XVIII.Tuan Tak Diundang.
Suara riuh dan meriah sedang menemani hari senin sekolahnya kali ini. Class meeting yang diadakan tiap tahunnya kali ini digelar sangat meriah dengan mengundang 6 sekolah lain yang dianggap kurang akur dengan SMA Bhakti Mulya."Si Raka sama Ratna ga hadir diclass meeting, Naf?" Tanya Karin yang sekarang sedang terduduk disamping Nafisah.
"Ratna lagi kerumah neneknya,kalo Raka gue gatau. Dia belom ngabarin apa-apa dari dua hari yang lalu"
Karin mengerutkan keningnya "2 Hari yang lalu?. Pas terakhir kalian touring dong?" Nafisah mengangguk "Masa sih Raka belom ngabarin lo"
Nafisah mengangkat kedua pundaknya. Karin lalu hanya mengangguk-angguk tanda mengerti bahwa sepertinya Nafisah sedikit sakit membahas Raka yang belum memberi gadis itu kabar.
"Tau ga?all base SMA Kintamani ganteng-ganteng parah" Pekik Karin setelah beberapa detik keheningan membunuh mereka. Nafisah masih terdiam memperhatikan ekspresi kagum Karin "Dan kaptennya si Arga mau kesiniiiiiiii"
Nafisah menautkan alisnya bingung "Arga?" Ulang Nafisah yang dengan nada kebingungan terselip disana.
"Arga Wira Gutama.. Kapten All Base SMA Kintamani,anak basket,anak band dan salah satu mostwanted tetap Sekolah itu" Karin mengepalkan tangannya gemas,terlalu kagum dengan seseorang yang bernama Arga.
Nafisah terdiam "segitu hebatnya dia?masih hebat letnan tempur gue" Karin memicingkan matanya tajam "ha ha ha canda Rin, Lo Aus ga sih?gue beli minum dulu ya"
Nafisah bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju spot tempat yang menjual es seduh favorit anak jaman sekarang.
"Teh beli 2 bungkus ya" pesan karin yang direspon anggukan oleh sipemilik warung. Setelah menunggu beberapa menit minuman yang dipesan Nafisah jadi "Makasih teh" kata Nafisah yang kemudian mengambil dua gelas es itu dan memberikan uang sepuluh ribu.
Telefon Nafisah berdering membuat gadis ini berdecak lidah dan mengapit telefon itu diantara pundak dan telingannya.
'Kamu masih disekolah Cha?'
Nafisah terdiam. Ia kenal suara ini suara Raka, seseorang yang sudah dua hari tidak memberinya kabar.
"Iya aku masih disekolahan"
Diam. Tidak ada balasan suara apa-apa dari sebrang sana membuat Nafisah meremas kuat gelas plastik yang ia pegang.
Tanpa sadar pundak Nafisah disenggol seseorang membuat ponsel gadis itu dan laki-laki yang menyonggalnya terjatuh secara bersamaan.
Nafisah langsung mengambil salah satu ponsel yang tadi terjatuh dengan asal lalu langsung ia masukan kedalam saku seramnya. Diikuti juga dengan laki-laki yang tadi menabraknya.
"Sorry.. gue ga sengaja,buru-buru" kata laki-laki itu,Nafisah mendongakan kepalanya. Laki-laki berpostur tubuh tegap,berkulit putih dan berambut klimis itu tersenyum manis kearah Nafisah.
"Ngga apa-apa santai" Ucap Nafisah yang masih sibuk menggenggam dua gelas pelastik . Mata Nafisah tertuju pada Rompi yang ia kenakan. Setau Nafisah SMAnya tidak mempunyai seragam rompi seperti yang dikenakan laki-laki ini.
"Gue dari SMA Kintamani,tamu kehormatan yang diundang keacara ini" ucap laki-laki itu seolah-olah bisa membaca isi fikiran Nafisah. Gadis itu manggut-manggut "Arga Wira Gutama" pekik laki-laki itu yang lalu mengulurkan tangannya.
Nafisah terdiam lalu memerkan dua gelas pelastik memberi isyarat bahwa gadis itu tak bisa membalas uluran tangan Arga.
"Lo sendirian aja?" Tanya Arga. Nafisah mengangguk kikuk,bukan karna gadis ini gerogi berada dekat dengan Arga. Tapi karena tangannya lelah memegang dua gelas pelastik yang berisikan air dingin. "Sini deh gue bantuin lo bawa"
Seolah-olah peka dengan keadaan Arga mengambil alih dua gelas plastik yang tadi dipegang Nafisah. "Makasih,jadi ngga enak baru kenal udah minta tolong" ucap Nafisah.
Arga menggeleng "Engga apa-apa santai aja. Lo mau dibawain kemana nih?nyari temen?"
Nafisah menguncir rambutnya yang tadi terurai lalu mengedarkan pandang,mencari dimana Karin berada. Namun nyatanya nihil batang hidung Karin sama sekali tidak terlihat dari sini.
"Mau sekalian gue temenin buat nyari temen lo?kalo lo mau sih" Nafisah terdiam sejenak,memikirkan jawabannya "Kalo lo ngga mau,ya ngga kenapa-kenapa juga. Santai"
"Yaudah boleh"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...