Naruto sama sekali tidak bisa tidur malam ini. Ia menatap Sasuke yang duduk sambil bersandar pada batang pohon dan menatap ke arah langit malam yang bertaburan bintang-bintang.
Sasuke terlihat sangat lelah. Ia baru saja menghabiskan beberapa jam membahas strategi untuk penyerangan besok bersama Yashamaru dan beberapa orang kepercayaan lainnya. Namun sama seperti Naruto, ia juga tidak bisa tidur karena gugup.
Sasuke tak pernah terlibat dalam peperangan skala besar seperti ini sebelumnya. Menurut informasi dari Yashamaru, ada ratusan ribu orang yang kini telah bergabung dalam pemberontakan dan akan menyerang ibu kota dari seluruh penjuru. Jika dilihat dari jumlah, kemungkinan Yashamaru berhasil cukup besar. Namun bukan tidak mungkin jika Yashamaru akan gagal karena salah mengambil strategi.
Sasuke benar-benar terkejut ketika tadi Itachi bahkan ikut menghadiri rapat pembahasan strategi bersama Yashamaru. Matanya terbelalak begitu lebar hingga bola matanya hampir keluar dari rongga mata ketika ia melihat seekor burung gagak hitam yang mendadak berada di dekat Yashamaru dan tak lama kemudian bertransformasi menjadi Itachi.
Sasuke tak tahu teknik macam apa yang dilakukan lelaki itu, dan ia bahkan tidak yakin apakah Itachi yang dilihatnya di tempat. Namun ia kini mulai merasa was-was karena bisa saja selama ini Itachi mengintainya tanpa ia sadari dengan menggunakan wujud seekor burung gagak.
Sasuke berpikir kalau Itachi mungkin saja menggunakan black magic sehingga bisa melakukan transformasi semacam itu. Jika itu memang benar, maka hal itu jelas sangat tidak menguntungkan Sasuke. Berdasarkan literatur yang pernah ia baca ketika ia berkunjung ke perpustakaan kota, penggunaan sihir adalah praktik yang cukup umum ratusan tahun yang lalu. Namun kini perlahan-lahan orang mulai meninggalkan praktik ilmu sihir meski bisa saja masih ada sedikit orang yang menggunakannya.
Menurut literatur, ada pula orang yang menggunakan black magic. Namun terdapat harga mahal yang harus dibayar karena melakukan kontak dengan iblis untuk mencapai tujuan. Semakin besar harga yang dibayar, semakin besar kekuatan yang didapatkan. Dan Sasuke merasa ngeri membayangkan harus berhadapan dengan pengguna ilmu semacam itu.
Sasuke sama sekali tidak takut seandainya ia akan mati. Jika surga dan neraka memang ada, ia tahu kalau neraka telah menantinya dan ia telah siap pergi ke neraka. Namun ia takut kalau Itachi mungkin akan melukai Naruto dan ia akan berakhir dengan menyesal karena tak bisa melindungi kekasihnya.
"Aku takut. Bagaimana kalau aku malah mengacau karena sebelumnya aku tidak pernah berperang?" ucap Naruto seraya menatap Sasuke.
Sasuke mengalihkan pandangannya dan menatap iris biru kekasihnya. Ia menepuk kepala lelaki itu dengan lembut dan berkata, "Aku akan melindungimu."
Naruto menggeleng, "Selama ini aku terus membebanimu. Jadi kali ini aku akan melindungimu, teme."
Sasuke tahu kalau kemampuan Naruto sudah banyak meningkat dibanding tahun lalu. Lelaki itu bahkan telah mempelajari ninjutsu dan menguasai beberapa ninjutsu elemen petir, api dan air. Namun Sasuke masih tetap mengkhawatirkan Naruto, terlebih karena medan tempur mereka besok berbahaya.
Sejujurnya Sasuke agak khawatir kalau Itachi berniat membunuhnya dan Naruto secara tidak langsung. Lelaki itu malah menawarkan diri untuk mengambil rute memutar yang lebih jauh namun lebih aman ketimbang menyerang secara langsung dari arah selatan, yakni rute yang akan dilalui Sasuke dan Naruto.
"Mana ada seorang murid yang melindungi gurunya, hn?"
"Ada! Aku akan menjadi salah satunya."
Sasuke menyunggingkan seulas senyum tipis dan ia menatap sang rembulan yang berada di kejauhan. Ia menepuk Naruto yang kini berbaring di atas rerumputan yang bersebelakan dengannya, "Cepat tidur. Simpanlah energimu untuk penyerangan besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
Fiksi PenggemarUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...