XI. Pertikaian
Nafisah memeluk Raka dengan erat. Sepertinya gadis ini tau bahwa Raka akan dalam bahaya. Seperti gadis ini merasa bahwa Raka sedang dalam masalah besar.
"Gue bakalan baik-baik aja Naf" ucap Raka samar karna lebih besar suara angin.
"Gu..gue cuma takut lo kenapa-kenapa" jawab Nafisah gugup . Raka tersenyum meski terhalang oleh maskernya.
"Gue bakalan baik Naf. Lo tenang aja" Ucap Raka lembut. Seperti menenangkan. Seperti meneduhkan. Seperti menyejukkan.
"Gue pegang omongan lo Ka" Ucap Nafisah yang mengeretkan pelukannya.
Motor Raka melaju melewati kota Bandung dengan cepat. Menembus angin yang berusaha masuk dan menembus sweaternya. pikiran Nafisah melayang. terlalu khawatir.
"Sampe" ucap Raka yang lalu mematikan motornya. Didepan gedung kosong yang penuh dengan mural-mural tak jelas. Nafisah turun dan memasukan kedua tangannya kedalam kantung jaketnya. udara kota bandung sekarang sangat dingin.
Raka membuka masker dan menatap Nafisah yang sedang terdiam. Raka tersenyum simpul dan mengerti ada rasa bingung yang menyelimuti Nafisah.
"Guntur maunya kita ketemu di markas besar" Raka menggandeng Nafisah "Gausah takut. Banyak cewe juga kok didalem"
Nafisah mengangguk dan melangkahkan kakinya gontai disamping Raka. Nafisah mendongakan kepala menatap Raka yang kembali menjadi Raka yang dingin. Lugas dan Tegas. Sang letnan tempur.
"Hai bro!!" Ucap Raka yang menyapa teman-temannya didalam sana. Nafisah hanya menunduk malu. Didalam sini kebanyakan laki-laki. kalau boleh jujur Nafisah tak suka situasi seperti ini.
"Wes jagoan baru dateng" celetuk Rehan yang sedang sibuk dengan rokoknya "Bawa harim ning sia*"
*bawa harim ning sia : Bawa pacar ya lo
"Nafisah Han" ucap Raka dengan tenang "Guntur mana?" Tanya Raka. Rehan hanya mengisaratkan pintu coklat usang disebrang sana dan Raka tau apa maksudnya.
Raka mengangguk dan kembali melangkahkan kakinya kedalam. Tetap dan masih dengan Nafisah digandengannya.
Raka membuka pintu itu dengan tenang. Seperti Pria itu sudah terbiasa dengan situasi seperti ini."Akhirnya bangsat gue dateng" ucap Guntur. Banyak bekas botol minuman keras disini. Puntung rokokpun bertebaran dimana-mana.
"Bacot" sergah Raka masih dengan tetap nada tenang.
Guntur tersenyum miring. Tatapan pria itu beralih ke Gadis yang sedang digandeng Raka. Nafisah.
Guntur mendekat kearah Nafisah dan mencolek dagu gadis itu "Ini cewe yang waktu itu ngelerai kita kan" Guntur mencengkram rahang Nafisah dengan kuat "cewe posesif yang kaya anjing" .
Raka menarik tangan Guntur dengan cepat tak kuat melihat Nafisah disakiti seperti itu "Lo boleh nyakitin gue asal jangan nyakitin Nafisah" .
Guntur tertawa keras. Lalu bertepuk tangan tanpa sebab "Brotherku lupa diri!" ucapnya kemudian.
"Yang lupa diri gue apa lo anjing?"
Raka memajukan dirinya dan menghalangi Nafisah dipunggungnya "Gue kurang apa jadi babu lo nyet""LO!" Gertakan Guntur tertahan lalu menatap Nafisah sengit dan menunjuknya kasar "LEBIH MILIH CEWE POSESIF INI DARI PADA GENG MOTOR KITA?" .
Nafisah terdiam menunduk. Rasa sesak mengitari jantungnya. Mendengar teriakan Guntur hampir keseisi ruangan lebih menyeramkan dari pada teriakan ayah Nafisah.
"NGACA ANJING!" Ucap Raka dengan nada gertakan yang ber api-api "DULU WAKTU LO SAYANG SAMA CEWE JUGA SAMA SAT!LO JUGA SAMA LUPA DIRINYA" Raka menunjuk Guntur dengan sengit "KALO MAU BAIK SAMA GUE, GUE LEBIH BAIK. KALO MAU BANGSAT SAMA GUE, GUE KASIH LEBIH" .
Guntur terdiam. Mata pria ini memerah. tangannya juga mulai mengepal.
"LO MAU PUKUL GUE?PUKUL!"Teriakan Raka semakin kencang "LO MAU BUNUH GUE?BUNUH!" Raka menggandeng tangan Nafisah.
"Gue keluar dari permainan ini njing!lo puasin hidup lo sampe mampus" Raka keluar menutup pintu dengan kasar.
Rehan dan teman-teman satu geng Raka hanya terdiam menatap Raka yang keluar dengan emosi yang masih tertahan.
"Ka" panggil Nafisah lirih saat mereka sudah kembali berada didepan motor Raka.
"Maaf" ucapnya yang tanpa sadar menitihkan air mata."Hey" Raka menggenggam kedua tangan Nafisah berusaha menendangkan gadis ini yang mulai terisak "Lo ngga salah. Lo cuma khawatir sama guekan?lo ngga posesif kaya yang Guntur bilang"
Raka mengantarkan Nafisah pada pelukannya. Membiarkan gadis ini menangis sekencang-kencangnya disana
"Gue janji lo bakalan aman sama gue Naf. Gue janji" Ucap Raka yang mengeratkan pelukan mereka.
***
Catatan Penulis : vomments ya. Dukung penulis untuk melanjutkan part demi partnya . Xx
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...