Angin malam yang berhembus di padang pasir terasa begitu dingin. Para pasukan Yashamaru duduk berkumpul di sekeliling perapian, membentuk lingkaran-lingkaran kecil. Mayoritas para pasukan itu duduk sambil memeluk lutut mereka dan menenggak alkohol yang mereka bawa dari kota yang sebelumnya mereka kunjungi.
Malam ini Yashamaru meminta mereka semua untuk beristirahat di padang pasir sebelum tiba di kota yang sebetulnya bisa ditempuh dalam beberapa jam. Yashamaru khawatir jika pasukannya tidak siap jika seandainya harus bertarung di kota.
Naruto menenggak seteguk alkohol yang menghangatkan tubuhnya dan sesekali menatap kearah Sasuke. Terkadang keduanya saling bertemu pandang dan menatap sejenak serta bertukar senyum sebelum mengalihkan pandangan, kembali sibuk dengan rekan masing-masing.
"Uwaahh! aku semakin mengagumimu, Ruki-sama! Kau bahkan jauh lebih muda dariku, namun kau bisa melawan pasukan yang mengejar kita seorang diri," ucap salah seorang bawahan Naruto yang tampaknya agak mabuk.
"Benar. Kau bahkan bisa mengeluarkan api dari mulutmu, sama seperti kedua pengawal Yashamaru-sama itu. Sebetulnya dimana kalian belajar teknik seperti itu?"
Seorang bawahan Naruto segera menimpali, "Aku juga penasaran. Pantas saja Yashamaru-sama meminta lelaki berambut panjang itu untuk menjadi pengawalnya. Kukira dia hanya bisa memasak saja. Aku jadi ingin tahu dimana dia belajar mengeluarkan tengkorak raksasa yang mengerikan namun keren itu."
Naruto tertawa pelan, Dalam hati ia juga merasa penasaran dan berniat menanyakan pada Sasuke nanti.
"Aku juga penasaran. Tak kusangka ternyata teknik semacam itu juga ada. Kalau saja aku kenal dengannya, pasti akan kutanyakan dimana dia belajar ilmu seperti itu. Atau aku berguru padanya saja, ya?"
Naruto mengakhiri kalimatnya dengan senyuman. Sebetulnya ia memang penasaran, namun mustahil jika Itachi akan memberitahu mengenai teknik rahasianya itu pada Naruto sekalipun Naruto bertanya. Ia sudah tahu betapa mengerikannya lelaki yang hendak membunuh Sasuke dan hampir membunuhnya itu.
"Dia sungguh mengerikan. T-tapi... tadi pagi aku menyaksikan hal yang lebih mengerikan lagi," ucap seorang pengawal Yashamaru yang tampaknya hanya seusia Sasuke.
Lelaki itu menatap sekeliling dan berbicara dengan suara yang agak pelan. Ia tak menghiraukan rekan-rekannya yang seketika menunjukkan reaksi penasaran dan tak sabar menunggu ucapan lelaki itu.
"Kau juga lihat, kan, Yamada-san?" ucap lelaki itu dengan suara pelan yang dibalas dengan anggukan oleh lelaki yang disebut Yamada itu.
Wajah lelaki itu dan Yamada tampak ketakutan. Mereka mendadak bimbang mengatakannya.
"Apa yang ingin kau bilang, sih? Cepat katakan."
Yamada menyahut, "Pelankan suara kalian. Tolong jangan katakan pada siapapun, ya?"
Naruto menatap lelaki bernama Yamada itu dengan rasa penasaran memenuhi dirinya. Ia segera menganggukan kepala, "Tentu saja. Kau bisa percaya padaku, kok."
Beberapa bawahan Naruto lainnya serempak mengiyakan ucapan Naruto. Mereka semua menganggukan kepala dan menatap Yamada serta lelaki muda yang awalnya memulai pembicaraan.
"Semalam aku dan Kaizawa-san kalah taruhan dan terpaksa berjaga. Malam itu kami benar-benar mengantuk. Di tengah malam Saburo-san pergi keluar dan kami langsung mengiyakan saja. Lalu tak lama kemudian si lelaki yang tadi juga mengeluarkan api itu menyusul Saburo-"
Salah seorang bawahan Naruto memotong ucapan Yamada dan berkata, "Hah? Bukankah katanya Saburo meninggalkan kita karena berkhianat? Kupikir Saburo mungkin saja bergabung dengan pasukan kerajaan yang tadi menyerang kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
Fiksi PenggemarUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...