.
.
Special Chapter : First Date
.
.
Aku membuka mataku dan terkejut mendapati Sasuke yang sedang memasukkan futon ke dalam lemari yang terletak tak begitu jauh dari tempatku berbaring sambil duduk memunggungiku. Rambut Sasuke terlhat masih basah dan samar-samar aku mencium aroma sabun yang menguar dari tubuhnya.
"Ohayou, teme."
"Ohayou, dobe."
Sasuke menutup pintu lemari dan ia segera memutar tubuhnya sehingga kini duduk berhadapan denganku. Aku terkejut melihat yukata nya yang tak terpasang dengan baik. Dada bidangnya terlihat samar-samar dan membuatku tertarik memandangnya.
Entah sejak kapan aku mulai tertarik pada tubuh Sasuke dan wajahku mulai memerah serta tubuh yang seolah memanas saat membayangkan tubuh Sasuke tanpa mengenakan pakaian. Terkadang Sasuke keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan celana dan ia mengusap bagian atas tubuhnya dengan handuk, ketika melihatnya aku membayangkan bagian bawah tubuhnya yang tertutup celana.
Aku tak mengerti mengapa pikiranku mendadak seperti ini. Inikah yang dinamakan gairah akibat pubertas? Aku benar-benar tak mengerti.
Aku segera mengerjapkan mata dan menyadari jika matahari telah bersinar, terlihat dari cahaya di dalam ruangan yang cukup terang masuk melalui kertas dinding.
"Lho? Ini sudah pagi, kan? Mengapa kau tidak membangunkanku, teme? Bukankah hari ini kita harus berlatih?"
Sasuke menggelengkan kepala, "Kuliburkan untuk hari ini."
Aku bergidik seketika. Kekasihku tidak kerasukan, kan? Kalau ia tidak kerasukan, tidak mungkin ia tiba-tiba memberikan libur. Selama kami bersama, Sasuke tak pernah memberikan libur latihan seharipun jika tidak sangat terpaksa, misalnya saat ia menginap beberapa hari di tempat tabib karena sakit parah. Biasanya ia akan tetap menyuruhku berlatih selama tujuh hari seminggu meskipun ia sendiri sedang tidak sehat.
"Libur? Tumben sekali."
"Kau tidak ingin libur, hn?"
Aku cepat-cepat menggelengkan kepala. Tentu saja aku ingin berlibur. Sesekali aku ingin bersantai dari rutinitasku sehari-hari.
"Tentu saja mau."
"Kalau begitu cepatlah bersihkan wajahmu dan bawa ranselmu. Kita akan pergi berjalan-jalan di pusat kota dan pergi ke pemandian sesudahnya."
"Maksudmu.. kita kencan?"
"Hn."
Aku segera menuruti Sasuke dan berniat melipat futonku. Namun ketika aku hendak mengangkat futon yang telah kulipat, Sasuke segera memegang tanganku tanpa sadar.
Telapak tangan Sasuke terasa hangat dan membuatku nyaman. Aku membiarkannya menyentuh punggung tanganku, namun aku segera berkata, "Teme, tanganmu."
"Aku akan menyimpan futonmu."
Aku segera melepaskan tanganku dan Sasuke segera mengangkat futonku serta memasukannya ke dalam lemari.
Aku berjalan menuju kamar mandi dan cepat-cepat membasuh wajahku. Aku tak sabar menghabiskan waktu untuk berkencan pertama kalinya dengan kekasihku.
.
.
"Wah... ternyata banyak pertokoan disini!" seruku ketika melihat pertokoan yang berjejer di jalan yang akan kami lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
Fiksi PenggemarUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...