III. RIBUT
Tepat pagi ini seperti biasa meja makan dihuni oleh aku,Nicko dan Bunda. Ayahku?sedang dinas diluar kota dan baru akan pulang nanti lusa.
"Non maaf pisan..didepan ada yang nungguin katanya mau jemput non napisah" Kata Bi Surti dengan aksen sunda yang khas dia pembantu baruku saat aku pindah kebandung.
Bunda dan Nicko menatapku dengan aneh seperti tatapan 'Itu-siapa-kok-kita-ngga-kenal'.
"Suruh dia masuk aja bi, sarapan sama kita" Kata Bunda. Sumpah Bunda emang orangnya bersahabat banget tapi tolong ngga sama Raka.
Raka masuk dengan seragam yang berbeda dengan kemarin. Seragam SMAnya saat ini lebih rapih. Celana Abu-Abunya pun tidak dipensil seperti kemarin.
Bunda bangkit dan tersenyum ramah kearah Raka. Raka membalas senyuman Bunda.
"Duduk silahkan,oiya nama kamu siapa?"Ujar Bunda yang kemudian terduduk kembali. Raka juga ikut terduduk disamping Nicko.
"Wah ini yang kata lo bisa buat lo mau terus disamping dia haha?" Ledek Nicko dengan tawanya yang menggelegar.
Aku melemparkan selembar Roti kearah Nicko,Kulihat Raka hanya kebingungan melihat tingkah kami.
"Nicko!Nafisah!udah!" Lerai Bunda membuat kami berdua terdiam "Oiya Nama kamu siapa?" Tanya Bunda kemudian yang aku yakini diperuntukan untuk Raka.
"Raka Chandra tante" Ucap Raka ramah. Kayaknya Raka biasa membawa diri dihadapan Bunda.
"Ih jangan panggil tante,panggil aja bunda" Ucapan Bunda berhasil membuat aku tersendak susu yang tadi sedang aku minum.
'Bunda nih ya..ramahnya kelewatan' Bisikku sembari menyenggol tangan Bunda. Dan kalian tau?Bunda malah terkekeh hebat sepertinya Bunda kembali memiliki dunia sendiri.
"Iya Bund,Oh iya maaf nih Bund sekarang udah jam 6 kurang 45 menit jadi apa boleh aku nganterin Nafisah sekarang?" Ucap Raka,sumpah dia lucu banget kalo ngomong pake pola kata Aku-Kamu .
Bunda meminum teh hangatnya sebelum mengangguk perlahan "Iya boleh,makasih ya Raka. Gara-gara kamu Nafisah ada yang nganter"
Raka bangkit lalu mendekati Bunda dan bersalaman. Anak geng paling ditakuti salim sama Bunda sebelum berangkat?duh kayaknya Raka lagi sengklek otaknya.
Aku mengikuti Raka,Bersalaman kepada Bunda sebelum jalan.
Saat sampai depan rumah ku Motor klasik tahun 90an ada disana. Entah yang aku tau kemarin motor Raka bukan yang ini.
"Ayo naik" Kata Raka yang sudah terlebih dahulu menaiki motor itu.
Rasanya aneh banget,baru kemaren naik motor 1800CC milik Raka sekarang , naik motor klasik tahun 90an yang aku sendiripun ngga tau punya siapa.
"Motornya lucu,Punya siapa Ka?" Tanya ku saat sudah berada diatas motor.
"Om gue,tau ga?ini motor banyak sejarahnya" Kata Raka yang mulai melajukan motornya "Ini dulu pernah dipake waktu PDKTan Om sama tante gue. Sampe mereka nikah jalan-jalan kelilingnya pake ini" Sambung Raka.
Aku hanya mengangguk pertanda mengerti apa yang dijelaskan oleh Raka. Jalanan kota Bandung pagi hari seperti sangat sejuk. Sama seperti prasaanku pagi ini.
"Kalo misalnya gue suka sama lo gimana?" Kata Raka tiba-tiba. Membuat aku sedikit terkejut. Raka emang selalu to the point tentang apapun.
Aku cuma diam entah harus menjawab apa tentang pertanyaan Raka tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...