Angin malam yang meniupkan udara dingin menusuk kulit seolah tak cukup untuk mendinginkan tubuhnya. Di tengah malam menjelang musim dingin, ia dengan sengaja menceburkan tubuhnya dalam air sungai yang dingin.
Tubuhnya menggigil namun ia tak mempedulikan rasa dingin yang menusuk tulangnya dan membiarkan rasa dingin menggerogoti tubuh dan pikirannya, berharap hatinya dapat membeku untuk sementara.
Iris onyx sekelam malam nya menatap lurus ke depan dan memastikan jika tak ada satu mahluk berbahayapun di dekatnya. Kemudian ia memejamkan mata dan berusaha membuang pikiran aneh dan tak wajar miliknya, namun sama sekali tak berhasil.
Ia tak berhasil melupakan Naruto barang sedetikpun setelah ia mencium pipi lelaki itu. Ketika ia berusaha melupakannya, yang terjadi adalah kebalikannya. Ia tak bisa melupakan Naruto dan tubuhnya mulai bereaksi aneh ketika berada dekat dengan Naruto.
Jantungnya berdebar semakin keras dan nafasnya mulai terasa sesak setiap kali ia bersama Naruto. Dan terkadang, ia merindukan kehangatan tubuh Naruto yang memeluknya, sensasi ketika tubuh mereka saling bersentuhan, bahkan membayangkan sensasi jika ia bercinta dengan Naruto hingga gairahnya meletup-letup dan ia harus mengendalikan diri.
'Aku pasti sudah kehilangan akal sehatku. Bagaimana bisa aku membayangkan bercinta dengan seorang anak laki-laki yang telah kuhabisi seluruh keluarganya?' batin Sasuke seraya mengerakkan tangan dan membiarkan percikan air dingin mengenai seluruh tubuhnya.
Biasanya Sasuke mengendalikan diri dengan berusaha mandi, berlatih keras dan membayangkan wajah Itachi yang membuatnya semakin berhasrat untuk menghabisi lelaki itu serta berusaha mengaktifkan logika nya yang mulai tumpul. Dan kini ia mencoba seluruhnya.
"Aku harus bagaimana?" gumam Sasuke dengan suara pelan seraya memercikan air dingin ke bahu nya yang telanjang.
"Aku tak ingin kehilangan kendali," ucap Sasuke pada dirinya sendiri sambil memercikkan lebih banyak air ke wajahnya.
Ia kembali memejamkan mata dan membenamkan seluruh tubuh ke dalam air. Ia berharap air dingin yang mengenai seluruh rambut dan kepalanya dapat menyegarkan pikirannya dan membuatnya berhenti membayangkan Naruto.
Memang benar, hidup sebagai lelaki sangat sulit ketika harus menahan gairah untuk memenuhi kebutuhan biologis. Sebagai seorang pria normal, ia memiliki imajinasi liar yang mulai aktif seperti lelaki lainnya. Namun jika tampak Itachi, si keparat brengsek itu, bisa menahan diri, mengapa ia harus membiarkan dirinya menjadi budak nafsu?
Sasuke telah memutuskan. Ia tak akan membiarkan diri semakin jatuh cinta pada Naruto dan berakhir melukai Naruto maupun dirinya sendiri. Ia harus melupakan Naruto, bagaimanapun perasaan lelaki itu padanya.
.
.
Naruto menatap langit-langit kamar dengan tatapan nanar. Belakangan ini ia sulit tidur, terutama setelah mengatakan rasa sukanya pada Sasuke. Saat itu ia yakin jika Sasuke memang tak mendengarnya, namun hal itu membuat perubahan besar pada dirinya.
Jika sebelumnya ia berpikir untuk membalas dendam pada Sasuke dengan mencuri seluruh teknik lelaki itu serta membunuh dan meninggalkan jasadnya di tempat yang dapat ditemukan warga, kini ia malah berpikir untuk menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama Sasuke.
Ia bahkan terus memikirkan Sasuke dalam situasi dan kondisi apapun. Ketika ia menatap dinding, bayangan wajah Sasuke lah yang terlihat di dinding hampa itu. Ketika ia memakan ramen, ia akan mengambil jeda beberapa detik dan memikirkan Sasuke sebelum menghabiskannya. Ia telah terjerat pada pesona Uchiha Sasuke, sang 'orang bayaran' yang telah membantai keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...