Langit cerah siang itu. Burung-burung berterbangan dari tengah hutan. Pohon-pohon menari indah terhanyut oleh semilir angin yang sejuk. Sangat sempurna! Semuanya ikut merayakan kemenangan seseorang.
Dia, sang pemburu perkasa dilangit malam sudah membuktikan kemampuannya. Kemenangan di medan perang bukanlah sesuatu yang dapat dikatakan kebetulan.
"Lihat ledakan itu." Bisik Beck menggumam.
Semua soldier duduk di kursi kayu di hamparan padang tempat latihan memanah. Tempat ini memang sangat cocok untuk merayakan sebuah kemenangan bak pesta taman. Bunting flag menghiasi sekitar lapang panah itu. Balon-balon, ucapan selamat, semua memenuhi sekeliling lapang.
Semuanya terpaku pada video pemutaran reka ulang Pertarungan yang merupakan test akhir sebelum semuanya dinyatakan lulus. Dan semuanya terpana melihat bagaimana pertarungan itu diakhiri oleh sebuah ledakan yang terjadi saat pedang Angeline dengan sarung tinju Tom beradu.
"Bukankah itu tidak masuk akal?" Ucap Greg yang sama sama tidak dipedulikan oleh Owen.
Disaat semua tertuju pada layar infokus yang menampilkan video pertarungan, dirinya masih memandangi sudut depan lapang itu dimana Angeline Pierce dan Tom sedang duduk bersama, bercerita, dan tertawa bersama.
***
"Apakah itu sakit?" Tanya Angeline, menunjuk tangan kanan Tom yang tidak lagi dibalut adamantium.
"Haha tidak, ini lebih seperti... kebebasan." Ucap Tom sambil menggerakan jemari tangan kanannya.
Kebebasan..
Kata itu mungkin biasa, tapi bagi Angeline Pierce Orion, kata itu memiliki banyak makna.
Sudah lama rasanya ia tak merasakan apa itu kebebasan. Kebahagiaan Mama? Apakah itu sebuah kebebasan?Bahkan disaat teman-temannya berlibur ke pantai dirinya harus kembali terkurung ego Mamanya untuk sekola model disini.
Terkurung rasa penasaran akan Ayah dan saudara kembar
Terkurung rasa bersalah membuat mamah bahagia
Apa itu kebebasan?
Adakah sedikit ruang itu untukku?
Membuatku bebas?Bebas berekspresi
Bebas menggunakan hal yang membuatku nyaman
Bebas memikirkan banyak hal dan bukan masalah Ayah dan Saudara kembar saja"Pierce?"
Tom mengalihkan lamunan Angeline.
"Ah iya?"
"Apa itu sakit?" Tanya Tom tanpa menunjuk apa-apa mebuat Angeline kebingungan.
"Apanya?"
"Bertahan disini, ditempat yang bukan seharusnya kamu berada?" Angeline tersedak, apa Tom dapat membaca pikiran?
"Ayolah, ada yang ingin aku tunjukkan padamu." Tom menarik Angeline keluar dari lapang itu.
Sementara mata tajam itu terus memandangi mereka berdua, Mata yang terbakar penuh keingintahuan.
"Kenapa Tom membawa Angeline pergi dihari kemenangannya?"
***
Ruangan penuh logam dan tertutup itu, Angeline ingat betul ruangan apa ini. Tapi untuk apa Tom membawanya kesini?
"Tom.. Aku-"
"Ayolah Pierce, ini penting untukmu." Ucap Tom menarik Angeline memasuki ruang logistik.
Ada bacaan dilarang masuk selain petugas, dan Angeline ingat betul bagaimana ruangan ini dijaga oleh tingkat keamanan khusus. Angeline ingat bagaimana Flo membuka ruangan ini dengan memasukan sandi dan scan retina. Bagaimana bisa mereka berdua masuk kesana?
"Tom, kita tidak bisa masuk kesana, apapun yang ingin kamu tunjukan, lupakan saja." Ucap Angeline menghentikan langkahnya.
"Hey, itulah mengapa aku mengajaknya kesini."
"Nya? Dia siapa?"
"Minggir anak-anak." Flo datang berjalan di sela-sela Angeline dan Tom, membuat Angeline sedikit tersungkur.
Flo menunjukan identitasnya, memasukan beberapa kata sandi sehingga mengeluarkan bunyi bip-bip. Lalu mendekatkan retinanya pada alat pemindai. Dan seperti biasa, pintu ruangan itu terbuka.
"Ayo masuk." Ucap Flo yang diikuti Tom, sementara Angeline masih tak mengerti apa yang akan ditunjukkan oleh mereka berdua.
"Ini." Flo memberikan tas ransel yang cukup besar hampir setinggi dirinya. Sepertinya tas untuk mendaki? Entahlah itu Angeline tidak tau dan tak mengerti benda apa itu.
"Ayo ambil kenapa kau diam saja?" Tanya Tom yang heran melihat Angeline terdiam menyidik-nyidik benda apa itu.
"Jangan pura-pura bego. Ini milikmu yang diambil waktu di bandara." Ucap Flo melempar tas itu pada Angeline.
"Tapi.. ini bukan punya-"
"Sudahlah Angeline, kau tak akan dihukum. Accident di bandara kan sudah berlalu." Ucap Tom memotong pembicaraan Angeline.
"Jadi aku boleh menyimpan ini?" Angeline mulai berpikir ada hal tak masuk akal disini. Angeline mulai berpikir bahwa ransel itu adalah potongan puzzle dari hal-hal tak masuk akal yang terjadi semenjak dia masuk sini. Dan ini kesempatan untuk dia mencari tau.
"Jadi aku boleh menyimpan ini?" Tanya Angeline.
"Ambilah, anggap saja hadiah kemenanganmu." Ucap Flo.
"Ayo, jangan berlama-lama disini." Sambungnya lalu ia berjalan keluar diikuti Angeline dan Tom dan kemudia menutup kembali pintu.
"Jadi.. kenapa kamu tau tentang tas ini?" Tanya Angeline, menggendong ransel dengan susah payah karena berat, ditambah tangan kananya dibalut perban karena terluka sehabis pertempuran.
"Oh itu.. waktu membuat sarung tanganku, aku melihat ransel itu dan mencari tahunya. Ternyata itu milikmu, aku juga diceritakan tentang kejadian di bandara. Aku pikir kau harus bertemu kembali dengan ransel itu." Balas Tom.
"Mau aku bantu?" Tanyanya yang melihat Angeline kesulitan menggendong ransel itu.
"Ah tidak usah.. biar aku sendiri."
Tom menarik tali yang ada di pinggang Angeline, menghubungkannya dengan yang ada di pinggan sebelahnya. ckrek. kedua tali itu terhubung, lalu Tom mengencangkan keduanya.
"Begini, agar bebannya pindah ke pinggangmu dan tidak di pundakmu." Ucap Tom.
"Bagaimana? Lebih ringan kan?" sambungnya.
"Ah iya, terimakasih. Tapi Tom.. boleh kau tinggalkan aku sendiri? Aku ingin kembali ke barack dan melihat-lihat barangku ini." Ucap Angeline.
***
Melepaskan Ransel itu bagai melepas beban kehidupan dari pundaknya. Meskipun sudah sedikit ringan, tetap saja kedua bahunya terlanjur pegal. Bagaimana bisa para pendaki memakai ransel besar dan berat seperti ini sembari melewati jalanan yang terjal penuh bebatuan?
Angeline mengeluarkan satu-persatu barang yang ada dalam ransel itu. Pakaian, semuanya hampir hanya pakaian. Kaos hitam, kaos hitam lainya, kaos putih, celana ripped jeans, celana jeans lainya, sepau kets, hoodie hitam.
"Pasti ini milik laki-laki. Orang macam apa yang memiliki selera fashion rendah seperti ini? Ucapnya.
Angeline membuka resleting yang ada pada bagian kepala ransel. Terdapat dompet berwarna biru laut dengan bintang bermahkota diatasnya. Dan sebuah buku berwarna senada dengan dompet, yang sama memiliki corak bintang bermahkota.
"Ah yang benar saja.. pria ini-" Angeline menghentikan gerakannya setelah ia membuka buku itu. Tulisan itu terpampang jelas disana.
Angeline Pierce Andromeda.
Sementara mata itu masih memandangi Angeline dari balik pintu barack. Menunggu saat dimana ia dibutuhkan, seperti biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PIERCE
PertualanganAngeline Pierce. Dua kepribadian yang berbeda. Angeline Pierce Andromeda adalah gadis yang dibesarkan keras oleh seorang Ayah Agen Intelejen yang dulunya seorang Jendral prajurit perang. Membuat dirinya menjadi pemberontak karena tidak nyaman dengan...