Setelah selesai meeting Ammar keluar dan menuju ke motornya "dasar cewek hmmm." Ammar menghela napas
"Ammar gue ikut ya." Linda mendekati Ammar
"maaf Lin ini sudah malam lebih baik loe pulang aja, nanti pak Jaya khawatir sama loe."Ammar menolak lembut
"tapi Mar." Linda terus memohon tapi Ammar tetap menolaknya dan akhirnya Linda pulang dengan hati yang berat
Paginya Ammar kembali bertemu dengan Linda, sebenarnyan dia sudah mulai risih tapi keadaan yang memaksanya,"selamat pagi Ammar." Linda menyapanya
"pagi." Jawab Ammar singkat, Linda mendekatinya dan menggandeng tangan Ammar "emm maaf." Ammar melepaskan tangan Linda dari tangannya
"oke." Linda melepaskan tangannya dari Ammar
"Linda tolong nanti loe nemuin klien sama pak Danu, gue harus pergi ke kampus mau ada meeting sama teman-teman senat, loe bisa." Ammar serius
"iya gue udah tau, gue keluar dulu, eee loe mau gue bikinin kopi atau teh." Linda kembali mendekati Ammar
"gak dech terimakasih." Ammar tersenyum tipis
"cuek amat sich sama cewek." Linda dalam hati dan berlalu pergi
Sekitar pukul 9 pagi Ammar bergegas pergi dari kantornya dan menyerahkan semua pekerjaan sama pak Danu. Ammar melajukan motornya menuju kampus. Di kampus Ranty sedang bercengkrama dengan Syahnas
"loe udah jadian sama kak Ammar." Syahnas tiba-tiba bertanya membuat Ranty salting
"hahh." Ranty bingung "belum." Wajah Ranty memerah
"kayaknya kalian makin deket aja." Syahnas lagi-lagi bertanya
"ya deket aja." Ranty terlihat canggung
"kok mukanya merah, emmm oke dech." Syahnas tersenyum
"oke apa." Tanya Ranty heran
"oke aja." Masih saja Syahnas tersenyum
"kamu." Ranty malu "gue gak mau jadian kok sama kak Ammar, hmm kak Ammar." Ranty dalam hati dan dia pun tersenyum membayangkan wajah Ammar yang sedang tersenyum
"tu kan senyum-senyum." Syahnas mencolek pipi Ranty
"gak kok." Ranty tersenyum dan mereka semakin dekat
Ammar baru saja datang, ponselnya berbunyi, ada pesan dari Juan dia sudah ditunggu diaula. Ammar buru-buru dan tak disadarinya, Ranty tengah berjalan didepannya, Ammar masih saja gugup kalau didepan Ranty meski kadang rasa gugup hilang dengan sendirinya tapi kali ini ntah apa yang ada dalam pikiran Ammar sehingga sangat gugup bertemu Ranty dengan tiba-tiba, saat Ranty berjalan kearah kanan Ammar kearah kiri sehingga mereka masih saja tidak bisa berjalan, dan saat Ranty berjalan kearah kiri Ammar kearah kanan bahkan itu berlangsung sampai tiga kali
"kak Ammar." Ranty menyadarkan Ammar
"hhaahhh." Ammar kian bingung
"kak Ammar duluan dech" Ranty berhenti tepat didepan Ammar
"hahhh apa." Ammar masih saja salting "loe aja yang duluan mau kemana."
"kak Ammar aja." Ranty masih membuat Ammar salting
"ya udah gue mau kekanan aja." Ammar menggeser kakinya kekanan
"ya udah Ranty kekiri." Ranty sekarang yang bergeser kekiri
Saat Ranty hendak berjalan "loe mau kemana." Ammar menarik tangan Ranty
"kekelas." Ranty dengan tangannya yang dipegang Ammar
"gue anterin ya." Ammar tersenyum
"kan cuma disitu masak mau dianterin." Ranty menaikkan alisnya
"ya kan biar gue tenang gak dapapa." Ammar tersenyum manis
"hmmm ya udah." Ranty membalas senyuman Ammar dan akhirnya tak menolak, ternyata dari jauh Linda sedang melihat mereka
"gue gak rela tu cewek deket sama Ammar." Linda menggerutu
Terlihat Ammar berjalan bersama dengan Ranty menuju kelas Ranty dan sepertinya Ammar lupa sedang ditunggu Juan dkk. Mereka saling melempar senyum dan terlihat sangat nyaman satu sama lain. Saat sampai dikelas Ranty berhenti didepan pintu Ammar terlihat bingung
"ya udah Ranty masuk dulu ya." Ranty tersenyum
"eee iya emm." Ammar tersenyum
"kak Ammar kenapa sih." Tanya Ranty
"gapapa." Ammar tersenyum "gugup aja deket bidadari." Ammar berbisik pada Ranty lalu Ammar tersenyum dan Ranty pun tersipu malu
"ini anak." Juan menarik telinga Ammar
"auuu ssttt." Ammar meringis
"pinjem Ammar nya dulu ya sayang." Juan menarik Ammar dengan tetap tangan ditelinga Ammar
"daaa cantik." Ammar meringis tersenyum pada Ranty dan memainkan alisnya, Ranty hanya tersenyum
"masih modus." Juan terus menarik telinga Ammar
"ampun kakak ipar." Ammar meledek Juan dengan menahan rasa sakit ditelinganya dan Juan berhenti
"duluan sana, pake acara ngrayu segala." Juan mendorong Ammar
"yee kan dilepasin, oke kakak ipar." Ammar tersenyum berjalan mundur
"awas loe." Juan mengepalkan tangannya pada Ammar
"awas apa kak." Suara Syahnas mengagetkan Juan
"hahhh kok loe ada disini."Juan salting
"gak boleh, ya udah." Syahnas hendak pergi
"hei." Juan menarik tangan Syahnas "gak githu maksudnya sayang." Juan tersenyum
"kak Juan ne." Syahnas malu dan mereka terlihat sangat romantis bercanda bersama
Ammar melancarkan aksinya membalas Juan "ne anak." Ammar menarik telinga Juan
"aduhh." Juan kaget
"pinjem kakak ipar dulu ya." Ammar tersenyum seraya mengajak Juan berjalan, Juan melambaikan tangannya pada Syahnas, terlihat Juan melepaskan tangan Ammar ditelinganya dan memukul pundak Ammar, Ammar membalas sambil tertawa. Dan terlihat mereka sangat akrab, Syahnas tersenyum melihat tingkah mereka. Ranty yang hendak masuk kekelas dihentikan oleh Linda
"hei." Linda pada Ranty
"iya." Ranty tersenyum
"gue Linda." Linda tersenyum tipis
"iya kemarin kan udah ketemu." Ranty tersenyum lagi
"eemm oke dech, o..ya ntar malem datang ke acara ulang tahun gue ya, ini undangannya." Linda memberikan sepucuk undangan pada Ranty
"temanya apa." Tanya Ranty seraya membuka undangan itu
"pesta topeng, jangan lupa datang ya." Linda berlalu pergi
"oke." Ranty berjalan masuk kekelas
Diaula Ammar dan anggota senat yang lain telah menyelesaikan meeting perdana semester tahun ini. Mereka akan mengadakan piala bergilir basket pa-pi antar kampus, Ammar terlihat berjalan keruang senat
"hai Ammar hai Juan." Linda menyapa
"apa." Juan jutek
"biasa aja geh, gue mau ngasih undangan ini sama kalian jangan lupa dateng ya, Ammar loe harus dateng." Linda memegang tangan Ammar
"iya gue dateng." Ammar menarik tangannya yang dipegang Linda dan berlalu pergi
"iya pasti dateng, permisi." Juan berjalan nylonong masuk melewati Linda
Malamnya Ranty sudah siap berangkat, terlihat anggun menggunakan gaun berwarna putih dengan rambut tetap terurai dengan tetap wajah naturalnya, Juan memakai jas hitam
"siap." Juan berdiri didepan pintu kamar Ranty yang sudah sengaja Ranty buka
"udah." Ranty tersenyum
"hmmm cantiknya calon Ammar." Juan menggoda
"calon kak Ammar apa." Ranty seraya menutup pintu kamarnya
"calon apa aja, udah ayo." Juan berjalan turun
"ya udah ntar Ranty cari jawaban sendiri." Ranty mengikuti Juan
"hhahhaaa." Juan tertawa geli "jadi gak usah tanya-tanya." dan mereka pun berangkat, saat sampai didepan mobil Juan berhenti karena ada mobil Ammar yang baru saja datang. Keluarlah Ammar dengan gagah memakai jas berwarna putih
"hmm ganteng nya tu anak." Juan keluar dari mobilnya "mau jemput bidadari ya." Ledek Juan
"hmm gue mau bareng aja males dateng sendiri." Ammar mengelak
"kebetulan loe pergi geh sama bidadari loe, gue mau jemput bidadari gue." Juan tersenyum pada Ammar
"huhh dasar mau nya." Ammar menggembungkan pipinya
"iya udah sana." Juan mendorong Ammar agar mendekat kemobilnya, ternyata Ranty sudah diluar mobil, Ammar yang sempoyongan begitu terkesima melihat gadis dibalik gaun putih itu, Ammar tak mau berkedip melihatnya Juan hanya tersenyum melihat Ammar yang memandang adiknya itu
"kenapa kak." Tanya Ranty dan Ammar pun masih bengong
"gue gak nyangka kalau bidadari itu beneran ada." Ammar didepan Ranty
"terus." Ranty tersenyum
"dan tanpa sayap." Ammar tersenyum
"terus." Ranty tersenyum lagi
"mau gak pergi sama aku." Ammar tiba-tiba berjongkok didepan Ranty mengulurkan tangan
"emm mau gak ya." Ranty membuat Ammar penasaran
"geu udah ganteng gini,mau lah." Ammar mengaharap
Ranty mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Ranty "baik pangeran."
"hemmm." Ammar tersenyum dan menunduk " huhhh." lalu berdiri "bisa aja bikin jantung gue berdegup kencang, tapi emang tiap hari sih sebenarnya hehhmmm." Ammar tersenyum manis
"masak." Ranty membulatkan matanya
"hmm udah ahh jangan tatap kayak githu ntar gue lupa narok nyawa lagi."Ammar menggandeng tangan Ranty dan berjalan kemobilnya, membukakan pintu, Juan yang tak dianggap itu pu beraksi
"gak pamit dulu anak ganteng." Juan melipat tangannya didada
"hhahhaaaa lupa." Ammar berlari ke Juan "bidadarinya dibawa dulu ya mas." Ammar tetawa
"iya nak, hati-hati jangan ngebut terus jangan lupa dipulangkan."Juan dengan bicaranya ala logat jawa
'hhhaahhhaaaa." Ammar tertawa geli
"udah sana, gue juga mau jemput bidadari tanpa sayap gue." Juan mendorong Ammar
Ammar sempoyongan dan berlari lagi ke Juan dan memeluknya "thanks bro."
"iya ahhh lebay loe." Juan membalas pelukan Ammar
"hee gue duluan ya." Ammar tersenyum dan kembali ke mobilnya, Ranty tersenyum melihat keakraban kakaknya dengan Ammar itu, dan berangkatlah mereka.
Saat sampai Ammar turun dari mobil berjalan kedalam dengan menggandeng tangan Ranty ternyata Juan pun juga sudah datang dengan Syahnas, Ranty pergi bersama Syahnas berkumpul dengan teman-teman kampus begitu juga dengan Ammar dan Juan. Ammar pergi ketoilet ingin mencuci tangannya, tak disadarinya Linda yang dari tadi memperhatikannya membuntutinya berhenti didepan pintu. Saat Ammar keluar
"hai." Linda terlihat anggun juga dengan gaun berwarna merahnya itu
![](https://img.wattpad.com/cover/57796086-288-k860937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Cinta
RandomPemuda yang belum pernah satu kalipun berpacaran bertemu dengan gadis yang membuatnya jatuh hati sampai menyebut gadis itu bidadari, yahhhh yang sesungguhnya gadis inilah yang sudah di jodohkan padanya. Kisah cinta dari seseorang yang mengenal cinta...