"Angkat pedangmu Princess!" Teriak Flo dengan pedang mengarah pada Angeline.
"Eeuugggh! Egggg." Angeline susah payah mencoba menarik pedangnya, tapi nihil. Tak seincipun pedang itu terangkat dari tanah.
"Lemah! Kau tak pantas dengan pedang itu. Seharusnya kau cari saja tongkat sihirmu." Flo membalikan badan mengejek Angeline sembari menghisap rokoknya.
Srek.
Rokok Flo terjatuh ketanah. Sabitan pedang mengenainya dan membuat Flo terbelalak langsung membalikan badan. Pedang itu mengarah langsung padanya dengan cengkraman kuat dari kedua tangan Angeline. Gadis itu mengangkat pedangnya.
"Kau salah Flo, Princess itu tidak lemah." Ucap Angeline.
"Okay, kita lihat saja."
Angeline berlatih mengangkat pedang dengan satu tangannya. Awalnya tangannya bergetar terus menerus, namun kelamaan dia sudah terbiasa dan dapat mengendalikan pedangnya.
Angeline belajar dengan cepat. Kecerdasannya mampu dengan cepat reflek menangkis seragan yang diberikan oleh Flo dari berbagai penjuru.
"Apa itu? Kau tidak menyerang Piercess." Ucap Flo. Dia juga kini punya ejekan baru untuk Pierce yaitu Piercess, dari plesetan Princess.
"Aku memilih pedang untuk pelindungan diri, bukan menyerang." Treng. Kembali Angeline menangkas serangan Flo.
"Kau harus membunuh lawanmu untuk melindungi dirimu." Ucap Flo.
Treng. Kedua pedang mereka kembali beradu. Flo sangat lihai memainkan pedangnya ditambah badannya sangat lentur dan gesit dalam berpindah pindah.
Sampai akhirnya kaki Angeline tersandung oleh Flo yang membuatnya tersungkur. Pedang Angeline terkunci oleh beberapa lilitan pedang Flo yang membuat pedangnya lepas dari genggaman Angeline. Dan Angeline terjatuh dengan pedang Flo yang memgarah tepat tenggorokannya.
"Dan jangan tinggalkan musuhmu sebelum kau memastikan sendirti bahwa dia telah mati." Ucap Flo. Angeline kesusahan menelan ludahnya karena Flo masih memgarahkan pedangnya pada Angeline.
Akhirnya Flo melepaskan pedangnya dan mengulurkan tangannya untuk membantu Angeline bangun.
"Jadi, kau yang akan melatih apapun yang aku lakukan Flo?" Angeline berjalan kearah pedangnya yang tadi terhempas.
"Aku pelatih pedang, bukan untukmu tapi untuk semua yang berlatih disini." Ucap Flo sembari memasukkan pedangnya kedalam wadah.
"Apa yang membuatmu memilih pedang bukan senapan?" Tanya Angeline tapi Flo tak langsung memjawab. Dia malah berjalan pergi kembali ke basecamp.
"Aku memilih pedang karena dengan ini aku bisa merasakan sendiri saat jantung musuhku berhenti berdetak."
"Kenapa harus memastikan musuh mati sebelum meninggalkannya?" Angeline berlari menyamai langkah Flo.
Flo menghentikan langkahnya dan menyimpan pedangnya. Dia membuka kemeja lapangannya. Memperlihatkan jaitan di punggungnya sepanjang 10cm.
"Karena mereka akan bangkit kembali dan menikammu dari belakang."
Angeline bergidig memegang luka Flo. Dirinya baru sadar bahwa dunia model bisa semengerikan itu.
"Kau akan bersyukur jika masih bisa bernafas walau tersendat." Sambung Flo memakai kembali kemejanya.
"Sekarang kembali ke barak mu dan bersiaplah untuk makan siang." Ucap Flo lagi.
"Um.. pedangnya-"
"Itu jadi milikmu sekarang."
Namaku Angeline Pierce Orion.
aku tau, Orion hanya dipakai di akte dan pembeda untukku dan kembaranku, Andromeda. Dan selebihnya, tak ada yang tau Angeline Pierce ini mempunyai nama tambahan.Aku tau, diluar sana kaka kembarku dan Ayahku sedang menghabiskan waktunya. Ibuku menceritakan semuanya padaku.
Aku tau, diluar sana ada kehidupan lain sebagian dari hidupku. Tapi aku tak tau tepatnya mereka berada. Kehidupan mereka tidak terekam dalam media massa dan berita manapun ataupun internet sekalipun.
Aku lelah mencari Andromeda. Tak ada satupun yang tau keberadaan mereka, tak juga ibuku. Mungkin, karena mereka hidup dalam dunia dengan tingkat keamanan tinggi.
Tak sepertiku yang tak bisa luput dari media. Semua kegiatanku di liput di TV. Tapi, Andromeda maupun Ayahku tak pernah menemuiku, padahal mudah bagi mereka, jika ingin.
Ah, kembali pada Orion.
Angeline memperhatikan pedang yang ada ditangannya.
Orion artinya pemburu, aku pantas mendapatkan pedang ini. Karena ada begitu banyak amanat dari sebuah nama. Dan amanatku adalah aku harus menjadi kuat, tangguh dan pantang menyerah selayaknya pemburu. Dan aku pantas memegang pedang ini.
Angeline menghempaskan badannya dirumput dekat baraknya. Memperhatikan langit biru cerah dengan mengangkat kakinya keatas hingga ceko itu terlihat dilangit-langit.
"Aku suka tempat ini, tak ada hills, tak ada senam membosankan, tak ada baju ketat yang membuat sulit bernafas. Tak ada jalan dengan tumpukan buku, tak ada perawatan kuku, tata cara bermakeup, pesta dansa. Aaah tempat ini tak memaksaku menjadi puteri." Gumam Angeline sambil menggosok-gosokan tangannya dirumput. Kupu-kupu terbang disekitarnya.
"Aku pasti bisa melaluinya, aku takkan mengecewakan mama."
Angeline, berpikir tau sesuatu padahal dia tak tau, diluar sana seseorang sedang memainkan perannya dengan sangat buruk.
***
Jadi, awalnya cerita ini menggunakan percakapan gue-lo dalam percakapan Angeline Pierce Andromeda. Dan gue-lo nya juga terpakai dalam ucapan yang dipikirkan Andromeda.Setelah bersemedi di 7 gunung rahasia. Ilham turun tiba-tiba untuk menggunakan bahasa aga baku dalam cerita ini. Yang otomatis gue-lo dalam percakapan Angeline Pierce Andromeda diubah menjadi aku-kamu.
Tapi, disebabkan oleh keteledoran dan kemalasan aku buat edit before posting ternyata masih ada yang belum keubah.
So, buat yang nemu kata gue dalam cerita pasti aga gehel ya?
"Ini ko ada kata gue ditengah-tengah cerita baku?"
Maklum yak maafkan hamba, but biar ada gunanya, coba hitung deh kata gue nya ada berapa?
siapa tau ntar aku bikin quiz yang pertanyaanya begituan dengan hadiah diary aku yang diterbitin sendiri HAHA.
dan typo yang fatal lagi, di part 2 judulnya Angelina Pierce Orion. Okay, harusnya Angeline tar aja dah editnya malezzZ
Dengan cinta, jangan panggil aku thor karena aku punyanya Stark.
p.s : kalian pasti gamau kan ada civil war antara Iron Man sama Thor? Berabe, Stark trauma sama alien.

KAMU SEDANG MEMBACA
PIERCE
AventuraAngeline Pierce. Dua kepribadian yang berbeda. Angeline Pierce Andromeda adalah gadis yang dibesarkan keras oleh seorang Ayah Agen Intelejen yang dulunya seorang Jendral prajurit perang. Membuat dirinya menjadi pemberontak karena tidak nyaman dengan...