Naruto berlari menyusuri daerah sekitar perbatasan kota yang masih sepi menjelang pagi hari. Ia tak mempedulikan rasa dingin yang menerpa tubuhnya dan memulai rutinitas latihan hariannya, yakni berlari sepanjang lima kilometer dalam waktu sepuluh menit.
Sasuke menerapkan latihan seperti ini untuk dilakukan setiap hari dan kini Naruto pun mulai terbiasa. Ia bahkan tetap berlatih meski Sasuke tak bersamanya. Ia sengaja melakukan hal ini sebagai metode untuk 'menghangatkan tubuh'.
Nafas Naruto sedikit tersengal-sengal dan keringat bercucuran membasahi tubuhnya. Ia berhenti dan menyandarkan tubuhnya pada batang pohon, beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah di tubuhnya.
Sudah lebih dari seminggu ia tak bertemu dengan Sasuke dan ia benar-benar merasa kesepian. Terkadang ia merasa malas untuk kembali ke kamar penginapannya dan menemukan ruangan yang masih tetap kosong seperti biasanya. Namun ia tak memiliki pilihan selain kembali ke penginapan meski ia merasa sesak dengan perasaan kesepian.
Kemarin malam Naruto baru saja pergi ke dunia bawah dan makan malam bersama dengan Ryo dan rekan-rekannya. Namun entah kenapa Naruto masih merasa kesepian, seolah ada sesuatu yang terasa hilang.
Naruto bertanya-tanya dalam hati, bagaimana kabar Sasuke di kerajaan seberang? Apakah lelaki itu berhasil menyelesaikan misinya? Ia berharap agar Sasuke dapat kembali dengan selamat secepat mungkin.
Lima menit telah berlalu dan Naruto bangkit berdiri. Nafasnya telah lebih stabil dibandingkan beberapa saat yang lalu. Ia menarik nafas dalam-dalam dan memutuskan untuk melakukan latihan ninjutsu seperti yang biasa dilakukannya bersama Sasuke.
Naruto menghembuskan nafasnya perlahan, bersiap melatih dirinya. Ia berusaha mengosongkan pikirannya dengan berhenti mengkhawatirkan Sasuke dan berfokus pada latihannya.
Setidaknya, ia ingin membuat Sasuke merasa puas pada kemajuannya setelah lelaki itu kembali.
.
.
Senja hampir berakhir ketika Sasuke kembali ke kerajaan Hyuuga keesokan harinya. Niat Sasuke untuk bertemu Naruto begitu menggebu-gebu sejak ia naik ke kapal yang akan membawanya menuju kerajaan Hyuuga. Dan kini ia semakin tak sabar untuk bertemu Naruto dan memeluk lelaki itu erat-erat ketika ia menginjakkan langkah pertamanya di tanah kerajaan Hyuuga.
"Besok malam bagaimana jika kita bertemu di kedai ramen di wilayah Natsume-sama? Aku akan memberikan bagian kalian," ujar Sasuke pada ketiga rekan kerjanya yang masih terlihat pucat akibat mabuk.
"Tidak bisakah aku ikut bertemu temanku?" Tanya Manabu pada Sasuke tanpa merasa takut sedikitpun.
Sasuke menggelengkan kepala dan menatap lelaki itu dengan tajam, "Tidakkah kau ingat perjanjian kita?"
Tetsu segera menyentuh bahu Manabu dan berkata, "Benar, Manabu. Kita semua sudah sepakat untuk tidak mengikuti Taiko-san menemui siapapun yang memberikan pekerjaan ini pada kita."
Manabu terdiam, namun sebetulnya ia merasa kesal. Ia sangat ingin tahu mengenai sosok orang yang memberikan pekerjaan pada Sasuke sehingga ia bisa mendapatkan informasi yang bisa ia laporkan pada sang 'onii-sama'.
Seandainya Sasuke tak memiliki kewaspadaan yang tinggi dan memiliki kemampuan yang jauh diatas rata-rata, Manabu pasti akan mengikuti lelaki itu diam-diam. Namun ia tak ingin mengambil resiko dengan kehilangan nyawa.
"Baiklah, Taiko-san. Besok malam aku akan menemuimu di kedai ramen. Sampai jumpa," ujar Kunio seraya melambaikan tangan.
Sasuke membalas lambaian tangan lelaki itu dan ia segera menoleh kearah Tetsu dan Manabu yang masih belum beranjak pergi, "Aku juga akan pergi. Sampai jumpa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...