Bag. 14

154 6 0
                                    

Sesampainya ditaman Ranty duduk dibangku sesuai arahan Ammar dan mencari -cari dimana Ichal saat dia menoleh kearah kanan Ichal datang dari arah kiri
"Ranty." Ichal sedikit kaget
Ranty segera menoleh "kak Ichal."
"kok loe ada disini." Tanya Ichal "kata Ammar tadi..." belum melanjutkan tiba-tiba ada yang datang
"maaf mas ini bunganya." Seseorang memberikan bunga pada Ichal dan Ichal pun bingung "wahhh pacarnya cantik banget mas pantesan pesen bunganya yang cantik juga." Tambah orang itu "saya permisi mas mbak." Tersenyum dan berlalu pergi
"emang kak Ichal tadi pesen bunga buat Ranty." Tanya Ranty
"eee....iya emm ini buat loe." Icha masih bingung dan memberikan bunga itu pada Ranty
"makasih ya kak, tapi bukannya kak Ichal udah..." Ranty tersenyum dan menghentikan bicaranya "emmm mana kak bukunya kak Ammar, Ranty ada yang dikerjakan dirumah." Tambah Ranty
"buku apa." Ichal makin bingung "udah kita lupain buku bunga atau apa lah, ini gue beneran bingung sumpah." Ichal duduk
"jadi kak Ichal nyesel ketemu Ranty disini." Mata Ranty memerah
"bukan itu maksud gue, ya udah kebetulan kita ketemu disini gue mau ngomong sesuatu sama loe" membenarkan duduknya "Ran loe tau kan gue suka sama loe dari dulu sejak gue masih disurabaya dan gue juga tau loe juga suka kan sama gue, tapi Ran saat ini hati gue udah berubah, loe tau kan maksud gue." Ichal dengan nada serius
"Ochi kan." jawab Ranty "iya kak Ranty juga akan berusaha menghilangkan rasa ini" meneteskan air matanya "semoga kakak bahagia sama Ochi, dia sahabat Ranty jangan sakiti dia." Tambah Ranty berdiri dan berjalan pergi sambil mengusap air matanya
"tunggu Ran" berlari ke Ranty dan menarik tangan Ranty "jangan nangis sih sakit hati gue, loe gapapa kan" tanya Ichal "gue tau ini sakit tapi gue mohon sama loe maafin gue ya gue udah pernah janji mau nyayangi loe tapi gue juga yang, maafin gue ya, gue sayang sama loe." Tambah Ichal lagi
"emm iya kak Ranty tau kok, Ranty tau kakak sayang kan sama Ochi lebih dari kakak sayang sama Ranty" Ranty mencoba tersenyum dan melepaskan tangan Ichal "udah Ranty gapapa kok, Ranty pulang dulu ya." Berlari sambil menangis
"Ran maafi gue, maaf." Ichal berteriak dan kembali duduk "maafin gue." Berdiri dan berlalu pergi
Sesampainya dimobil "pulang ya pak." Ranty sambil terisak
"non gapapa." Tanya pak sopir
"gak kok pak tadi Ranty kelilipan." Ranty mencari alasan. Sepanjang perjalanan Ranty ingat kata-kata Ichal padanya "Ranty loe harus bisa lupain laki-laki itu." dalam hati sejenak dia ingat kata-kata Ammar "mungkin kak Ammar benar." Dalam hati lagi "tapi apa maksud kak Ammar ya" masih bertanya-tanya dalam hati. Sesampainya dirumah Ranty masih sedih mengingat Ichal, dia langsung berlari kekamar dan tidak melihat Ammar yang sedang duduk ditempat biasa Ranty melihat bintang malam hari.
"loe udah pulang." Tanya Ammar tapi Ranty tetap masuk kekamar "tu anak kenapa". Ammar dalam hati. Dan Ammar berjalan kekamar Ranty "Ranty loe gapapa, boleh masuk gak." Ammar mengetuk pintu
"gak kok kak, Ranty gapapa, udah kak Ammar istirahat aja." Jawab Ranty dengan suara serak
"loe nangis ya, napa sih loe nangis, Ranty please buka jangan nangis geh loe kenapa." Ammar panik
"kak Ammar istirahat aja, Ranty gapapa." Ranty tetap tidak mau membuka
"ya udah gue pergi tapi loe beneran gapapa ya." Akhirnya Ammar berlalu pergi
Malam harinya Ranty melihat bintang dan duduk merenung memikirkan bagaimana caranya dia bisa melupakan Ichal. Air matanya tidak bisa tertahan lagi, sesekali dia menghela napas panjang. Ammar yang dari tadi melihatnya dari pintu kamar tak tega dan akhirnya dia menghampiri Ranty.
"udah ada bintang jatuh lom." Tiba-tiba duduk disamping Ranty sengaja sekali dekat biar Ranty sadar dengan kedatangannya.
"iya kak." Ranty salting sambil mengusap air mata dipipinya
"kenapa." Ammar mengarahkan mukanya tepat didepan muka Ranty
"apa sih kak Ammar ne." Mengerutkan keningnya
"loe tambah cantik kalau nangis." Rayu Ammar dan Ranty tersenyum "akhirnya senyum itu ada lagi" Ammar tersenyum dan menjauhkan wajahnya dari Ranty. Ammar memegang tangan Ranty yang ada disamping tangannya
"loe tau gak kalau gue." Ammar menghentikan bicaranya
"kenapa kak, masih ada yang sakit yang mana kak." Ranty panik sambil memegangi tangan dan dada Ammar "mana kak yang sakit." Masih penasaran
"gue mau sakit terus asal loe ada disamping gue." Ammar tersenyum dan Ranty tiba-tiba diam
"kak Ammar." Ngambek dan menarik tangannya dari tangan Ammar tapi Ammar memegang erat tangannya, menahan pelan tangannya itu.
"jangan marah geh becanda kok, ya senyum dong." Ammar tersenyum seraya menarik lembut pipi Ranty agar tersenyum
"kak Ammar ne sakit kok becanda sih, coba kalau Allah denger waktu kakak bilang tadi terus dikabulin gimana." Ranty ngambek
"iya maaf, ayo senyum dong." Ammar mengulangi lagi menarik lembut pipi Ranty agar tersenyum "hei senyum geh, aduhhh." Ammar memegang dadanya
"kak Ammar." Ranty menggeser duduknya menghadap kekanan kearah Ammar yang bersandar dibangku
"aduh, disini yang sakit." Ammar meletakkan tangan Ranty didadanya tepatnya dibawah tangannya, Ranty hanya diam tak menjawab tapi perlahan bibir manisnya mengeluarkan senyum indah dan Ammar perlahan juga tersenyum
"udah sembuh." Ammar melepaskan tangan Ranty yang ada didadanya tapi Ranty masih saja meletakkan tangannya didada Ammar, tiba-tiba Ranty menarik tangannya dan menggelitik perut Ammar
"hahhhaaa, aduh udah hahhhhaaa." Ammar kegelian
"biarin gak mau." Ranty terus saja menggelitik perut Ammar
"hahhaaa udah ampun." Ammar memegang tangan Ranty, dengan tawa yang masih ada dibibirnya Ammar menatap Ranty, Ranty yang masih ngambek diwajahnya itu juga membalas tatapan Ammar padanya. Dengan masih menatap mata Ranty itu Ammar menarik tangan Ranty kebibirnya dan mencium tangan Ranty dengan penuh perasaan perlahan melepaskan ciuman ditangan Ranty
"loe tau gak gue, emmm gue sayang sama loe, gak tau kenapa gue gak mau kalau ada orang lain yang sayang sama loe." Masih memegang tangan Ranty dan meletakkannya didadanya tepat dijantungnya yang berdetak kencang itu. tiba-tiba Ranty berdiri menarik tangannya dari Ammar berjalan dipinggir balkon
"terus maksud kak Ammar tadi apa nemuin Ranty sama kak Ichal, padahal kak Ammar tau kan kalau kak Ichal baru jadian sama Ochi, kak Ammar sengaja mau bikin Ranty sedih." Suara Ranty serak karena dia menangis mengingat lagi kejadian ditaman tadi, Ammar perlahan berdiri dan mengahampiri Ranty, dia berdiri tepat dibelakang Ranty perlahan Ammar melingkarkan tangannya ketubuh Ranty meletakkan kepalanya dipundak Ranty
"gue Cuma ingin loe bahagia bukan bersedih, siapa tau dengan loe ketemu Ichal loe bahagia, maafin gue ya." Ammar masih memeluk Ranty dari belakang, Ranty yang menangis hanya berdiam diri tak mau menjawab, Ammar menarik tangan Ranty yang ada dibawah mengikuti tangannya melingkar ditubuhnya itu
"udah ya jangan nangis gue gak sanggup liat loe nangis, loe mau kan maafin gue, gue tau gue salah maaf ya." Mempererat tangannya ditubuh Ranty dan Ranty hanya diam (udah ya pelukannya gak kuattttt heheee)

Hallo CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang