Bag. 20

199 6 0
                                    

"itu yang ngarep elo." Baron meraih pundak Ammar dan mengajaknya berjalan keluar
"beneran kapan gue boong." Ammar menahan suara karena berada didekapan tangan Baron dan Iqbal hanya tertawa saja melihat tingkah keduanya, sesampainya didepan pintu ada Erlin dan Ranty berjalan kearah mereka Iqbal yang selesai mengunci pintu "cuit cuit, calon istri lewat neh."
Ammar langsung melepaskan tangaan Baron dari pundaknya dan membungkam mulut Iqbal takut berbicara yang lebih jauh "hai Ranty hai Erlin." Ammar nyengir
"hai kak Ammar, kak Baron, kak Iqbal." Erlin melambaikan tangan "emmm emang siapa kak calon istri siapa." Erlin bertanya pada Iqbal yang masih dibungkam mulutnya oleh Ammar
"sudah gak ada kok, Mending buruan kekampus dech entar telat." Ammar berkilah lagi tapi Ranty hanya tersenyum dan langsung mengajak Erlin berjalan meninggalkan Ammar dkk. Setelah Ranty pergi Ammar melepaskan Iqbal "loe tu bikin rahasia gue hampir terbongkar aja."
"hahhhaaa berarti bener gue kan, yang nagrep tu elo." Baron tertawa puas
"udah ayo ntar telat." Ammar berjalan tanpa perduli dengan temannya
Sekitar pukul 11 waktu Belanda Ranty sudah menunggu Ammar disuatu tempat dan Ammar yang baru saja keluar bergegas pergi setelah bicara dengan temannya. Ammar berlari takut terlambat tapi benar saja Ranty sudah menunggunya
"hhhaaaaa maaf hahhhh." Ammar terengah-engah
"iya gapapa kok, ayo kak." Ranty langsung maenarik tangan Ammar untuk menuju sebuah taman bermain, Ammar yang masih terengah-engah mengikuti saja ajakan Ranty ya bidadari pujaan hatinya itu. mereka awali kebersamaan itu dengan bermain lempar berhadiah, pertama Ammar melempar tak mendapatkan apa-apa tapi Ranty bilang tidak apa-apa dan Ammar kembali melempar tapi gagal lagi dan lagi-lagi Ranty memberi semangat dan akhirnya lemparan ketiga Ammar mendapatkan sebuah boneka panda besar berwarna original (bahasanya hmmm). Mereka sangat terliha bahagia hari itu. mereka banyak melakukan hal-hal menyenangkan berdua bahkan saat membeli es krim mereka hanya membeli satu untuk berdua ( so sweetttt), terlihat saat Ranty makan es krim dan bibir Ranty blepotan Ammar membersihkannya dan keduanya saling bertatapan, setelah itu mereka lanjutkan kebersamaan dengan naik sepeda gandeng berkeliling ditaman kota (ehhh kayak dijakarta aja hahaaa ngasal) sungguh itu hari yang sangat bersejarah bagi Ammar bahkan untuk Ranty meskipun tidak ada kata ikatan pacaran diantara mereka, mereka sangat menikmati kebersamaan itu. malam pun tiba tapi mereka masih menikmati kebersaan itu, tapi Ammar mengajak Ranty untuk pulang karena Ammar tidak mau bidadarinya kecapean seharian bersamanya. Mereka pulang dengan berjalan kaki
"loe capek." Tanya Ammar dengan memegang tangan Ranty
"sedikit." Ranty tersenyum, dan tanpa meminta persetujuan Ranty Ammar langsung menggendong Ranty dipunggungnya
"mau jalan aja apa lari." Ammar meminta pendapat
"kak Ammar turunkan Ranty." Ranty memberontak ingin turun
"husssttttt,kita lari sekarang ya." Ammar berlari dengan Ranty dipunggungnya mereka tertawa bersama tanpa memperdulikan orang-orang disekeliling mereka dan sampailan mereka di apartemen mereka tapi Ammar terus saja menggendong Ranty dipunggungnya sampai keatas, Ammar menurunkan Ranty tepat didepan apartemennya
"makasih ya kak." Ranty tersenyum
"ya udah loe masuk geh udah malam, selamat istirahat ya." Ammar membalas senyum Ranty dan Ranty mengangguk tanda setuju, saat Ranty berbalik untuk membuka pintu Ammar menarik tangan Ranty
"kenapa kak, kok Ammar nangis." Ranty panik
Ammar memegang kedua tangan Ranty "besok gue harus pulang ke Indonesia dan geu bakal jauh lagi sama loe, jaga diri loe baik-baik ya disini jangan nakal ya" Ammar tersenyum dengan air mata dipipinya "terimakasih untuk hari ini, gue bakal ingat sampai kapan pun apa yang sudah kita lalui hari ini." Ammar mencium kedua tangan Ranty dan setelah itu Ammar menatap Ranty dalam-dalam semakin lama semakin dalam wajah Ammar semakin dekat dengan wajah Ranty bahkan hampir bersentuhan, bibir Ammar semakin dekat dengan bibir Ranty dan hampir bersentuhan satu sama lain tapi
"emmm maaf gue gak da maksud apa-apa, maafin gue ya." Ammar melepaskan tangannya dari tangan Ranty dan sedikit menjauh dari Ranty dan Ranty hanya diam tanpa mengangguk apalagi berbicara entah apa yang dia rasakan dan dia fikirkan
"emmm." Ammar bingung "gue pamit ya loe istirahat ya pokoknya makasih banget, loe jaga diri baik-baik ya disini, Assalamualaikum." Ammar bergegas pergi tapi Ranty menarik kuat tangan Ammar dan membuat Ammar berbalik dengan cepat, Ranty meraih leher Ammar dan Ammar pun sedikit menunduk, Ranty menjinjitkan kakinya dan bibir hangat Ranty menyentuh lembut bibir Ammar, Ammar membulatkan matanya Ammar merasa terbang kelangit ketujuh, bibir Ranty sangat hangat dia rasakan, Ammar melirik Ranty yang menutup matanya itu, dan Ammar pun mengakhirinya dengan menarik kepala Ranty perlahan
"emmmm." Ammar mendongakkan kepalanya keatas " ssttttt loe buruan masuk ya ssttt udah malem." Ammar menelan ludah "ayo masuk." Dan Ranty hanya tersenyum tanpa menjawab "gue pamit ya." Ammar membungkukkan badannya "jaga diri loe baik-baik ya." Ammar tersenyum dan Ranty memeluk Ammar
"kak Ammar hati-hati ya." Ranty memeluk erat tubuh Ammar
"iya." Ammar mengelus lembut kepala Ranty "ya udah masuk sana geu pamit ya." Melepaskan pelukan Ranty dan Ranty pun perlahan membuka pintu dan masuk "Assalamualaikum." Ammar tersenyum
"walaikumsalam." Ranty membalas dan perlahan juga Ammar pergi "kak Ammar." Ranty memanggil Ammar pun menoleh Ranty hanya tersenyum dan sepertinya tak mau berpisah dengannya
"udah sana istirahat." Ammar memblas senyum Ranty dan akhirnya Ranty masuk dengan tetap diperhatikan Ammar, setelah itu Ammar berjalan ke apartemennya, sepanjang perjalanan Ammar memegangi bibirnya "gue mimpi ya, tadi gue ngapain sstttt" memejamkan matanya "hmmmm huhhhhh." Membuang napas menenangkan diri sendiri, sesampainya diapartemennya
"yang pacaran sama calon istri baru pulang." Baron meledek
"seru ya pasti seru tu." Iqbal ikut-ikutan
"kalian belum tidur, kok udah siap-siap geu gimana, ne barang-barang yang baru gue beli juga gimana, bantu-bantu." Ammar penik melihat temannya yang sudah kemas-kemas
"iya gantian lah." Saut Iqbal dan Ammar pun bergegas menyiapkan kopernya. Setelah semua selesai mereka tepar ditempat tidur masing-masing tak lama kemudian Baron dan Iqbal sudah tidur karena kecapean, tapi Ammar yang merasa panas masuk kekamar mandi. Setelah bersih-bersih Ammar membaringkan tubuhnya dan dia teringat lagi dengan kejadian barusan yang dia alami bersama Ranty "ciuman pertama gue." Dia tersenyum dan memegangi bibir nya sendiri "hahhh sudahlah lebih baik gue tidur." Ammar memejamkan matanya. Pagi pun datang dengan indahnya Ammar dan kedua sahabatnya sudah siap berangkat ke Bandara karena waktunya sudah mepet Ammar lupa berpmitan dengan Ranty. Saat tiba dibandara Ammar baru teringat dengan satu nama "Ranty maaf gue gak sempat pamit sama loe." Ammar dalam hati dan terus berjalan dibelakang temannya itu. Ammar terus berjalan dengan cepat karena takut tertinggal
"kak Ammar." Suara itu memanggilnya
Seketika Ammar terdiam melihat sesosok orang membawa koper sedikit jauh didepannya.
Orang itu melambaikan tangan dengan melempar senyuman, Ammar buru-buru mendekatinya
"loe ngapain." Ammar memegang tangan orang tersebut
"Ranty pengen pulang sama kak Ammar." Ranty tersenyum(oohhhh ternyata Ranty toh)
"kenapa." Tanya Ammar heran
"gapapa pengen aja." Jawab Ranty pendek
"kuliah loe gimana." Tanya Ammar lagi
"udah beres." Jawab Ranty singkat
"beres, gue masih........" Ammar tak melanjutkan karena tangannya sudah ditarik Ranty
"udah ayo pulang." Ranty tersenyum lalu menarik tangan Ammar karena sebentar lagi pesawat akan take
Dipesawat Ammar masuk belakangan dan Iqbal yang sudah duduk disamping Ranty tiba-tiba berdiri dan pindah ke samping adiknya Baron
"ngapain." Ammar menarik Iqbal agar berdiri
"gue sahabat yang pengertian bego." Iqbal menarik tangannya dari Ammar "sudah duduk disini aja." Iqbal mandudukkan Ammar disamping Ranty "nah gini kan enak liatnya." Iqbal duduk lagi ketempatnya
"maksud loe." Ammar bingung dan Iqbal tak menjawab hanya memainkan alisnya, kenapa si heboh gak ada suara ternyata Baron sudah tidur maklum karena mereka tadi malam siap-siap sampai jam 2 malam waktu Belanda dan harus berangkat ke Bandara pukul 5 pagi waktu Belanda
"kak Ammar." Ranty memegang tangan Ammar
"iya." Ammar tersenyum "kok senyum-senyum kenapa." Tanya Ammar
"gak ada Cuma manggil aja." Ranty tersenyum juga
"kenapa." Ammar mendekatkan wajahnya ke wajah Ranty
"ihhh kak Ammar." Ranty sedikit mendorong Ammar yang mendekati wajahnya

Hallo CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang