Part 7

2.9K 236 3
                                    

Kegelapan malam masih menyelimuti langit ketika terdengar suara derap kuda yang dipacu menuju gerbang ibu kota. Ketika kuda itu terlihat di depan gerbang, dua puluh orang yang berjaga di pos dekat gerbang segera menghadang kuda itu.

"Tunjukkan identitasmu dan apa tujuanmu datang ke ibu kota."

Seorang wanita bersurai raven dengan kulit putih pucat dan kerutan di pipi segera turun dari kuda dan membungkuk sopan. Wanita itu terlalu tinggi jika dibandingkan dengan wanita pada umum nya. Tinggi wanita itu bahkan menyamai beberapa penjaga pria.

Wanita itu mengeluarkan kartu identitas nya dan segera menatap penjaga yang memegang kartu identitas. Iris onyx nya berubah menjadi crimson dan sharingan telah aktif.

"Aku datang ke ibu kota ini untuk berlibur sekaligus menghadiri pesta rakyat yang akan diadakan lusa depan," ujar wanita itu dengan suara baritone.

Beberapa penjaga tersenyum pada wanita cantik itu. Mereka bahkan tak sadar jika wanita yang sedang berhadapan dengan mereka memiliki suara yang terlalu maskulin dan terpesona dengan wanita itu.

"Namamu Fuyo dan kau berasal dari kota Ame? Bukankah kota itu cukup jauh dari ibu kota?"

"Hn."

"Silahkan masuk, nona cantik. Namaku Kotetsu, nanti malam temuilah aku di gerbang pukul tujuh malam dan kita akan makan malam bersama."

Tak ada jawaban dan para penjaga itu segera mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Wanita itu naik ke atas kuda dan melewati gerbang sambil membawa beberapa tas berisi barang-barangnya.

Wanita itu menyeringai sinis ketika telah melewati penjagaan. Ia hampir tertawa mengingat perkataan penjaga gerbang itu. Wanita itu sama sekali bukan seorang nona cantik, ia adalah Uchiha Itachi, buronan yang dicari oleh kerajaan. Penjaga itu sungguh bodoh untuk mudah terjerat dalam hipnotis nya dan membiarkannya masuk ke dalam kota dengan mudah. Atau mungkin ia sendiri memang cantik dengan rambut panjang dan bulu mata yang lentik hingga penjaga itu dapat percaya dengan mudah? Yang jelas Itachi selalu berhasil mengelabui penjaga dan dapat melewati penjagaan tanpa menimbulkan keributan atau pertarungan yang tak berarti.

Tadi malam Itachi meninggalkan markas setelah membawa barang-barang yang dianggap penting dan Obito sama sekali tidak curiga dengan alasan yang diutarakannya. Tentu saja ia tak akan tinggal lama di ibu kota, ia harus meninggalkan ibu kota sebelum Obito tiba di ibu kota sore ini dan ia akan semakin sulit untuk kabur.

Itachi sangat yakin jika Obito tak akan segera menyadari jika ia sudah kabur karena ia mengatakan pada Obito untuk tak bertemu di ibu kota sehingga tak menimbulkan kecurigaan. Ia bahkan menyiapkan clone untuk berjaga-jaga jika Obito mencarinya di ibu kota.

Tujuan pertama pria itu setelah meninggalkan ibu kota adalah kota Ro, kota kecil yang tenang di dekat pegunungan. Di kota itu ia akan melakukan operasi penggantian mata terhadap dirinya sendiri atau dengan bantuan tabib yang merupakan relasi nya di kota Ro jika terpaksa.

Tangan Itachi menyentuh botol tabung berisi bola mata yang diawetkan dengan cairan khusus serta tersenyum sinis. Ketika ia telah mengganti bola mata nya, ia berharap akan mendengar berita mengenai kematian Obito di saat yang sama dan membiarkan Sasuke menemukan dirinya serta bertarung dengan sang adik.

.

.

Sasuke mengetuk pintu kamar Naruto dengan wajah gusar. Matahari baru saja terbit dan ia hendak mengajak Naruto untuk melatih stamina tubuh dengan lari pagi. Namun sejak sepuluh menit yang lalu, Naruto masih belum bangun.

Kesabaran Sasuke menipis dan ia menahan diri untuk tidak menghancurkan pintu kamar Naruto. Sasuke kembali mengetuk pintu dengan keras dan tak lama kemudian pintu itu terbuka. Naruto membuka pintu dengan wajah kusut sambil menguap.

Kill The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang