27. Isi kepala, siapa yang tau?

1.5K 151 2
                                    

Angeline Pierce Orion tak hentinya tersenyum lebar. Bagai seorang bajak laut yang menemukan harta karunnnya, bagai ilmuwan yang membuat penemuan baru, dirinya berhasil menemukan bagian kisah hidupnya.

Namun hal itu tidak dirasakan serupa oleh Andromeda. Ketimbang bertanya tentang Ellen dan masa lalu mereka yang menghantuinya selama di Dominique's castle, Andromeda lebih sibuk membereskan barang-barangnya didalam ransel besarnya atau yang di sebut juga carrier.

"Ini apa?" Andromeda mengeluarkan kotak kecil berwarna merah muda di dalam carrier nya. Andromeda yakin dia tidak pernah memiliki kotak seperti itu.

"Oh itu punyaku, tempat kosmetikku hehe." Orion langsung mengambil kotak itu karena Andromeda membuangnya ke lantai.

"Ini apa?" Kembali Andromeda mengeluarkan benda asing dari carriernya, kali ini sebilah pedang yang susah payah Andromeda keluarkan dari ranselnya.

"Oh itu juga punyaku. Eh tidak usah dikeluarkan." Orion khawatir penjaga di pelabuhan menganggapnya serius dan mereka tidak diperbolehkan naik ke kapal karena membawa benda tajam.

"Untuk apa kau membawa benda seperti? Dimasukan pula kedalam carrier ku?" Tanya Andromeda.

"Karena aku tidak membawa koperku, jadi aku memasukannya kedalam ranselmu." Balas Orion dengan polosnya, membuat Andromeda membuang nafas dalam, hingga terdengar.

"Buat apa benda bodoh itu dibawa?" Tanya Andromeda kembali.

"Tangan ku sedang sakit, maka aku tidak bisa membawa ransel sekaligus kopermu jadi aku memasukan pedang itu dalam kopermu. Aku mohon kamu mengerti, aku mungkin kekanak-kanakan dan menyebalkan, tapi aku lebih memprioritaskan barang-barangmu ketimbang milikku. Aku harap kau dapat memaklumi, aku sebenarnya kuat membawa dua tas itu tapi-"

"Pertanyaannya bukan itu, B O D O H!" Andromeda menekankan kata bodoh, memotong penjelasan Orion, membuatnya tertegun, terhenti dengan sejenak.

Orion biasa dihormati, di segani. Bukan hanya karena kecantikannya, tapi karena ketangguhannya dan kecerdasannya. Setidaknya begitulah yang ia harapkan selama ini. Tapi bertemu dengan Andromeda benar-benar menamparnya. Dirinya yang biasa dipuja, kini benar-benar diacuhkan oleh Andromeda, bahkan sampai Andromeda berani memotong pembicaraannya. Terlebih lagi ia dikatai bodoh. Orion benar-benar terpukul.

"Maaf?" Tanya Orion.

"Untuk apasih kamu bawa  benda membebani seperti ini? Apa kamu tidak berpikir? Kenapa tidak memasukan uang atau makanan kedalam tas ku yang lebih ringan namun bermanfaat?"

"Bermanfaat? Oke mungkin kamu berpkir benda itu tidak bermanfaat-"

"Emang." Lagi-lagi Angeline memotong ucapan Orion.

"Kamu tidak mengertti, aku rasa benda itu terikat denganku. Dan aku tidak ingin jauh dari pedang itu-"

"Hahahahaha." Andromeda tertawa terbahak-bahak. "Aku kira tidak ada yang lebih bodoh dari Leon, ternyata aku salah." Sambungnya.

"Aku saja yang membawa ranselnya, pedang itu sama sekali tidak akan membebanimu." Orion sedikit berteriak setelah sekian lama menahan kesal dan muak dengan ucapan bodoh Andromeda.

Namun reaksi Andromeda tetap menjengkelkan. Dia malah kembali tertawa terbahak-bahak, bahkan lebih kencang lagi. Lalu dia berhenti dengan merangkul Orion, dan nada ucapan yang masoh merendahkan Orion.

"Haduh Orion, ada kesalahpahaman disini. Kamu tidak akan membawakan carrier ku, karena kita berpisah disini." Orion sontak melepaskan rangkulan Andromeda.

Bukan begitu rencananya, seharusnya mereka bersamaan menaiki kapal menuju bandara, bertemu dengan Ellen disana. Kejutan! Ellen bertemu Andromeda, terjadi beberapa skenario haru lalu Ellen dan Orion mengantarkan Andromeda pulang. Kejutan kembali! Mereka bertemu Ares, terjadi sebuah pertemuan kecil keluarga. Seperti yang sudah diimpikannya sedari kecil.

PIERCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang