Part 2

3.9K 314 9
                                    

Ayam jantan berkokok nyaring dan matahari perlahan bangkit dari tidur nya, menggantikan sang rembulan yang telah berkuasa di langit sepanjang malam dan terus memancarkan sinar lembut nya.

Jauh sebelum pagi tiba, Sasuke telah bangun dan berusaha keras agar tak menimbulkan suara sehingga membangunkan Naruto. Ia memanfaatkan penerangan seadanya dari sinar rembulan untuk kembali ke sungai dan berusaha mencari ikan.

Sungguh konyol untuk mencari ikan di saat subuh, namun Sasuke tak memiliki kendala. Ia memiliki penglihatan yang jauh lebih tajam dibandingkan orang lain dan dapat kemampuan nya melihat objek pada malam hari setara dengan serigala.

Sasuke kembali ke pohon tempat nya beristirahat setelah mendapat ikan dan menyalakan perapian serta mulai membakar ikan. Tatapan nya tertuju pada ikan yang sedang dibakar nya, iris onyx nya perlahan berubah menjadi crimson dan ia mengeratkan sentuhan nya pada kayu yang ditusukkan nya pada ikan yang sedang dibakar nya.

Terdengar suara daun yang bergemerisik dan Sasuke segera menatap tajam ke arah sumber suara. Iris crimson nya menangkap sosok Naruto yang menggeliat di tanah, pria itu pasti akan bangun sebentar lagi.

"Pagi," sapa Naruto dengan wajah mengantuk dan suara serak pertanda orang yang baru saja bangun tidur.

Sasuke kembali menatap Naruto. Sudah lama ia tak mendengar sebuah sapaan untuk nya dan ia merindukan sapaan di pagi hari yang ditujukan padanya.

"Kau membakar ikan?" tanya Naruto sambil menatap ikan yang telah matang di satu sisi. Aroma ikan mulai tercium dan perut Naruto mulai menjeritkan rasa lapar.

"Hn."

"Aku lapar."

"Bakarlah sendiri," ujar Sasuke sambil menyerahkan ikan lain nya yang telah ditusuk ke atas batang kayu.

Naruto menatap ikan yang diberikan Sasuke. Pria itu meletakkan ikan di atas tanah begitu saja dan tampak darah yang menetes-netes dari ikan itu. Naruto menatap ikan itu, tubuh nya bergidik ngeri. Sasuke bahkan tidak membersihkan ikan itu terlebih dahulu.

"Kau tidak membersihkan ikan ini terlebih dulu?"

"Tidak."

"Kau jorok sekali. Kau bisa sakit bila memakan makanan yang tidak dicuci dengan baik."

Sasuke terdiam sejenak, otak nya berusaha mencerna kata-kata Naruto. Sejak enam tahun yang lalu, tak seorangpun peduli pada hidup nya. Mereka semua hanya menggunakan jasa nya tanpa berniat terlibat lebih jauh dalam kehidupan pria itu. Lagipula ia juga takkan membiarkan seseorang 'memasuki' kehidupan nya begitu saja meskipun di saat yang sama ia juga haus akan kasih sayang.

Naruto kembali menepuk bibir nya. Bila kata-kata adalah sesuatu yang dapat ditarik kembali, maka ia akan menarik kata-kata nya sendiri. Untuk apa ia peduli pada pembunuh clan nya? Seharusnya akan lebih baik bila pria berambut hitam itu terkena penyakit parah dan menderita hingga mati. Saat itu ia akan bersukacita dan bahkan mengadakan pesta sebagai bentuk syukur.

"Itu bukan urusanmu."

"Kalau begitu aku akan pergi ke sungai. Aku ingin membersihkan ikan yang akan kumakan dan memastikan bila ikan itu cukup higienis."

"Kita harus segera berangkat setelah selesai makan."

Sambil berdecak kesal Sasuke menarik batang kayu yang diambil Naruto. Naruto membelalakan mata nya, ia terkejut dengan Sasuke yang tiba-tiba menarik batang kayu yang sedang dipegang nya begitu saja ketika ia sedang lengah.

Sasuke melepaskan ikan yang ditusukkan ke batang kayu yang dipegang nya dan ia mengeluarkan salah satu pedang yang diselipkan nya di pinggang sebelah kiri. Ia membelah ikan itu dan darah mengucur dengan deras dari ikan itu. Kemudian Sasuke mengguyur ikan itu dengan sedikit air dari botol minum nya.

Kill The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang