapa kita lanjutkan makan saja, Linda silahkan." Ammar tersenyum tipis
"gue akan balas loe Ranty muka jelek hmmm." Linda menggerutu dalam hati "kalau gue gak bisa dapetin Ammar apalagi loe." Lagi-lagi Linda menggerutu dalam hati dan menatap Ranty sinis
"kak." Ranty menyenggol lembut tangan Ammar agar Linda tak menyadarinya, Ammar membulatkan matanya lalu melihat Linda
"sudah makan saja." Ammar berbisik pada Ranty, Linda terus saja melihat Ranty, setelah selesai makan mereka hendak pergi, Juan datang bersama Syahnas
"udah mau pergi." Juan menyapa
"Syahnas." Ranty sedikit kaget
"Ranty." Syahnas juga heran
"kok sama kak Juan." Ranty makin penasaran
"emang loe gak tau,mereka kan baru jadian." Ammar menyenggol Ranty dengan lengannya, terlihat Juan memejam-mejamkan matanya tanda jangan sampai Ranty tau tapi Ammar sudah terlanjur bicara
"jadi kemarin itu beneran ya, iya Nas kamu udah jadian sama kakak aku." Ranty tersenyum dengan sedikit rasa herannya
"udah ayo kita pergi." Juan menarik tangan Ammar "loe tu." Juan berjalan merangkul Ammar sambil menjitak kepala Ammar
"gapapa kan Ranty berhak tau kan calon kakak ipar hehheee." Ammar dengan lantang
"mulut loe." Juan membungkam mulut Ammar, Ammar terus saja tertawa
"Ranty kapan kamu pulang." Tanya Syahnas
"udah semingguan sih." Ranty menjawab
"o..iya aku ikut prihatin dengan kejadian penculikan kamu kemarin ya maaf aku gak bisa nengok soalnya aku lagi ke Bandung." Syahnas sambil berjalan bersama Ranty
"iya terimakasih, emmm kok kamu tau." Tanya Ranty "o..ya lupa pasti dari kak Juan kan." Ranty tersenyum
"hmmm iya." Syahnas malu
"yang betah ya calon kakak ipar ku sama kakak ku yang super kocak itu." Ranty tersenyum pada Syahnas membuat Syahnas semakin malu
"kamu apaan sih Ran, calon apa sih masih lama tau." Syahnas dengan malu-malu
"gapapa kan, iya gak." Ranty kembali tersenyum dan mereka berdua terlihat sangat akrab
Saat Ranty sadar dengan keberadaan Linda dibelakangnya "Linda ka...." Ranty menoleh kebelakang tapi Linda sudah tidak ada "mungkin dia sudah pergi kita pergi aja." Ranty mengajak Syahnas kembali kekampus
Dilain tempat Linda sudah melaju dengan mobilnya kesuatu tempat, dia berhenti kesebuah rumah kosong bertemu dengan laki-laki yang berbadan kekar, "kalian tau kan harus berbuat apa, bunuh orang yang namanya Ammar, jelaskan." Linda dengan nada kesalnya
"iya mbak kami siap." Salah satu dari mereka
"ini uang mukanya, sisanya kalau sudah ada kabar dari kematian Ammar, nanti gue kasih tau waktu yang tepatnya." Linda memberikan amplop pada salah satu dari orang-orang kekar itu, dan Linda pun kembali kemobilnya lalu mulai pergi meninggalkan tempat itu, "gue cinta sama loe Ammar gue cinta sama lo." Linda terdengar marah lalu tertawa "hhahhhaaa tapi gue benci sama loe, emmm." Kemudian dia menangis "lebih baik loe mati daripada ada orang lain yang memiliki loe, loe harus mati Ammar, hhahhhaaa." Tiba-tiba ponselnya berbunyi dia mendapat pesan dari pak Danu untuk segera pergi meeting sama Ammar. dia sangat bahagia dan buru-buru melajukan mobilnya. Ternyata Ammar juga sudah sampai ditempat itu
"Ammar." Linda tiba-tiba datang dan menggandeng tangan Ammar
"loe apa sih maaf." Ammar menolak
"gue cantik kan kenapa sih loe dingin banget sama gue." Linda terus mencoba menggandeng tangan Ammar
"maaf Linda ini tempat umum." Ammar kembali menolak
"jadi kalau tempat pribadi gapapa." Linda terus menggoda Ammar
"maaf Linda asal loe tau ya, gue tidak mungkin berusaha dekat dengan loe, denger ya gue sudah punya hati sama orang lain dan pastinya itu bukan loe, maaf." Ammar melepaskan tangan Linda dengan seraya berjalan masuk
"Ammar." Linda kesal dan mengejar Ammar
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Cinta
RandomPemuda yang belum pernah satu kalipun berpacaran bertemu dengan gadis yang membuatnya jatuh hati sampai menyebut gadis itu bidadari, yahhhh yang sesungguhnya gadis inilah yang sudah di jodohkan padanya. Kisah cinta dari seseorang yang mengenal cinta...