Itachi seolah menggila di medan perang. Lelaki itu terus menerus menggunakan api hitam yang membakar tubuh para tentara musuh dan mengacaukan formasi mereka selama berjam-jam. Ia tak peduli jika chakra nya mulai terkuras dan ia mulai merasa kelelahan.
Sejak awal ia sudah berencana untuk tidak kembali dari medan perang. Kerajaan Suna adalah negeri terakhir yang akan ia singgahi sebelum jiwa meninggalkan raganya, dan perang kali ini merupakan perang terakhirnya.
Itachi bahkan telah meninggalkan surat di markas Akatsuki bahwa ia telah pergi meninggalkan organisasi dan meminta agar tidak mencarinya. Barangkali kini organisasi itu akan semakin kacau karena anggotanya berkurang satu demi satu. Namun ia sama sekali tidak peduli, toh sejak awal ia juga tak ingin memimpin organisasi itu.
Ia mengaktifkan sharingan dan berusaha menatap ke arah timur tempat Sasuke dan pasukan Yashamaru lainnya. Disana, formasi para tentara juga semakin kacau dan mereka berlarian menghindari api hitam yang hendak membakar tubuh mereka.
"I-itu.. t-teknik apa yang anda gunakan, Itachi-san?" tanya salah seorang pemimpin pasukan sambil menatap ke arah api hitam itu dengan takjub dan ngeri.
"Akan kuberitahu di akhirat nanti," jawab Itachi dengan asal. Ia sedang fokus dengan targetnya yang kini berlarian dan sudut bibirnya sedikit terangkat, merasa lucu melihat para tentara yang kabur seperti pengecut.
Pemimpin pasukan itu menyeringai. Ia yakin kalau Itachi tak akan mau memberitahunya, dan jika diperhatikan tampaknya sumber kekuatan lelaki itu berasal dari matanya yang tampak unik dan belum pernah terlihat.
Pemimpin pasukan itu berpikir untuk mendapatkan kemampuan unik itu yang akan membuatnya mendapat jabatan tinggi di kerajaan nanti. Dan setelah itu, bisa saja ia menggulingkan Yashamaru dan menjadi raja.
Ia menatap Itachi yang bahkan tak menatap kearahnya. Lelaki itu hanya fokus pada musuh dan tampaknya tak memperhatikan bahaya yang akan mengancamnya.
Dengan cepat pemimpin pasukan itu segera mengeluarkan pedangnya dan berniat menusuk punggung Itachi. Namun gerakan pemimpin pasukan itu tampak seperti slow motion dan Itachi sudah menangkap pergerakannya dengan ekor mata.
Itachi berniat membakar tubuh pemimpin pasukan itu dengan bola api, namun arah angin sedang tidak menguntungkan baginya dan bisa saja bola api yang ditiupkannya malah mengenai orang lain.
Itachi berjudi dengan waktu ketika ia dengan cepat mengeluarkan pedang dari pinggangnya dan berusaha memotong lengan pemimpin pasukan itu. Tepat ketika ujung pedang pemimpin pasukan itu hendak menusuk bahunya, ujung pedangnya telah terlebih dahulu menebas tangan pemimpin pasukan itu.
Terdengar suara pedang yang jatuh serta potongan tangan sang pemimpin pasukan. Darah mengalir deras dan kuda yang ditunggangi keduanya tampak terkejut.
Itachi segera mengusap kudanya dengan lembut untuk menenangkan kuda itu, dan apa yang dilakukannya menarik atensi orang yang berada di sekelilingnya.
"A-apa yang terjadi?" ucap salah seorang pemimpin pasukan lain. Ia membelalakan mata saat menatap lengan temannya yang kini hilang dan darah yang mengucur ders hingga mengenai tubuh kuda.
"Dia berniat menusukkan pedangnya padaku dan aku melindungi diriku," ucap Itachi dengan terpaksa. Ia tak ingin menimbulkan keributan di kalangan pasukan Yashamaru dan membuat perang malah berakhir lebih lama.
Orang-orang menatap potongan tangan serta pedang yang kini berada di atas tanah. Ucapan Itachi memang masuk akal mengingat mereka saat ini berada di garis belakang dan tidak langsung berhadapan dengan musuh, untuk apa harus mengeluarkan pedang?
![](https://img.wattpad.com/cover/52809814-288-k805733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...