"kak Ammar ne Ranty serius kok becanda sih." Ranty kesal
"hhhehhhhheeee." Ammar tertawa kecil "maaf daripada loe bingung nyari bintang jatuh, maaf ya." Ammar memegang pelan lengan Ranty. Ranty tersenyum sedikit kesal.
"kak boleh nanya gak." Ranty dengan nada serius
"nanya apa, kalau loe nanya tentang cinta, gue punya cinta buat loe," Ammar tersenyum pada Ranty "gak maksud gue mau nanya apa, becanda kok."
Mengerutkan keningnya "kak Ammar ini." Malu "Ranty serius kak."
"iya apa, gue juga serius ini." Ammar senyum
"kak Ammar pernah gak ngrasain hal-hal aneh ketika bertemu seseorang, emmm kayak gugup terus bingung mau ngomong apa terus senyum-senyum sendiri ketika ingat orang itu." Ranty tanpa melihat reaksi Ammar dengan tetap memandang kelangit
"pernah, baru kemarin gue ngrasain itu, emmm gue kayak orang bego aja waktu ketemu dia terus kayak orang gila kalau lagi sendiri suka senyum-senyum ingat dia, gue awalnya bingung gue kenapa karena sebelumnya gue gak pernah kayak gini, menururt gue cewek tu sama aja gak ada yang spesial tapi gue salah setelah gue ketemu sama cewek ini ya cewek yang satu ini bikin gue bodoh gila begok dan gak tau lah apa itu." Ammar sedikit merebahkan tubuhnya memandang kearah langit dan tersenyum tanpa dia sadari Ranty yang ada disampingnya memperhatikannya. Ranty meresa bingung karena pada awalnya dia lah yang ingin mencari jawaban dari Ammar tapi dia merasa sekarang Ammar lah yang sedang curhat tentang perasaannya. Tak lama kemudian
"ehhh kenapa gue yang curhat sih, emmm sory ya gak sengaja." Ammar tersenyum bodoh
"gak sengaja mkasud kak Ammar." Ranty bingung "masak iya ngomongnya jelas gitu gak sengaja kak Ammar ne ada-ada aja." Ranty makin bingung
"hehheeee." Ammar tersenyum bodoh "iya maksud gue, gue pernah ngrasain seperti yang loe bilang tadi intinya gitu, emang ada apa." Tanya Ammar dengan nada serius
"jadi itu namanya apa kak." Tanya Ranty lagi
"cinta lah." Jawab Ammar dengan cepat membuat Ranty terdiam dan makin bingung dengan tingkah Ammar
"jadi kak Ammar sedang jatuh cinta sama cewek itu." tanya Ranty dengan cepat juga
"iya lah." Ammar dengan cepat "emmm gak tau sih." Bingung setelah sadar dengan apa yang iya katakan "ya menurut gue itu, emm emang loe ngrasa aneh waktu ketemu siapa sih." Tanya Ammar penasaran
"rahasialah." Ranty tersenyum sedikit meledek
"aishhh pake rahasia segala cerita napa." Ammar penasaran, Ranty hanya mengerutkan keningnya. Dari jauh terdengar ada yang memanggil
"sudah malam tidur." Ternyata Juan yang memanggil Ammar dan Ranty. Tanpa menjawab Ammar hanya mengacungkan jempolnya
"udah malam mending loe tidur besok masih banyak tugas dari pak Sam." Suruh Ammar pada Ranty
"ya udah Ranty duluan ya Kak." Ranty sambil berdiri dan perlahan berjalan baru satu langkah
"Ranty." Panggil Ammar sesaat Ranty berhenti dan menoleh kearah Ammar
"Iya apa kak." Tanya Ranty
"gak, gak jadi silahkan duluan." Ammar terlihat bingung
"emmm, ya udah Ranty duluan." Tersenyum dan kembali melangkah dan baru selangkah lagi
"Ranty." Ammar lagi, kaali ini Ranty berhenti tanpa menoleh dan menjawab "selamat malam." Ammar sambil twrsenyum
"iya, selamat malam juga kak." Jawab Ranty tersenyum dengan sedikit menoleh ke arah Ammar kemudian dia melangkah pasti karena Ammar tidak memanggilnya lagi "dasar orang aneh." Ranty berbicara dalam hati
"hmmm adem banget rasanya." Ammar kembali duduk dikursinya dan tanpa dia sadari Juan sudah duduk dikursi tepat disampingnya
"mau lebih adem ini ada air satu ember mau." Juan meledek
"hehhh." Ammar kaget "loe tu bikin gue jantungan aja." Ammar menepuk pundak Juan
"masak." Sedikit panik "gue panggilin dokter ya hahhaaaa." Juan meledek
"loe tu." Ammar kesal dan meraih kepala dan melingkrkan tangannya dileher Juan
"hahhhaaaaa, loe tu yang gila.' Juan masih saja tertawa
"hhaahhhhhhh." Ammar menjitak kepala Juan seraya melepaskan tanganya
"aduh, sakit bego." Juan mengelus kepalanya dan membalas menjitak Ammar
"au." Ammar sedikit kesakitan "sakit tau." Ammar kesal
"loe pikir gue gak, iya kali, napa sih loe, apanya yang adem sih, emang ini malam kan makanya adem." Tanya Juan penasaran
"mau tau aja." Ammar masih kesal dan meledek Juan dengan mengeuarkan sedikit lidahnya
"dasar." Kesal "loe tadi ngapain sama bidadari." Tanya Juan
'bidadari, ohh Ranty." Ammar tersenyum
"hahhhaaaa." Puas 'jadi beneran yang loe bilang bidadari dari kemarin tu Ranty, hhaahhhaaaa." Juan tertawa puas karena mengetahui Ammar jujur
"maksud loe apa, bukan maksud gue." Ammar salting belum sempat melanjutkan
"padahal kemarin gue Cuma nebak-nebak aja tentang siapa yang loe panggil bidadari, dan sekarang gue tau jadi Ra..." belum melanjutkan tiba-tiba Ammar menutup mulut Juan karena Juan sangat keras mengeluarkan suaranya
"loe tu gak bisa ngomong pelan-pelan nanti ada yang denger." Ammar dengan terus membungkam mulut Juan dengan tangannya
"lepas." Melepaskan kepalanya dari tangan Ammar "semua tu udah tidur napa loe bingung sih, biasa aja kali." Juan meledek Ammar lagi
"loe tu emang bener-bener ya." Menggelitik perut Juan dan seperti anak kecil mereka saling menggelitik satu sama lain sambil tertawa bersama mereka sangat asyik bercanda sambil berjaga malam. Didalam tenda hanya ada Ochi dan Ranty ternyata Syahnas CS membuat tenda lagi untuk mereka bertiga.
"Ran keren gak foto gue." Ochi menunjukkan foto dari ponselnya dan terlihat dimata Ranty, Ochi dan Ichal sedang berfoto dengan berbagai gaya yang membikin hati Ranty sedih
"emmm bagus kok." Ranty menjawab dengan gemetar
"keren apa gak kok bagus sih." Ochi melihat Ranty
"iya maksud gue keren, kapan oe foto nya." Tanya Ranty
"tadi siang waktu kita cari bunga, loe sih tadi gue cariin ngilang, o......ya tadi loe kemana sih kita kan satu kelompok kok loe pergi sendiri." Tanya Ochi dan meletakkan ponselnya
"tadi, emmm gue tadi ke tenda karena gue pikir udan dapet bunganya." Ranty melebarkan matanya mencari alasan yang tepat agar ochi tidak tau kalau sebenarnya dia pergi bersama Ammar
"udah, udah malem ne kita tidur ya kata kak Ammar besok masih banyak tugas dari pak Sam." Ranty mencari alasan lagi
"kok kak Ammar sih, bukannya kakak loe kak Juan napa Kak Ammar, hayoooo jangan jangan loe." Ochi meledek
"loe apaan sih tadi gue gak sengaja ketemu kak Ammar terus dia bilang gitu, loe jangan aneh-aneh dech." Ranty dengan muka memerah "kenapa kak Ammar sih." Ranty berbicara dalam hati
"gak sengaja apa emang sengaja sih Ran, hayooo...." Ochi meledek lagi
"ochiiii, udah ah gue mau tidur." Ranty membelakangi Ochi
"iya dech iya, hheehheeeee." Ochi memeluk Ranty dari belakang "jangan marah ya cantik."
"iya udah lepasin gak bisa napas." Ranty sambil membalik tubuhnya mengarah ke arah Ochi
"ya udah waktunya tidur." Ochi menarik selimutnya dan menghitung 1-3 untuk dia sendiri dan ranty mengakhiri candaan dengan menutup mata masing-masing.
Malam pun berakhir dengan suara adzan subuh yang berkumandang. Semua siswa yang muslim sudah siap ditempat yang telah disediakan Ammar dan Juan semalam. Ammar mengumandangkan adzan dengan begitu indahnya membuat semua yang mendengar merinding dibuatnya
"suara kak Ammar bagus ya Chi." Ranty dengan terus melihat Ammar yang sedang berdiri mengumandangkan adzan itu
"ehemmm, iya bagus kok bagus banget." Ochi tersenyum dan mengarahkan wajahnya tepat dihadapan Ranty yang dari tadi dia lihat sedang memeprhatikan Ammar
"Ochi apaan sih." Ranty malu. Dengan berakhirnya suara adzan semua bersiap untuk melaksanakan sholat berjamaah. Ammar menjadi imam dan dalam hati dia berfikir "gue jadi imam Ranty hahhh semoga gue yang beneran jadi imam dia kelak nanti aammiin ya Allah." Ammar tersenyum dengan mengahdap keatas sebelum dia memulai memimpim sholat. (aaammiiin Ammar) PERCEPAT. Pagi yang cerah itu setelah sarapan semua mendapat tugas dari pak Sam untuk mencari tumbuhan langka yang dikira belum diketahui anak-anak. Kali ini pak Sam langsung yang memandu dan OSIS hanya mengawasi. Ammar dan Juan mengawasi regu 1 yang terdiri dari 3 kelompok dan salah satu kelompoknya ada kelompok Ranty (kebetulan apa jodoh ya). Saat dalam perjalanan yang berbukit
"Rantyyyyy." Ochi menjerit memanggil Ranty. Ada apa sebenarnya dengan Ranty apa dia jatuh terus ada gak yang nolongin dia. Semoga Ammar semoga.
Dengan cepat tangan itu menarik tangan Ranty dan langsung merengkuh tubuh Ranty. Mata itu sungguh dalam menatap Ranty begitupun Ranty begitu mendalam menatap mata itu. mata yang selama ini Ranty anggap menarik perhatiannya. Ya mata yang membuat hati nya merasa aneh merasa gugup jika bertemu merasa gila saat jauh. Saat mereka larut dengan tatapan dengan tubuh sedikit mendoyong semua mata yang dekat memperhatikan mereka. Ada yang bilang mereka cocok ada yang bilang tidak cocok ada yang bilang mereka serasi dan yang lain. Dari bawah ada dua pemuda yang berlari keatas menuju suara teriakan.
"ada apa dengan Ranty mana dia." Ammar dan Juan hampir bersamaan dengan nada khawatir (nah lo kok Ammar dan Juan masih nanya Ranty kenapa, hadewhhhh jadi siapa yang merengkuh tubuh Ranty, aku gak relaaaa sumpah, hheeehheeee peace iklan)
"itu kak." Kata seorang siswa. Ammar menoleh sekejap kearah kanan dan langsung mencari kearah kiri kemudian sekejap dia menoleh lagi kearah kanan karena dia melihat Ranty yang setengah berdiri dan tubuhnya ditopang oleh Ichal (ohh ternyata Ichal to, kenapa bukan Ammar sih, tadi kamu kemana sih Mar, hheehheeee). Ammar merasa aneh dalam hatinya rasanya pengen marah pengen lari dan menarik Ranty entah apalagi yang ia rasakan, saat dia bergejolak dengan hatinya sendiri Juan mengambil keputusan karena melihat Ranty seperti itu pada Ichal dan sesaat sebelum ia berlari ke Ranty dia melihat Ammar yang langsung terdiam.
"ayo tolongin." Juan sesaat sebelum berlari menarik tangan Ammar yang langsung diam dilihatnya. Ternyata Ammar sudah berlari dulu mendahului Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Cinta
De TodoPemuda yang belum pernah satu kalipun berpacaran bertemu dengan gadis yang membuatnya jatuh hati sampai menyebut gadis itu bidadari, yahhhh yang sesungguhnya gadis inilah yang sudah di jodohkan padanya. Kisah cinta dari seseorang yang mengenal cinta...