"Malam ini aku ingin pergi ke dunia bawah dan mengambil pekerjaan," ucap Naruto pada Sasuke tepat ketika ia baru saja menyelesaikan sarapan.
Sasuke menatap Naruto dan menghela nafas panjang. Tak peduli seperti apapun ia melarang Naruto, lelaki itu akan tetap nekat mengambil pekerjaan. Sehingga kini Sasuke memilih untuk membiarkan Naruto mengambil pekerjaan selama ia mengetahui detil pekerjaan nya dan terkadang mengerjakan pekerjaan bersama jika pekerjaan yang ingin diambil Naruto terlalu berat menurutnya. Atau jika tidak, Sasuke akan sengaja mengambil pekerjaan di saat yang sama agar ia tak menghabiskan sepanjang hari untuk mengkhawatirkan Naruto.
"Seperti apa pekerjaan yang ingin kau ambil, dobe?"
"Aku ingin mengambil pekerjaan yang lebih menantang dibanding sebelumnya," sahut Naruto.
"Hn? Apa kau yakin bisa mendapat klien yang bersedia memberikan pekerjaan berat padamu, dobe? Kau tahu, pekerjaan-pekerjaan berat biasanya diberikan pada professional di dunia bawah."
Naruto mendengus. Ucapan Sasuke memang benar. Biasanya para klien penting yang memberikan tawaran pekerjaan yang sulit telah menyebutkan nama-nama orang yang mereka inginkan untuk mengambil pekerjaan tersebut.
Dan selama setahun bekerja di dunia bawah, Naruto sudah mengetahui nama orang-orang top di dunia bawah. Dan Sasuke termasuk sebagai salah satunya. Lelaki itu mendapatkan tawaran pekerjaan yang begitu banyak hingga ia tak mampu menerima semuanya, terutama setelah Itachi kini menjadi pemimpin Akatsuki dan tak begitu aktif mengambil pekerjaan.
"Uh... seandainya saja aku sepopuler dirimu, teme."
Sasuke menggelengkan kepala. Tangannya menepuk kepala Naruto, "Kau yakin ingin populer sepertiku dan hidup dalam persembunyian, dobe?"
"Tidak masalah," sahut Naruto. "Asalkan aku ditakuti, memiliki banyak uang dan memilikimu, aku sudah merasa cukup."
"Dasar naif," Sasuke tersenyum. Ia tak bisa menahan diri untuk mendengar ucapan sang kekasih yang romantis namun terdengar sangat lugu.
"Teme," ucap Sasuke sambil menatap Naruto lekat-lekat. "Apakah kau akan bahagia selamanya dengan hidup seperti ini?"
Naruto terdiam dan berpikir sejenak. Ia memang merasa bahagia dengan keberadaan Sasuke di sisinya. Ia merasa jika ia tak akan mengalami bahaya apapun selama Sasuke melindunginya. Namun ia harus hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya secara berkala dan hidup dalam persembunyian. Ia bahkan tak bisa terlalu akrab dengan orang lain dan harus terus menyamar. Terkadang ia merasa agak lelah dengan hidup seperti ini.
"Tentu saja. Aku akan bahagia selama aku bersama denganmu, teme."
Sasuke memicingkan matanya, "Kau terlihat ragu, dobe."
Naruto menggelengkan kepala kuat-kuat, berusaha mengenyahkan keraguan dalam dirinya. Tak peduli sedamai apapun hidupnya, atau seberapa banyak uang yang bisa ia nikmati atau orang yang menemaninya, tetap saja akan terasa ada yang hilang jika tak ada Sasuke. Bagaikan sepotong puzzle yang hilang dan membuat keseluruhan puzzle menjadi tidak lengkap.
"Bagaimana jika kau mengambil salah satu pekerjaan berat dan aku yang pergi bekerja untuk menggantikanmu?"
"Itu melanggar kode etik dunia bawah, dobe."
"Ah benar juga, ya," Naruto terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa malu dengan ucapan nya yang terkesan bodoh.
Sasuke menatap Naruto dengan khawatir. Ia mulai merasa takut setiap kali melihat Naruto membicarakan mengenai pekerjaan. Membunuh dapat mengikis hati nurani dan kepolosan seseorang hingga tak bersisa dan mengubah seseorang menjadi bengis dan haus darah. Sasuke tak ingin hal yang dialaminya juga dialami oleh Naruto. Ia ingin berusaha sekeras mungkin mempertahankan kelguan Naruto meski di sisi lain ia khawatir jika keluguan Naruto dapat menjadi boomerang bagi dirinya sendiri suatu saat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill The Assassin
FanfictionUzumaki Naruto adalah putra seorang daimyo yang harus menyaksikan pembantaian keluarga nya sendiri di suatu sore. Pertemuan nya dengan Uchiha Sasuke yang merupakan pembunuh keluarga nya membuatnya hendak membunuh pria itu dan berakhir dengan mengiku...