Itachi melangkah menuju sebuah gang sempit di daerah kumuh yang gelap di malam hari. Jalanan itu terlihat lebih terang di matanya yang telah mengaktifkan sharingan, namun sebetulnya sangat gelap bagi orang biasa tanpa satupun penerangan yang tersedia di jalan.
Itachi menyentuh kain yang telah menutupi rambutnya dan sebagian dahinya. Wajahnya tak terlihat jelas di kegelapan malam dan ia merasa tak perlu menutupi wajahnya.
Terdapat sebuah pintu kayu yang tertutup dan tak ada seorangpun di dekat pintu. Namun Itachi sadar jika sebetulnya ia sedang diawasi oleh beberapa orang yang bersembunyi di arah jam delapan, jam satu dan jam empat.
Itachi memutuskan tak menghiraukannya dan sengaja menoleh kearah tempat dimana orang-orang itu bersembunyi, seolah memberitahukan kedatangannya.
Beberapa orang itu mengangguk sambil menundukkan kepala, seolah mempersilahkan Itachi masuk. Mereka sudah mengenali Itachi yang lumayan sering datang ke tempat itu untuk menemui pemimpin mereka.
Itachi segera membuka pintu kayu dan mendapati sebuah rungan yang cukup luas dengan banyak lampu minyak sebagai penerangan. Seseorang menutup pintu tepat setelah Itachi masuk.
"Selamat datang Tuan Itachi. Lama tak bertemu denganmu," ucap seorang lelaki berusia empat puluhan akhir dengan rambut berwarna abu-abu. Lelaki itu menghisap kiseru (sejenis pipa untuk merokok) dengan sebotol sake dan gelas diatas meja.
"Aku membutuhkan informasi darimu, Fubuki," ucap Itachi tanpa berbasa-basi.
"Mengenai apa? Duduklah terlebih dahulu, Itachi-sama."
"Aku terburu-buru," sahut Itachi, "Aku butuh informasi yang biasa."
"Ah? Mengenai adi-" Fubuki segera memutus ucapannya begitu ia merasakan aura lelaki didekatnya yang seolah terasa menusuk. Lelaki itu tampaknya kesal sehingga ia cepat-cepat meralatnya, "-maksudku Taiko?"
"Hn."
"Informanku mendapat informasi baru mengenai Taiko," ucap Fubuki. "Dia baru saja mengambil pekerjaan bergaji kecil bersama rekannya untuk mengawal seorang petani pergi ke kota besar."
Itachi tak menjawab. Ia hanya menatap Fubuki sambil mengambil kantung berisi koin lima belas koban untuk diberikan pada Fubuki.
Dalam hati Itachi merasa agak lega. Selama lebih dari lima tahun sejak ia berpisah dengan Sasuke, ia merasa penasaran dengan kehidupan Sasuke dan menemui Fubuki untuk mendapatkan informasi dari jaringan bawah tanah mengenai Sasuke. Dan selama itu pula ia berpura-pura tak peduli pada Sasuke dan bersikap sinis ketika sebetulnya ia merasa benar-benar khawatir.
Meski ia tak pernah melakukan apapun, terkadang ia merasa sangat khawatir dengan Sasuke. Terutama setelah ia mendengar mengenai tahun-tahun pertama kehidupan Sasuke setelah berpisah dengannya yang benar-benar sulit.
Dan di lain waktu, Itachi merasa takut ketika mendapat informasi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang diambil Sasuke. Dalam hati kecilnya ia merasa tak rela membiarkan Sasuke menjadi pembunuh kejam yang bengis dan hidup hanya dengan membunuh meski ia sendiri bersikap kasar dengan Sasuke agar lelaki itu menjadi kuat dan suatu saat mungkin saja melampaui dirinya.
"Menurut para informanku, Taiko adalah donatur tetap di salah satu panti asuhan di kota Fuuto. Terkadang ia juga berkunjung ke panti asuhan lainnya dan memberikan donasi. Biasanya ia akan menggunakan topeng yang ia pakai untuk bekerja ketika pergi ke panti asuhan dan mengajak Ruki bersamanya."
Itachi menutup mulutnya dengn telapak tangan dan tersenyum tipis. Sang adik tak berubah menjadi seburuk yang ia pikirkan. Lelaki itu masih mempertahankan hati nurani nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...