Season 2 : Part 11

1K 135 10
                                    

Seorang lelaki muda dengan rambut merah dan tato bertuliskan kanji di dahinya hanya menganggukan kepala dengan ekspresi datar ketika mendengar laporan dari salah seorang informan. Raut wajahnya terlihat datar seperti biasanya, namun otak nya berpikir ekstra keras.

Informan itu memberitahukan mengenai pemberontakan yang dilakukan secara serempak di beberapa daerah. Penasihat kerajaan –yang sementara mengambil alih kekuasaan hingga raja baru dilantik- kesulitan untuk mengirimkan pasukan tambahan di daerah-daerah yang jauh dari ibu kota dikarenakan cuaca yang panas dengan matahari terik di siang hari sehingga memperlambat perjalanan. Selain itu para pengkhianat yang bergabung dengan kubu pemberontak merupakan tentara. Bahkan terdapat suatu daerah dimana seluruh tentara memutuskan untuk berkhianat.

Sebelumnya tak pernah ada pemberontakan dengan skala besar yang terjadi di kerajaan Suna. Jika ada pemberontakan, itu hanyalah skala kecil dan dapat ditangani dengan cepat. Biasanya pemberontakan pasti akan gagal sebelum dilaksanakan, dikarenakan raja yang sebelumnya memiliki agen intelijen yang menyamar untuk mengumpulkan informasi mengenai pemberontakan. Selain itu diberlakukan hukuman mati dengan cara menyayat perlahan dan memotong satu persatu bagian tubuh hingga korban meninggal bagi seluruh pemberontak beserta keluarganya sehingga hampir tak ada yang berani memberontak.

Karena itulah kini lelaki muda itu merasa benar-benar pusing. Ia tak memiliki pengalaman dalam menghadapi situasi seperti ini. Sebetulnya ia bahkan merasa agak kesulitan berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan istana, khususnya penasihat kerajaan yang untuk sementara mengambil alih posisinya hingga ia secara resmi dilantik sebagai raja.

"Pelantikan anda harus dilakukan secepatnya, Gaara-sama," ujar salah seorang lelaki berusia lima puluhan yang merupakan salah satu dari tiga penasihat kerajaan.

Gaara, si lelaki muda itu, hanya terdiam. Sebetulnya ia bahkan tak terlalu berniat untuk menjadi raja. Ia bahkan tak mengerti mengapa dirinya yang sebelumnya dihindari dan dianggap monster oleh orang-orang di sekitarnya –termasuk ayahnya sendiri- bisa terpilih sebagai calon raja, bukan kedua kakaknya. Baginya, ketimbang mengurusi kerajaan, akan lebih baik jika ia hidup menyendiri di suatu tempat, entah di dalam atau diluar kerajaan.

Sebetulnya ia bahkan tak peduli dengan kerajan beserta penduduknya. Ia bahkan tidak peduli jika kerajaan itu hancur sekalipun. Ia masih menyimpan dendam yang tak mungkin hilang terhadap orang-orang yang memperlakukannya bagaikan monster yang harus dihindari. Ia tak bisa melupakan momen dimana ia harus menghabiskan hari-hari dalam kesendirian hingga pada akhirnya ia mulai terbiasa dengan kesendirian.

"Bukankah itu karena kau tidak mau repot-repot memikirkan solusi atas pemberontakan yang terjadi? Setidaknya jika aku naik tahta, kau tidak perlu terlalu memikirkannya, hm?"

Lelaki berusia lima puluhan itu tersentak. Ia merasa tersinggung dengan kalimat bernada tajam yang diucapkan secara tepat sasaran. Ia memang mengusulkan agar calon raja cepat-cepat naik tahta sehngga ia tidak perlu terlalu memikirkan pemberontakan yang terjadi, setidaknya tidak sebanyak saat ini.

Namun lelaki berusia lima puluhan itu menundukkan kepala dan menggelengkan kepala.

"Tolong maafkan hamba, Yang Mulia. Namun saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Saya pikir sudah saatnya rakyat memiliki raja baru setelah Yang Mulia Raja wafat enam bulan lalu."

Gaara, sang calon raja, hanya menganggukan kepala. Tak berbeda dengan para penasihat kerajaan, ia sendiri sebetulnya tidak mau pusing-pusing memikirkan kerajaan. Ia tak pernah setuju dengan peraturan-peraturan kejam yang diberlakukan oleh sang ayah, namun bukan berarti ia peduli dengan rakyat. Ia merasa dendam dengan orang-orang yang menghindarinya dan membencinya serta terus menerus menyebutnya sebagai pembawa malapetaka karena sang ibu meninggal setelah melahirkannya, juga karena monster ekor satu yang disegel ke dalam tubuhnya.

Kill The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang