RAKA ● 04

26K 1.1K 7
                                    

Pagi ini Nafisah sudah menunggu Raka
yang beberapa hari ini sudah mengantar jemputnya. Waktu yang menempel pada jam tangan gadis itu adalah 06:56 sudah sangat siang sedangkan Raka belum juga menjemputnya.

"Loh?Nafi masih disini?kok ngga bareng sama Nicko?" Tanya sang Bunda yang sudah ingin bergegas kekantornya.

Nafisah menggeleng perlahan "Nunggu Raka bund" ucapnya lirih. Ada rasa sesak entah itu kenapa dan itu apa.

"Yaudah mau bareng sama bunda aja ga?siapa tau Raka lupa atau udah disekolah duluan" Ucap sang Bunda. Senyum terukir dibibirnya.

"Gapapa deh Bund tunggu aja sebentar lagi" Ucap Nafisah yang disambut anggukan dari sang Bunda yang kemudian berjalan kemobil untuk bergegas kekantornya.

Sedangkan Nafisah masih menunggu Raka. Apa karna dia dapat surat panggilan Raka diskorsing?atau dikeluarkan?apa karna itu Raka tidak berniat mengantarkan Nafisah?

Bel sepedah berdering. Membuat Nafisah bingung dan langsung berlari keluar.

Didapatinya Raka yang sedang berada disepedah keranjang berwarna putih dengan boneka beruang didepan keranjangnya.

"Ini Raka?" Tanya Nafisah seolah-olah butuh kepastian.

"Iyalah. Lo pikir siapa ih" Katanya yang lalu mengukir senyum "Naik buruan. Sorry telat ya gue ngga ada niat bikin telat tapi apalah daya sepedah ini harus gue kayuh dengan semangat yang menggebu" Ucap Raka Panjang lebar.

Nafisah hanya terkekeh mendengarkannya lalu naik ke atas jok belakang sepedah itu. Raka mulai mengayuhnya dengan sekuat tenaga. Bisa dibayangkan bukan Letnan tempur naik sepedah keranjang dengan boneka beruang didepan keranjangnya.

"Lo ngga malu ya?" Tanya Nafisah kepada Raka. Raka moneleh kebelakang sekilas lalu samar-sama terlihatlah senyum tipis pria itu.

"Ngga ko. Biasa aja. Asal lo seneng gue juga seneng. Ngapain malu buat bikin orang seneng" jawab Raka dengan santai.

Sepanjang perjalanan Raka hanya sibuk dengan kayuhan sepedahnya sedangkan Nafisah sibuk menahan tawanya melihat sang letnan tempur mengayuh sepedah itu dengan gemas

"Cape gak?mau gantian?" Tawar Nafisah. Raka menggeleng cepat

"Gue masih sanggup tuan putri. Lagian sekolah sebentar lagi" Kata Raka. Nafisah hanya mengangguk lalu mengulum senyumnya.

***

"Terima kasih Raka Chandra" Ucap Nafisah saat Raka sudah mengerem sepedah itu didepan sekolah.

"Sama-sama tuan putri. Oiya nih sepedahnya lo bawa aja dulu. Nanti sore gue ngga bisa jemput lo dulu nih maaf" Kata Raka yang langsung turun dari sepedah keranjang itu.

Nafisah mengangguk lalu menuntun sepedah itu menuju masuk ke sekolahnya "Sekali lagi thanks Ka,hati-hati ya" . Raka hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya dari kejauhan.

***

07:20 Nafisah terlambat 20 menit. Untung saja guru mata pelajaran pertama sedang Izin untuk berhalangan hadir jadi Nafisah bisa masuk dengan aman tanpa harus kena hukuman.

"Fi?" Panggil Karin saat Nafisah sudah terduduk disampingnya. Nafisah menoleh melihat wajah Karin.

"Lo tau ga?denger-denger anak-anak bakalan nyerang kedeket jalan dago"Ucap Karin seperti berbisik. Nafisah hanya terdiam mematung mengingat bahwa Raka tak bisa menjemputnya.

"Masa sih?sumber infonya emang siapa?" Kata Nafisah,gadis ini ada diambang kepercayaan ucapan Karin meski ada rasa bimbang yang besar.

"Di feeds Bbm-nya Rehan. Rehan nulis kalau nanti jam 10an mereka bakalan nyerang anak SMA lain di jalan Dago" Jelas karin. Nafisah tetap pada teguh pendiriannya bahwa Raka tidak akan melakukan tauran seperti apa yang orang lain katakan.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang