8. Hukuman Andromeda

2.4K 213 2
                                        

Ruangan serba putih itu terkesan vintage namun tetap elegan. Dengan baluran beberapa emas di sudut ruangannya. Ukiran betonnya benar-benar menggambarkan seni tingkat tinggi.

"Duduklah Pierce." Dominique sudah terlebih dulu duduk dikursi yang mirip singgasananya. Dengan meja dan vas bunga yang pantas ditambah bacaan 'kepala sekolah' disitu. Atau anjing galak pffft.

"Okay Dominique lanjutkan." Ucap Angeline setelah dia duduk dihadapan Dominique. Menghadap langsung jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan laut luar biasa indahnya.

"Entahlah apa yang kau rencanakan sebelumnya, aku mengerti. Kau sedang mengujiku, tapi disini aku gurunya dan kau muridnya. Ujian hanya diberikan pada murid." Ucap Dominique.

Angeline tak begitu memgidahkannya. Dia malah beranjak dari duduknya menuju jendela kaca besar. Matanya terkagum-kagum memandangi laut yang berkelip. Angeline sangat suka memperhatikan kelap-kelip dihamparan luas seperti itu.

"Kau mungkin terlambat datang sehingga tak mendengar saat aku berpidato tentang aturan. Tapi kau pasti sangat yakin apa yang kau lakukan tadi itu melanggar aturan kan?"

Angeline mengalihkannya pandangannya dari laut pada Dominique yang sedang menahan kesabarannya.

"Dominique, kemana kapal-kapal itu menuju?" Tanya Angeline.

"Apa kau tidak mendengarkan ucapanku tadi?"

Angeline terdiam. Kembali duduk di kursi yang ada dihadapan Dominique. Memasang muka memelasnya. Ah ya, Angeline sangat pandai bernegosiasi jika bukan dengan Ayahnya.

"Dominique, maafkan aku. Aku memang tak pernah pantas berada disini." Angeline dengan suara paraunya merendahkan diri.

"huh... aku sangat suka tempat ini, sangat membanggakan bisa lulus dari sini tapi..aku sadar itu sangat keterlaluan." Sambung Angeline.

"A-aku, aku akan terima segala konsekuensinya Dominique, kembalikan saja aku pada orang tuaku Dominique, aku sangat kurang ajar aku pantas mendapatkannya." Ucap Angeline memelas.

Oh lihat betapa lihainya Angeline bersandiwara. Airmatanya memupuk diujung mata. Angeline nakal sudah sering memohon seperti ini. Angeline yang picik.

Dominique mendengus, akhirnya mengerti apa yang direncanakan penganggu kecilnya. Dia ingin berulah agar dipulangkan. Tentu saja dia tak suka ada di Dominique castle.

"Tidak, Pierce sayang. Kau harus mengerti. Ada aturan disini yang tak bisa di bantah. Dan yang paling utama adalah siswa yang sudah masuk dari sini, tidak ada yang keluar sebelum memenuhi kriteria." Ucap Dominique tersenyum menang.

OMG it's a nightmare

"Kau pikir kenapa mereka mengenalku dengan Dominique yang hebat? Karena aku tak pernah gagal. Dan kau, tak akan pernah keluar dari sini sebagai kegagalanku. Mengerti?" Ucap Dominique yang membuat Angeline terbelalak. Tidak, gue harus pulang!

"Mengerti Pierce?"

"understood."

"Tapi kau benar juga, kau tetap harus dapat konsekuensinya kan? Kau tidur diluar kamar malam ini." Ucap Dominique.

Angeline mendengus kesal. Kemudian ingat suatu hal yang merubah mimik mukanya menjadi senang. artinya gue bisa kabur waktu mereka tidur?

"Tidak Pierce, kau tidak akan kemana-mana. Aku akan memastikan kau tidur di balkon atas kastil, Kau takkan kemana-mana."

***

Angeline menaiki tangga yang melingkar hingga berujung pintu yang mengantarkannya ke atap kastil. Angin malam langsung menusuk tubuhnya. Mengigil, Angeline bergidig membayangkan malam panjangnya akan dilalui sangat buruk.

"Tidak ada selimut?" Tanya Angeline pada Dominique yang hampir menutup pintunya.

"Ini bukan trip Angeline, ini hukuman." Balas Dominique.

"Perahu-perahu itu menuju bandara, cara tercepat mencapai bandara." Ucap Dominique lalu menutup pintu.

Crek. Pintu dikunci.

Angeline terduduk memeluk kedua lututnya agar hangat. Ingin rasanya menangis tapi dia tak akan menangis untuk hal lemah seperti ini.

Badannya tersandar pada pintu. Memandang langit-langit penuh bintang. Tersenyum, Angeline tersenyum senang melihat taburan kerlip bintang dihamparan luas langit.

Terimakasih bintang, itu artinya takkan hujan malam ini.

Tidak ada senapan? Tidak ada berlari subuh mengelilingi bukit, ceramahan militer, sepatu ceko dan botol minum alumunium. Gue suka tempat ini.

Seolah tersadar Angeline berdiri dari duduknya dan loncat-loncat sembari teriak kegirangan.

"Tak ada senapan laras panjang atau pendek rudal tank dan segala macem yang membidikku dengan ulahku yang keterlaluan tadi."

Angeline tersadar ternyata pelatihan ini memang beda dari pelatihan militer. Ini tidak seperti yang sudah dibayangkannya, mimpi buruknya. Ini seperti surga dengan malaikat-malaikat cantik didalamnya yang tingkan Fashionable nya tinggi.

Angeline hanya belum sadar saja kalau bukan disini seharusnya dia berada.

PIERCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang