Seberkas sinar bulan di kegelapan malam nan mencekam menyinari dua tubuh yang saling bersentuhan. Dua lelaki saling mendekap tubuh satu sama lain, seolah berusaha menghangatkan hati masing-masing yang penuh luka tak tersembuhkan.
Dada kedua lelaki itu terus bergerak naik turun membentuk sebuah irama, menghembuskan nafas yang menerpa wajah masing-masing. Dalam buaian mimpi, kedua lelaki itu saling berpelukan seolah tak ingin berpisah dengan raga satu sama lain barang sedetikpun meski mereka yakin kebersamaan mereka saat ini tak akan abadi.
Salah seorang lelaki menggeliat dan perlahan membuka mata, memperlihatkan iris onyx nya. Lelaki itu perlahan melepaskan tangan nya yang sedang mendekap tubuh lelaki bersurai pirang di pelukan nya dan bangkit berdiri.
Seperti malam-malam sebelumnya, malam ini pun Sasuke kembali terbangun di tengah buaian alam mimpi dan berjalan mengikut kemanapun langkah kaki membawa nya. Ia hampir tak pernah tertidur pulas sepanjang malam tanpa terbangun di tengah malam sekalipun sejak kejadian enam tahun yang lalu dan begitupun dengan saat ini meskipun hati nya terasa lebih ringan berkat keberadaan Naruto.
Sasuke menghentikan langkah dan menatap sekeliling. Hanya terlihat daun yang bergoyang mengikuti arah angin bertiup dan suara samar angin yang berhembus. Tanpa menghiraukan angin dingin yang berhembus, Sasuke mengeluarkan pedang yang terselip di pinggang nya dan mulai memainkan pedang dengan cepat melawan musuh tak kasat mata.
Pedang Sasuke bagaikan tengah menari di udara, seolah menciptakan seni yang berasal dari sebuah kehampaan. Sasuke tak berhenti menebas pedang dan mengeluarkan pedang lain yang terselip di pinggang kiri nya dan menciptakan 'seni' dengan tebasan kedua pedang itu.
Setiap malam Sasuke akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya malam ini ketika ia tidak begitu lelah. Dengan berkonsentrasi pada gerakan pedang nya, Sasuke akan melupakan perasaan tidak nyaman yang ditimbulkan akibat mimpi buruk hampir setiap malam.
Perasaan Sasuke sedang kacau saat ini. Tak hanya ingatan mengenai mimpi buruk yang menganggu pikiran dan perasaan nya, ia juga mulai merasakan sebuah perasaan yang menurutnya aneh.
Lebih dari satu bulan telah berlalu dan Sasuke dengan sengaja memberikan latihan keras selama berjam-jam setiap hari nya agar Naruto semakin cepat menjadi kuat sehingga ia dapat segera meninggalkan anak itu. Namun hati kecil nya terus berharap agar dapat bersama dengan Naruto dan tak berpisah dengan Naruto.
Sasuke tak mengerti mengapa ia bisa berpikir seperti itu. Ia tak ingin kembali sendirian dan harus menghadapi mimpi buruk setiap malam seorang diri. Perasaan ingin bersama dengan Naruto begitu menganggu nya, namun di saat yang sama membuat hatinya menghangat, bagaikan sebongkah es yang mulai mencair.
Terdengar suara dentingan pedang yang bersentuhan dan Sasuke segera menatap pedang di tangan nya. Bermain pedang hari ini sama sekali tak membuat pikiran nya semakin rileks. Ia memang tak lagi memikirkan mimpi buruk nya, namun ia malah memikirkan hal lain hingga tak memperhatikan ayunan pedang nya sendiri.
"Bodoh, lemah," gumam Sasuke dengan sinis pada dirinya sendiri.
Sasuke mengangkat pedang nya dan kembali mengayunkan pedang nya. Namun ia segera berhenti mengayunkan pedang serta menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah samar-samar.
Bagaikan kilat, Sasuke segera bersembunyi di balik satu pohon dengan sharingan. Dengan pedang yang telah terhunus, Sasuke menunggu sambil menatap kearah sumber suara.
Terlihat sosok Naruto yang semakin dekat dengan Sasuke sambil mengenggam pegangan pedang, bersiap menghunus pedang. Naruto berjalan sambil terus menatap sekeliling dan berusaha menajamkan pendengaran sesuai yang diajarkan Sasuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
Fiksyen PeminatUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...