Angeline Pierce Andromeda
Tulisan dibuku biru laut itu masih menghantui pikiran Orion. Entah untuk kesekian kalinya jiwa menjelajahnya menggebu setiap mendengar kata itu. Sebuah nama yang berarti sebuah tujuan, bertemu dengan saudari kembar dan Ayahnya.
Ini sudah hari ke tiga Angeline tidak tidur. Otaknya sedang tidak mau diajak istirahat, terus berputar mencari cara untuk dapat mencapai sebuah tujuan itu, sebuah alamat yang terdapat di kartu pengenal Andromeda.
"Ini seperti bajak laut menemukan harta karun yang sudah lama ia gali." gumam Orion.
Selain itu, muncul pula jawaban-jawaban dari keanehan yang menimpanya. Tentang Dominique's Castle yang terkesan sangat keras dan militer ini. Tentang mereka yang memperlakukan Angeline tidak sopan. Tentang pelatihan-pelatihan yang diberikannya. Ah ditambah masalah yang dibandara, tentara yang berlarian, ternyata disini seharusnya Andromeda, bukan dirinya.
Berarti aku pernah sangat dekat dengannya, waktu di bandara.
Dirinya masih duduk diatas ranjang baraknya, menatapi jendela kamarnya, mencoba menghitung bintang dilangit, namun tak kunjung ingin tidur.
Dilirik lagi jam yang ada diatas nakasnya, sudah jam 2 malam, ini sudah hari ke tiga.
Tidak ada hambatan untuk menemui Andromeda dan Ayahnya itu, alamat yang sedari dulu ia cari sudah ditangannya. Seminggu lagi dirinya pulang karena sekolah militer memang sudah selesai. Namun permasalahannya tidak sesederhana itu.
Jiwa petualangnya mencuat keluar, terlalu lama dikekang didalam istana rumahnya membuatnya sulit untuk mendapatkan apa yang ia mau. Maka setelah dia mendapatkannya, Orion tidak bisa menunggu untuk itu, apalagi sampai satu minggu.
"Ini sudah kali ketiga kau terjaga ya?"
Angeline terkejut, suara di samping baraknya mengacaukan lamunannya. Suara Owen.
"Tidurlah, kesehatanmu-"
"Aku tidak bisa." Bantah Angeline pelan.
Sungguh, ia pun ingin begitu. Tertidur pulas tanpa memikirkan banyak hal. Bangun di esok hari dengan ceria dan menjalani hari seperti biasanya.
Tapi sulit, setelah ia tau ia bisa bertemu dengan Andromeda dan Ayahnya, rasanya ia tak bisa menunda-nunda untuk itu.
"Tapi tubuhmu butuh tidur, otakmu butuh istirahat." Ucap Owen, ia pun ikut beranjak dari tidurnya. Berjalan dan duduk disamping Angeline.
"Aku juga inginnya begitu."
"Kalau begini terus kamu bisa sakit." gumam Owen pelan. Pembicaraan mereka memang pelan, takut membangunkan yang lainnya, mengganggu istirahat orang.
"Tapi aku terus memikirkan-"
"Makanya berhenti memikirkan dia, toh dia juga belum tentu memikirkanmu. Mungkin ini kali pertamamu, hatimu terasa bahagia, kau mungkin rindu dia, tapikan besok juga bertemu. Tidak bisakah kau singkirkan dia sebentar saja untuk otakmu istirahat? Agar tubuhmu dapat tidur dengan nyenyak?"
Tiba-tiba Owen menyalak, ucapannya sinis dan tidak memelankan nada suaranya. Sehingga membangunkan satu-dua orang yang sedang tertidur dan menegur mereka untuk berhenti bergosip.
Angeline heran dibuatnya, mencoba mencerna kata-kata Owen tadi. Ooo sepertinya ada kesalah pahaman disini.
Tapi entah mengapa, bukannya ingin marah menanggapi Owen, Angeline malah geli, ingin tertawa rasanya. Seperti ada kupu-kupu menggelitiki perutnya, Angeline tertawa pelan, cekikikan.
"Maksud kamu apa?" Tanya Angeline masih tertawa pelan.
"Haha kamu sangat lucu saat cemburu." Sambung Angeline."Cemburu?" Owen lebih menyalak lagi. Matanya membulat sempurna, ucapannya lebih keras dari yang tadi. Sampai-sampai Angeline menutup mulut Owen demi keamanan bersama dan tidak terjadi perang didalam barak sana karena soldier yang terganggu tidurnya.
"Kamu pikir aku tidak bisa tidur karena Tom? Hahaha." Angeline tertawa lagi, sedari tadi mencoba menahan tawanya namun sulit. Ekspresi Owen benar-benar membuatnya geli.
Pria yang terlihat sangar, berkharisma, dan terbiasa dingin ini tiba-tiba terasa sangat hangat. Memperlihatkan ketakutannya kehilangan Angeline walaupun tanpa disengaja. Dan Angeline geli melihat hal itu.
"Tidak, eh tidak tahu, aku tidak peduli." Balas Owen membuang wajah, mencoba menyembunyikan rasa cemburunya. Tapi Angeline semakin geli melihatnya, Owen terlihat jelas sedang cemburu.
"Oh yasudah kalau tidak peduli, tadinya aku ingin menjelaskan." Balas Angeline santai, menunggu reaksi Owen selanjutnya.
"Memangnya memikirkan siapa?" Tanya Owen.
"Kamu."
Hening..hening..
Owen langsung diam membatu, menatap Angeline dalam, sangat dalam. Begitupun Angeline, jadi salah tingkah dibuatnya. Padahal niatnya bercanda, tapi jadi ikut terbawa suasana. Dan Angeline merasakan degup jantungnya bertambah kencang. Entah untuk alasan yang ia tak mengerti.
"Hahaha." Dan keheningan itu pecah oleh tawa Angeline.
"Mukamu semerah tomat." Sambungnya.
Owen menautkan wajahnya, memasang wajah kesal, dingin, seperti biasanya.
"Memang begini mukaku." Balasnya singkat.
Angeline tertawa lagi, sulit sekali menahan tawanya setelah melihat reaksi Owen yang malu-malu.
"Yasudah aku mau tidur lagi saja." Owen beranjak dari duduknya dan kembali ke ranjang baraknya, disebelah Angeline.
"Ini tentang keluargaku, Ayahku, aku rindu mereka." Ucap Angeline.
"Ares?" Tanya Owen, yang sudah terbaring membelakangi Angeline.
"Iya, kau mengenalnya?" Tanya Angeline.
"Semua orang di sini mengenalna, sang prajurit perang." Ucap Owen. Senyum Angeline mengembang, senang rasanya orang lain mengenal Ayahnya sebagai sosok yang hebat.
"Berarti ini tentang Andromeda ya?" Tanya Owen.
Seketika jantung Angeline berhenti berdetak untuk beberapa detik. Begitu pula nafasnya. Dirinya seketika sesak, apakah selama ini dia begitu dekat dengan tujuannya itu?
"K-kamu.. ka..kamu-" Angeline bergetar dibuatnya, sampai-sampai terbata-bata untuk bicara.
"Iya aku tau, kamu Orion pun aku tau." Balas Owen ringan, sangat ringan. Tanpa Owen sadar itu membuat ledakan besar dipikiran Angeline, membuatnya semakin menggebu gebu.
Angeline langsung berlari, menghampiri Owen, menggoyang-goyankan badan Owen, tak percaya apa yang ia alami.
"Jadi kamu-"
"Iya aku tau, dan aku bisa bantu." Ucap Owen.
"Tidurlah, percaya semua akan baik baik saja." sambungnya.
"Aku tidak percaya ini Owen!" Seru Angeline, tanpa mengecilkan suaranya. Dirinya bahkan tidak peduli orang sekitar yang terganggu tidurnya.
"Aku ingin besok!" Sambungnya lagi.
"Iya, sekarang tidurlah."
Angeline Pierce Orion lompat kegirangan. Tak percaya segalanya begitu dekat sedari dulu. Benar, antara pertanyaan dan jawaban, keduanya hanya butuh waktu.
***
Mohon maaf lahir bathin ya teman teman, maafkan diriku yang lama update sehingga membuat kelyan kesal menunggu hehehe, selamat idul fitri buat kelyan yang menjalankanWith love,
Mons
KAMU SEDANG MEMBACA
PIERCE
AdventureAngeline Pierce. Dua kepribadian yang berbeda. Angeline Pierce Andromeda adalah gadis yang dibesarkan keras oleh seorang Ayah Agen Intelejen yang dulunya seorang Jendral prajurit perang. Membuat dirinya menjadi pemberontak karena tidak nyaman dengan...