Naruto terbangun dengan kepala yang terasa nyeri. Ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum benar-benar tersadar. Ia sendirian di tempat yang terlihat seperti hutan dengan pedang di pinggang nya.
"Aku dimana?" gumam Naruto.
Di sekelilingnya terdapat pepohonan yang rimbun. Ia menatap sekeliling, ia merasa takut berada di tempat yang tak di kenal nya sendirian untuk pertama kalinya.
Naruto melirik leher nya sendiri dan menyentuh kalung di leher nya, seolah memastikan bila benda itu benar-benar masih melingkar di lehernya. Ia tak mengerti dengan pemuda berambut hitam itu.
Awalnya ia mengira bila ia tak akan pernah bangun lagi setelah pemuda itu memukul kepalanya,. Namun prediksi nya salah. Kini ia masih bangun dan bahkan barang-barang nya masih utuh.
Lantas apa tujuan pemuda itu? Apakah pemuda itu sengaja membiarkan nya sendirian dan menyerang nya ketika ia sedang lengah? Ia bisa saja melakukan nya saat Naruto sedang pingsan.
Atau mungkinkah pria itu menikmati kepuasan mendengarkan jeritan kematian seseorang dan menunggu nya sadar untuk membunuh nya nanti? Memikirkan hal itu membuat kepala nya terasa semakin sakit.
Naruto berusaha bangkit berdiri dengan berpegangan pada batang pohon di belakang nya. Ia berhasil bangkit berdiri dan melangkahkan kaki untuk berjalan.
Kini, ia cukup yakin bila ia tengah berada di dalam hutan dengan pepohonan yang cukup rimbun. Sepertinya hari bahkan telah berganti sebelum ia menyadari nya.
"Mau kemana kau, bocah Namikaze?" Terdengar suara baritone seorang pria yang kini telah berdiri di belakang nya dengan memegang pedang di tangan kiri nya. Pedang itu bahkan telah mengenai punggung Naruto dan akan menusuk nya bila ia salah bergerak.
"Kau ...." Ucapan Naruto terputus. Ia mengira bila itu pria meninggalkan nya sendirian. Jadi, prediksinya terbukti. Pria itu berniat membunuhnya ketika ia sedang lengah.
"Kau ingin membunuhku dan menungguku saat aku terbangun, bukan?" Naruto berbalik badan dan menatap pemuda di hadapan nya dengan tajam. Pemuda itu lebih tinggi dari nya beberapa belas sentimeter sehingga ia harus sedikit mendongak.
Terdengar suara gelak tawa yang dingin dan sinis. Pemuda itu tertawa dan kemudian menghentikan tawa nya sendiri.
"Bila aku ingin membunuhmu, aku cukup melemparmu ke rumah yang terbakar itu ketika kau sedang pingsan, Idiot."
Emosi Naruto kembali meningkat. Pria itu telah membunuh keluarga nya dan kini mengatai nya idiot? Sungguh kurang ajar! Ah, mungkin ia memang benar-benar idiot. Bila ia tidak idiot, keluarga nya tak akan musnah karena ia dapat melindunginya.
"Sudah kubilang aku bukan bocah Namikaze atau Idiot ! Namaku Uzumaki Naruto!" Naruto berteriak sekeras mungkin hingga pria dihadapannya mengernyitkan dahi dan menutup telinga nya.
"Aku tidak peduli," ujar pemuda itu dengan sinis sambil melangkah meninggalkan Naruto dengan santai.
Pemuda itu berbalik sejenak dan menoleh ke arah Naruto.
"Cepatlah jalan, kau menghambatku."
Naruto terdiam sejenak. Ia yakin bila pendengaran nya masih berfungsi dengan normal. Ia tak mengerti mengapa pemuda itu membiarkan Naruto ikut dengan nya. Atau mungkin pemuda itu membiarkan nya berusaha membalas dendam dan hidup dalam kebencian?
Naruto berusaha melangkahkan kaki nya mengikuti pemuda yang berjalan di depan nya. Pemuda itu berjalan dengan langkah panjang dan cepat, membuat Naruto kesulitan untuk mengejar. Dalam waktu singkat, pelipis Naruto mulai dibanjiri keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...