Part 3

3.5K 306 8
                                    

Naruto berjalan mengikuti Sasuke yang berjalan di depan nya dengan langkah tenang. Sasuke sendiri memperlambat langkah nya ketika ia mulai memasuki pusat kota. Dengan sendirinya, pria itu membaur di antara penduduk kota yang berjalan atau menaiki kuda di jalanan besar di kota itu, seolah pria itu juga merupakan penduduk kota.

Beberapa kali mereka berpapasan dengan gadis dan beberapa gadis itu seketika melirik ke arah mereka, lebih tepat nya ke arah Sasuke. Sasuke terlihat biasa-biasa saja dari belakang, namun sebetulnya ia merasa benar-benar tidak nyaman dengan tatapan yang ditujukan padanya. Beberapa orang mengernyitkan dahi melihat kondisi Naruto yang terlihat tidak wajar dengan luka serta memar di tubuh nya.

Sasuke melangkah menuju jalanan yang tidak begitu ramai mendekati perbatasan kota. Sasuke mempercepat langkah dan membuat Naruto merasa kewalahan untuk mengikuti nya. Tubuh nya masih terluka namun Sasuke memaksanya berjalan jauh.

Merasa tak kuat lagi, Naruto menghentikan langkah dan berkata, "Tolong tunggu aku sebentar."

Sasuke masih tetap melangkah dan membuat Naruto kembali berkata dengan suara yang lebih keras. Sasuke berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.

"Ada apa?"

"Bisakah kita beristirahat sebentar? Tubuhku benar-benar sakit. Aku merasa tidak kuat lagi."

Sasuke berdecih kesal dan berjalan ke arah Naruto. Iris onyx nya mendapati memar di beberapa agian tubuh Naruto dan luka goresan pedang di tangan Naruto dengan darah yang mengering. Yukata Naruto bahkan telah basah akibat darah. Di kaki Naruto juga terdapat memar yang cukup parah.

"Berpikirlah seolah rasa sakit itu tak ada dan kau akan baik-baik saja," jawab Sasuke dengan nada dingin.

"Tidak bisa! Kakiku terasa seolah akan patah ketika kau memaksaku terus berjalan dan tangan ku berdenyut-denyut nyeri. Kau pasti belum pernah merasakan sakit hingga berkata seperti ini!" seru Naruto dengan suara meninggi.

Sasuke menatap Naruto dengan tajam dan membuat Naruto merasa terintimidasi. Sasuke tak suka banyak bicara, apalagi jika menyangkut kehidupan pribadinya. Namun ia juga tak suka ketika orang-orang memiliki persepsi yang salah terhadap dirinya.

"Jangan manja, Bocah. Aku pernah merasakan yang lebih parah dari yang kau alami saat ini."

Ucapan pria dihadapannya membuat Naruto merasa penasaran. Pria itu pasti sedang berbohong. Ia sudah melihat sendiri betapa kuat dan kejam ya pria itu. Ia sangat percaya jika pria itu yang membuat orang lain mengalami hal yang lebih parah dari yang dialami nya saat ini. 

Namun ekspresi wajah pria itu terlihat sangat serius. Tatapan nya tajam dan dingin, Naruto bahkan dapat menangkap kemarahan dan kebencian dalam sorot mata pria itu.

"Yang lebih parah? Yang seperti apa? Kau pasti berbohong!"

"Seseorang mematahkan beberapa tulangku dan menyerang titik vitalku hingga aku hampir mati." 

Tatapan Sasuke terlihat tajam dan penuh kebencian, namun seolah menerawang. Tanpa sadar ia bagaikan menggoreskan pedang di atas luka yang belum mengering, luka yang tak akan pernah mengering. Sasuke bahkan menyentuh dada nya sendiri yang berdenyut nyeri ketika ia mengingat masa lalu nya.

Naruto membelalakan mata nya. Jika seseorang membuat pria itu hampir mati, orang itu pasti sangatlah kuat. Ia merasa penasaran sekuat apa orang itu dan mungkin ia bahkan dapat menemui orang itu dan berkomplot untuk membunuh Sasuke. Ia harus mencari tahu mengenai orang itu.

"Benarkah? Aku jadi merasa penasaran dan ingin melihat seperti apa orang yang membuatmu seperti itu."

"Kau akan bertemu dengannya nanti."

Kill The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang