Obito menyelinap di kerumunan penduduk yang tengah menghadiri pesta rakyat. Ia telah menyelesaikan pekerjaannya, namun ia merasa aneh karena tak melihat keributan apapun. Para warga terlihat menikmati pesta dan para prajurit tetap berjaga seperti biasanya seolah tak ada kekacauan apapun.
Sejak awal ia sama sekali tak berniat untuk membantu Itachi mengalihkan perhatian. Misi yang diucapkannya pada Itachi merupakan karangan dan tujuan utamanya hanyalah menjebak Itachi agar pria itu mati sekaligus membantu misinya.
Obito memiliki dua misi di kota. Misi pertama adalah membunuh salah seorang bangsawan berpengaruh dan misi kedua adalah menyerang istana tepat saat pesta ulang tahun ke tujuh belas Hyuuga Hinata. Dan misi keduanya ini bukanlah misi yang diberikan siapapun. Misi itu adalah misi yang merupakan ambisinya sendiri untuk membuat kekacauan dan menggulingkan kerajaan dengan harapan dapat menjadi raja. Karena itulah ia memperdaya Itachi untuk membunuh Hyuuga Tokuma.
Obito merasa kesal, ia sama sekali tak bisa menggunakan rinnegan ataupun sharingan. Ia bahkan menutup mata rinnegan nya dengan kain putih agar penampilannya terlihat seperti orang yang sedang mengalami masalah pada matanya.
'Kuso. Apa yang Itachi lakukan disaat seperti ini? Apakah ia sudah mati sebelum menyerang satupun penjaga istana?' batin Obito dengan jengkel.
Obito merasa sedikit khawatir jika Itachi mengkhianatinya. Ini memang tidak mungkin mengingat kondisi Itachi yang lemah, namun kemungkinan itu tetap ada.
Pesta rakyat itu begitu ramai dan terdapat berbagai macam permainan serta makanan. Obito terpaksa harus melewati kerumunan dan berusaha untuk lebih dekat kearah istana. Ia berusaha mengamati sekeliling. Terdapat begitu banyak penduduk sipil dan ia yakin para prajurit akan kesulitan bertarung jika harus melindungi penduduk sipil.
Obito tak mau menunggu lama. Ia yakin dengan kekuatannya sendiri ia dapat mengalahkan ribuan tentara seorang diri. Ia telah memiliki rinnegan dan yakin tak seorangpun dapat menghentikannya. Dan ia akan menjadi raja dari kerajaan Hyuuga, atau akan menjadi kerajaan Hi sebentar lagi.
.
.
Itachi tersadar dan berusaha membuka matanya. Namun kelopak matanya sama sekali tak bisa dibuka. Ia mengerakkan tangan dan menyentuh perban putih yang menutupi matanya.
Ia tak tahu dimana ia berada saat ini dan berapa lama waktu telah berlalu sejak ia kehilangan kesadaran. Tubuhnya benar-benar lemas dan ia bahkan kesulitan untuk mengerakkan tubuhnya. Ia berada di dalam sebuah benda lembut dan hangat membungkus tubuhnya.
"Itachi, kau sudah sadar?" terdengar suara seorang pria yang segera menghampirinya.
Itachi benar-benar terkejut. Ia segera merada ke sisi tubuhnya, berusaha meraih pedangnya. Ia menemukan pedang yang berada di pelukannya dan menghunuskan pedang pada orang itu. Ia yakin jika orang itu berada di sisi kanan tubuhnya dan ia segera menghunuskan pedang kearah kanan.
"Siapa kau?"
Seorang lelaki berusia awal tiga puluh dengan wajah cekung dan kantung mata yang terlihat jelas segera mundur kebelakang. Lelaki itu memiliki rambut pendek dan terlihat jauh lebih tua dari usia nya itu menatap sang rekan kerja yang sudah dianggapnya sebagai sahabat itu dengan tatapan takjub. Menurutnya, Itachi adalah orang yang sangat tertutup dan terkesan menjaga jarak serta selalu berhati-hati. Bahkan kini ia masih menghunuskan pedang meskipun sebelumnya ia hampir mati.
"Ini aku, Kisame."
Itachi benar-benar terkejut dan ia merasa takut meskipun tak menunjukkannya. Kisame adalah rekan kerja nya di Akatsuki dan ia bertanya hanya untuk memastikan. Diantara semua anggota Akatsuki, hanya Kisame lah yang paling dekat dengannya meskipun ia tak menganggap lelaki itu lebih dari rekan kerja dan lelaki itu menganggapnya sebagai sahabat. Ia tak mempercayai siapapun selain dirinya sehingga terus menjaga jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...