Part 15

2.4K 217 21
                                        

Empat lelaki berkumpul di sebuah kedai makanan yang terdapat di dunia bawah. Malam ini tempat itu cukup ramai didatangi oleh pria-pria hidung belang yang ingin menghabiskan malam untuk menghangatkan diri dalam rengkuhan pekerja seks komersial yang dipenuhi desahan dan erangan yang menggoda.

Naruto yang ikut duduk di kedai itu bersama dengan Ryo, Tetsu dan Ichiro menatap sekeliling. Ia merasa tidak nyaman dengan situasi disekelilingnya dimana pria-pria berbincang dengan botol alkohol diatas meja maupun pelacur-pelacur. Beberapa pria bahkan secara terang-terangan menyusupkan tangan ke balik kimono pelacur sewaan mereka yang menemani mereka minum.

"Minum?" Ichiro, seorang lelaki berusia dua puluhan akhir bertubuh tinggi dan kekar dengan kulit agak kecoklatan dan mata sipit menawarkan segelas sake pada Naruto.

Tetsu mendelik dan hampir membuka mulutnya serta mencegah Ichiro untuk memberikan minuman. Namun Ryo terlebih dahulu berkata pada Ichiro, "Hey, dia belum cukup umur."

Ichiro mengendikkan bahu dan tampak tak peduli, "Lalu kenapa? Disini bebas, bodoh."

"Kau ingin seorang anak kecil mabuk, huh?" sahut Tetsu seraya menatap Ichiro dengan tajam.

Ichiro menatap Naruto dan meletakkan botol sake diatas meja dengan kasar hingga menimbulkan suara. Wajah lelaki itu sudah agak memerah dan ia segera bertanya pada Naruto, "Hey, dik. Kau sudah mimpi basah, kan?"

Naruto merasa agak kurang nyaman dengan pertanyaan Ichiro. Namun ia segera menganggukan kepala meskipun wajahnya agak merona karena malu.

"Sudah."

"Nah, dia bukan anak-anak lagi," jawab Ichiro seraya mengangkat botol sake dan menghabiskan cairan memabukkan yang masih tersisa di botol itu. Ia menyentuh telapak tangan Naruto dan menatapnya sebelum menatap tema-temannya, "Kalau seseorang sudah puber, itu namanya bukan anak-anak lagi. Dia sudah bisa melakukan apapun yang dia mau."

Ryo berdengus kesal, "Sudahlah. Kita semua berkumpul untuk membahas strategi sekaligus bertukar informasi, bukan mengurusi orang mabuk."

Ichiro meletakkan botol sake nya yang telah kosong dan berniat memesan botol kedua. Namun ia segera mengurungkan niat saat Tetsu dan Ryo menatapnya dengan tajam, seolah mencegahnya untuk memesan botol kedua.

"Jadi bagaimana rencana kita?" Tetsu membuka percakapan dengan suara pelan. Ia mendekatkan kursi nya ke meja dan menatap orang-orang disekelilingnya yang tampak tak mempedulikan dirinya. "Apakah seseorang di antara kalian bertiga memiliki informasi mengenai target?"

Naruto tak menjawab. Tentu saja ia tak memiliki informasi apapun. Ini merupakan pekerjaan pertamanya tanpa Sasuke dan ia hampir tak mengenal siapapun di dunia bawah tanah.

"Lelaki yang diincar tetanggamu itu, aku pernah melihatnya beberapa kali saat masih bekerja di pelabuhan," jawab Ichiro seraya menatap lawan bicaranya.

Tetsu, Ryo dan Naruto menatap Ichiro dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Ichiro segera melanjutkan ucapannya, "Nama orang itu Teru, entah nama asli atau bukan. Aku sering melihatnya bersama dengan orang-orang dari kerajaan Kai."

"Itu sesuai dengan rumor yang selama ini beredar," jawab Ryo dengan pelan. "Ia adalah salah satu bawahan yang dipercaya sang bossuntuk mengurus 'pengiriman' manusia yang akan diperdagangkan di pelabuhan."

Ichiro menganggukan kepala, "Itu benar. Teru hanya bertanggung jawab di pelabuhan ini. Di pelabuhan lain, orang yang bertanggung jawab juga berbeda."

Tetsu menatap Ichiro lekat-lekat dengan pertanyaan-pertanyaan yang menumpuk di kepala nya. Ia segera bertanya, "Darimana kau mendapat informasi ini? Apakah informasimu bisa dipercaya?"

Kill The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang