Bag. 2

362 12 0
                                    

"loe kenapa sih nanya-nanya mulu dari tadi kayak gak pernah liat cewek aja." Juan dengan menatap Ammar serius
"aisshhh, napa loe liatnya githu ntar naksir sama gue gimana, hahhaaa." Ammar dengan PD sambil menatap Juan dengan serius
"weeeekkkkkkk." Juan menjulurkan lidahnya dan berlari keluar
"heeii, napa lari loe."Ammar sambil mengejar Juan
"sini aja kalau berani, weekkkk." Goda Juan
"oke nantangin ne." Ammar dengan semangatnya mengejar Juan
Bagai anak SD yang sedang bercanda Ammar dan Juan berkejaran dilorong-lorong kelas karena belum waktunya istirahat jadi belum ada siswa satu pun yang ada diluar jika ada pastilah jadi penonton.
"oke tunggu capek gue sumpah." Juan kecapean
"gu.. gu... gue juga capek." Ammar sambil terengah-engah
"napa kita kayak anak kecil sih, capek." Juan sambil duduk dibangku depan kelas X tanpa sadar mereka berlari memang cukup jauh dari ruang OSIS. Saat Ammar hendak duduk tanpa sengaja Ammar melihat kedalam kelas dan siapa yang dilihat Ammar ya dia seorang anak perempuan cantik nan anggun yang dari tadi ditanyakannya pada Juan yang tidak lain adalah Ranty.
"subhanallah bidadari itu memang benar-benar nyata." Ammar sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri. Masih dalam lamunannya merasa didunia nyata atau dongeng.
"hoiiii!." Juan menepuk tangan Ammar dan menyadarkan Ammar dari lamunannya
"hoiii!." Ammar kaget
"liat apasih wajah loe aneh banget, hei... apaan sih." Juan penasaran dengan apa yang dilihat temannya itu
"itu Ju bidadari loe subhanallah." Ammar sangat terpesona dengan wanita yang satu ini "eeittt.. sorry gue gak da maksud apa-apa kok gue cuma..." belum sempat Ammar melanjutkan
"gue kira loe liat apaan, udahlah ayo kita keruang OSIS lagi kerjaan kita numpuk tu." Juan sambil menarik tangan Ammar.
Ammar berjalan karena tarikan tangan Juan tapi matanya tetap saja melihat seseorang yang dia anggap bidadari dunianya itu dari balik jendela kelas. "Ya Allah sungguh indah ciptaan Mu itu." Ammar dalam hati masih mengagumi ciptaan yang begitu indah itu "gak gak gue gak boleh suka sama bidadari itu bidadari itu milik sahabat gue temen gue sodara gue dari apa aku berasal jika aku juga suka dengan seseorang yang sudah disukai sahabatku sendiri, gak aku harus sadar Ammar sadar sadar Ammar." Ammar masih tetap menggerutu dalam hati dengan tetap memandangi jendela yang lama kelamaan hilang dari tatapannya.
Huhhhh sabar ya Ammar tetap jaga hatimu. Jodoh gak akan kemana
"kringgggg." Bel istirahat berbunyi
"ayo Ran keluar, kekantin yok laper gue." Ajak Ochi
"ayo, tapi ntar anterin Ranty keperpus ya." Ranty sambil berjalan mengikuti Ochi
"oke gue juga mau pinjem buku." Balas Ochi dengan berjalan keluar dan menggandeng Ranty
"kok kita bisa langsung akrab ya Chi, makasih ya kamu udah mau jadi teman Ranty, Ranty jadi makin suka sekolah disini, terimakasih ya." Ranty sambil berjalan
"iya Ran gue seneng kok bisa berteman sama loe semoga kita makin akrab ya dan gak hanya disekolah saja tapi gue harap diluar sekolah pun kita akrab juga, oke." Balas Ochi
"iya Chi makasih, Ranty juga seneng banget bisa kenal dan temenan sama kamu." Ranty tersenyum pada Ochi dan sampailah mereka dikantin.
"mau pesen apa Ran." Ochi memberi tawaran
"adanya apa aja, kalau bakso aja ada gak." Balas Ranty
"oke gue pesen dulu ya tunggu disini." Ochi sambil berjalan menuju meja pesan
Diruang OSIS Ammar dan Juan masih sibuk "persyaratan disekolah kita kan boleh ikut ujian kalau punya piagam MOS, terus nanti kira-kira masih ada murid baru yang masuk gak ya kalau udah punya enak kalau belum, huhhh bikin orang gak tenang aja." Ammar menggerutu memecah keheningan
"emang itu kan tugas nya ketua OSIS." Saut Juan dengan tetap menulis
"tapi kalau yang masuk banyak kalau satu males tau mau ngadepin, misalnya cewek iya hahhaaa." Ammar tertawanya ngarep
"itu maunya loe." Juan mendekati Ammar.
"o...ya bidadari loe tadi kayaknya murid baru ya, kok gue baru liat tadi." Ammar asal bicara
"kayak tau aja loe, mang loe pernah githu merhatiin orang selain gue." Juan menggoda
"pernah lah buktinya gue nannya sama loe." Ammar menghentikan tangannya pada komputernya
"ya dia murid baru, dan ntar loe aja yang hadapi dia gue lagi males ngurus anak mos gue mau selesein berkas-berkas ini dulu ntar biar gue yang izin lagi sama pak Sam." Juan dan mulai melangkah keluar, betapa herannya Ammar mendengar kata-kata Juan padanya barusan, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya tubuhnya terasa ringan dan berasa tidak menginjak bumi lagi. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "ayo loe laper gak mau makan gak malah diem aja, ayo hehhh." Juan menyadarkan Ammar tapi tetep Ammar masih tidak percaya dengan apa yang iya dengar. Juan menarik tangan Ammar dan "hoii napa loe kesambet CPU ya, hahhaaa." Juan menggoda temannya yang kelihatan bingung itu. "lihat saja sahabat apa yang sedang gue persiapkan buat loe." Juan dalam hati. Ammar masih saja bingung dengan apa yang sedang iya rasakan saat ini. Juan banyak mempersiap kan kejutan rupanya buat Ammar.
"tunggu dech gue masih gak percaya dengan apa yang loe bilang tadi, loe yakin gak mau urus masalah MOS bidadari loe, loe gak takut githu bidadari loe kenapa-kenapa." Ammar masih belum percaya dengan apa yang dia dengar tadi
"mang loe gak mau githu mau gue cariin anak lain." Juan mengancam dengan nada menggoda
"ya gak lah, gue gak rela, ehhh maksud gue." Ammar bingung mau lanjut ngomong apa
"gak rela maksud loe gak rela gimana." Juan menggoda lagi dan sepertinya Juan sudah tau Ammar mulai suka dengan adiknya itu
"gak maksud gue, ahhh itu mending loe aja dech yang urus dia itu bidadari loe." Ammar salah tingkah sambil garuk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, dalam hati dia berbicara, "napa gue ngomong githu sih bego bener sih gue hmmm."
"jadi loe beneran gak mau ne, oke gue panggilin Leon aja ntar." Juan menggoda lagi
Ammar makin meradang "aishh jangan lah gue siap kok beneran, gue gak rela kalau yang lain." Ammar benar-benar serius kali ini
"hahahaaaa." Juan tertawa kegelian melihat tingkah dan mendengar pembicaraan Ammar padanya "ne anak beneran suka sama adik gue haahhh berhasil." Juan dalam hati
"oke gue gak jadi panggil Leon ntar loe aja ya." Juan sambil menepuk bahu Ammar
"oke." Ammar bangga
Di kantin Ranty dan Ochi sudah selesai makan. Dan mereka berniat untuk pergi keperpustakaan. Ranty dan Ochi asyik ngobrol dan bergurau sambil berjalan tanpa sengaja "bruk" Ranty bertabrakan dengan seseorang yang tidak lain adalah Ammar." Aduh sstttt." Ranty kesakitan sambil mengelus-elus keningnya.
"kamu gak apa-apa dek." Tanya Juan pada Ranty sambil mengelus kening Ranty dengan khawatirnya
"sstttt emmm sory ya gue gak sengaja beneran sumpah, sstttt." Ammar sambil nyengir menahan sakit
"loe beneran gapapa dex, mana yang sakit." Juan makin khawatir dengan adiknya
"loe gapapa Ran." Ochi ikut khawatir
"emmm ssttt gak kok gak." Ranty menahan sakit dan tetap memegangi keningnya
"loe sih jalan nglamun terus untung aja bidadari yang kamu tabrak kalau tembok pagar itu gimana." Juan menggerutu Ammar sambil menunjuk tembok pagar disebelah mereka
"gue gak sengaja Ju, sssttttt." Ammar dengan tetap memegangi keningnya
"iya kak Ammar ini kenapa coba jalan aja pake' nabrak." Ochi kesal
"maaf gue gak sengaja beneran dech, maafin gue ya bidadari ehh maksudnya kamu dex kelas X atau berapalah, maaf ya." Ammar salting
Ranty hanya membalas dengan senyuman dan pergi meninggalkan Ammar bersama Juan dan Ochi. Ammar makin tidak percaya dengan apa yang telah dia alami hari ini dia berfikir apa iya beneran ada bidadari didunia nyata dan apakah tadi beneran dia bersentuhan langsung dengan bidadari itu sungguh sulit iya percaya meski sentuhan itu membuatnya sedikit sakit. "gue gak nyangka bisa nyentuh itu bidadari meski sakit sih, hehhh ternyata dia nyata ada dan bukan dongeng." Ammar bersyukur dan senang sekali meski kesakitan. (Ammar kamu tu alay juga ya udah tau sakit masih aja bersyukur jangan ntar nabrak tembok bersyukur juga hahhaa efek jatuh cinta ya Mar, ngaku dech).
"kamu beneran gapapa kan." Juan khawatir dengan Ranty
"iya kak gapapa kok, cuma kaget aja jadi pusing agak sakit juga sih tapi sekarang udah gapapa." Ranty meyakinkan kepada kakaknya
"iya Ran kalau sakit mending loe pulang aja dech, biar nanti gue yang izinin ke pak Sam." Ochi menunjukkan kekhawatirannya
"sebenernya tadi kakak juga mau nemuin loe, ada yang mau kakak tanyain." Juan sambil mendekati Ranty
"tunggu dech kok kalian bisa akrab banget ya padahal Ranty tu anak baru loh kak, emang kak Juan udah pernah ketemu Ranty sebelumnya." Ochi menunjukkan keheranannya
"haahhhhaaa." Juan dan Ranty tertawa bersamaan
"kok ketawa sih emang lucu ya kalau tanya." Ochi makin penasaran
"ntar loe tau ndiri Chi." Juan sambil duduk didekat Ranty
"oke." Ochi sebel
"kakak mau ngomong apa." Ranty penasaran
"kemaren kakak lupa mau ngomong kalau disekolah ini ada persyaratan untuk mengikuti ujian, disini harus punya piagam MOS loe punya gak piagam itu dari sekolah loe yang dulu." Tanya Juan
"gak ada kak lagian Ranty belum ada sebulan kan masuk SMA nya, tapi kayaknya memang gak ada dech kak." Ranty menjelaskan
"berarti loe harus MOS lagi disini." Juan menjelaskan
"bener Ran loe harus ikut, ehh tapi tau gak loe siapa yang bakal ngasih loe MOS." Ochi serius sepertinya
"emangnya siapa Chi." Ranty penasaran Juan hanya tersenyum
"beneran dech yang bakalan ngasih MOS tu wisshhh orang terkeren dech disekolah ini." Ochi bikin penasaran Ranty makin bertambah
"Ochi jangan bikin orang penasaran dech emang siapa sih." Ranty makin penasaran saja
"tunggu dech Chi tadi loe bilang apa, yang ngasih MOS orang terkeren disekolah ini, emmm emang nya gue kurang apa coba liat dong gue jauh lebih keren." Juan dengan PD nya bergaya sambil membenarkan rambutnya meski sudah rapi dari tadi
"hmm kak Juan ne apaan sih, kakak kan tau kak Ammar tu dapet vote terbanyak waktu pemilihan ketua OSIS, jadi selain kak Ammar pintar pastilah dia keren buktinya banyak yang suka ya gak ya gak wekkk." Ochi meledek
"dasar loe anak kecil." Juan kesal "itu kan kompetisi pasti ada yang menang ada yang kalah jadi harus ikhlas bukan masalah keren atau gak ya kan dex." Menempelkan kepalanya dipundak Ranty
"ihhh gak githu juga kali kak." Ochi menarik Juan yang kelihatan cari kesempatan pada Ranty
Diruang OSIS Ammar masih bingung antara percaya dan tidak percaya dan mulai menggerutu dalam hati "tu bidadari bener-bener nyata gak sih, aishhh Ammar loe gila apa bego sih ini tu dunia nyata bukan dongeng, dia tu manusia nyata bukan bidadari didunia dongeng tapi emang sih dia bener-bener bidadari hidup gue emmm." Ammar tersenyum manis "o...ya ntar gue kan ada MOS sama dia, yessss yesss." Ammar senang sekali. Ammar masih senyum-senyum memikirkan apa yang akan iya alami nanti.

Hallo CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang