16. Pertarungan

2.4K 212 5
                                    

Angeline memakai helm pelindungnya dengan gemetar. Pikiran-pikiran yang beranggapan tentang anehnya Dominique Castle kembali mencuat dalam otaknya.

"Kenapa Dominique menggunakan pertarungan sebagai test akhir? Kenapa pria lebih dominan daripada wanita disini? Kenapa pula tidak ada materi yang bersangkutan dengan dunia permodelan disini?"

Angeline memoles bibirnya dengan lipbalm nya. Sudah lama rasanya ia tidak memoles wajahnya dengan make up. Lalu dia mengambil maskaranya, memoles kedua bulu matannya.

"Aku tak akan melakukan itu jika jadi kau."

Angeline membalikan badannya mencari sumber suara. Owen sedang berdiri di pintu dan berjalan masuk ke ruang logistik.

"Kamu tak perlu dandan, Tom takkan peduli dengan wajahmu."

Owen mengambil karet di meja sebelahnya, lalu berjalan mendekat pada Angeline yang masih melihat kearahnya.

Owen melepaskan helm pelindung yang sudah ada di atas kepala Angeline. Mengalungkan tangannya ke leher Angeline dan mengikat rambut Angeline yang tergerai.

Angeline menahan napasnya. Perlakuan Owen yang tiba-tiba ini membuatnya terkejut. Kini dia merasa malu untuk menatap manik matanya. Angeline mau tak mau membuang pandangnya ke segala arah, kemanapun asal bukan Owen.

"Oh my.. Owen aku bisa melakukannya sendiri." Setelah Owen selesai mengikat rambutnya barulah Angeline kembali pada bumi yang dipijaknya. Barulah Angeline bisa bernafas lega.

"Hal sekecil itupun bisa memberi pengaruh besar." Ucap Owen tersenyum, membuat pipi Angeline merah. Dirinya tak tau kemana arah pembicaraan Owen.

"A-aku tidak- Ah aku cuman terkejut-"

"Walaupun cuman rambut, itu akan mengganggu pergerakanmu di pertarungan nanti." Ucap Owen meluruskan, membuat pipi Angeline semakin masak.

Angeline rasanya ingin berlari keluar dan menenggelamkan mukanya didalam kubangan lumpur babi. Pipinya pasti sangat merah sekarang, dirinya terbakar rasa malu. Ah sejak kapan aku malu dengannya!

"Pakai helm mu, pertandingannya akan segera dimulai." Ucap Owen setelah melirik jam tangannya dan berjalan keluar meninggalkan Angeline.

***

Burung-burung murai berterbangan dikaki pegunungan. Siul-siul terdengar dari luar sini. Pohon-pohon menari bermandikan cahaya mentari. Mereka tidak tahu sebentar lagi akan ada pertumpahan darah di dalamnya.

Tim biru membuat lingkaran dengan Owen ditengahnya. Owen mengingatkan strategi dan taktik yang setiap minggu mereka bicarakan. Lalu Owen membagi-bagi pasukannya.

"Okay seperti briefing ya, Max kamu di bagian atas kanan dan Greg dibagian atas kiri." Ucap Owen.

"Oh ya Greg, kamu tidak melumurinya dengan racun katak emas kan?" Tanya Owen.

"Ah andai aku bisa, Kau bilang jangan kan? Aku tidak bisa membantahmu Owen." Balas Greg dengan muka masam.

"Aku ingin kalian selalu ingat, bagaimanapun tim merah tetaplah kawan kita. Bagaimanapun kita masih ada dipihak yang sama. Hari ini, mereka mungkin rival kita, but they aren't our enemies. Minimalisir rasa sakit, cukup melumpuhkan, jangan sampai ada yang terbunuh. Mengerti?"

Yes sir!

Boom!

Tembakan meriam terdengar nyaring, artinya pertandingan sudah dimulai. Tim biru menyebar sesuai briefing. Begitupun tim merah dari punggungan sebelah sudah bersiap melawan tim biru.

PIERCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang