XVI. Pernyataan dan Peresmian.
Jam istirahat ke dua dipakai Raka seperti biasa berkumpul dengan sahabat satu gengnya. Asap sesekali mengepul dari rokoknya . Walau sudah berjanji untuk lebih baik demi Nafisah nyatanya rokok bukan hal mudah untuk dijauhi bagi Raka.
"Lo sama anak baru itu pacaran?" Tanya Andre. Raka menggeleng sebagai jawabannya "Kalo ngga pacaran kok deket amat"
"Temen rasa pacar" celetuk Danu yang kemudian dilempar kuaci oleh Raka "yeh..kan temenan keliatan kaya pacaran,ya berarti temen rasa pacar"
Andre mengangguk-ngangguk "Tau. Bener ege yang dibilang Danu,lo sama Nafisah temen rasa pacar"
Raka membuang putung rokoknya dengan asal lalu menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan jengkel "Harus banget rasa sayang dipublikasikan secara besar-besaran?"
"Ya .. harus itu" jawab Danu cepat "Tanpa status Nafisah bisa deket sama siapa aja,bisa dibuat bahagia sama siapa aja..."
"Dan bisa direbut siapa aja" Tambah Andre cepat "Kan gaada status"
"Gue ga terbiasa sama status" ucap Raka. Andre dan Danu mengangkat satu alisnya "Iye.. belom pernah pacaran!puas?!"
Danu terkekeh pelan "lo yakin sama Nafisah ga?" Raka mengerutkan keningnya kebingungan dengan yang diucapkan Danu "Yakin lah,kenapa?"
"Kalo lo yakin sama orang cepet buat status. Tar kalo dia keburu direbut orang lain baru ribut. Baru ngejar-ngejar. Cowo ngga usah sebanci itu Chand"
Raka terdiam sejenak menyaring kata-kata yang baru saja diucapkan Danu. Sahabatnya yang satu ini memang selalu ada benarnya. Danu melemparkan kuaci balik keaarah Raka "kelamaan mikir lo!buruan sana bilang sama Nafisah"
"Bilang apaan?" Tanya Raka polos.
Andre mengerang tertahan "bilang kalo lo bau berak, Chand!" Wajah Raka berubah menjadi terkejut "Ya bilang lu sayang dia lah gablak!. Ganteng-ganteng tentang cinta kok bego bego amat"
Danu terbahak "Mampus, Bego tentang cinta.. Mblo,Mblo" Raka memicingkan tatapannya "Maap-maap, aku cuma canda beib"
Raka bergidik "Najis, gua geli" Laki-laki lalu bangkit dari duduknya "Gue mau samperin Nafisah dulu ah sebelum bel"
"Iye udah sono gidah. Tar kalo udah jadian PJ aja beliin gua jaket Pull and Bear" Celetuk Andre saat Raka sudah berjalan menjauh.
"Tar gua beliin elo celana dalem ukuran double X biar muat" Teriak Raka dari kejauhan membuat Andre terdiam sedangkan Danu terbahak-bahak.
=====
Nafisah sedang sibuk dengan buku novelnya.. sedangkan Ratna sedang sibuk membaca blog kesukaannya. Blog humor,entah kenapa Ratna sangat suka Blog berisikan ketikan pengalaman author yang terkesan jenaka ketimbang blog fashion.
"Psstt.." desis seseorang membuat kepala Ratna terangkat dilihatnya Raka yang memberi isyarat agar meninggalkan Raka dan Nafisah berdua.
"Eh..aku mau kekelas dulu ya,bentar lagi juga bell" ucap Ratna yang menutup laptopnya cepat, Nafisah memandangnya aneh "sampai ketemu nanti ya Nafi"
Nafisah terdiam melihat perilaku Ratna yang menurutnya tiba-tiba aneh. Gadis ini kembali menunduk menatap novelnya. Ada sekuntum mawar putih yang terletak ditengah-tengah halaman yang ia baca.
"Maaf mawarnya rada letoy,tadi dicabutnya ga pelan-pelan" suara khas itu membuat Nafisah menoleh. Suara berat khas Raka . Laki-laki yang terduduk disampingnya mengulum senyumnya "itu mawar taman ini,maaf kalo ga suka atau kurang mahal . Nanti gue beliin yang lebih mah....."
"Bagus kok,aku suka" potong Nafisah yang lalu mengulum senyumnya dan menggenggam mawar putih itu "Warnanya kesukaan aku,makasih ya"
Raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Campuran dari gerogi,gugup dan degdegan bercampur jadi satu "Gue mau bilang sesuatu sambil nanya, Cha"
"Yaudah bilang aja, Ka. Aku dengerin"
"Ng...." Raka masih sibuk menggaruk tengkuknya. Mencari kalimat terbaik yang akan ia lontarkan sebagai pengungkap rasanya "Lo seneng sama bunga mawar?"
Nafisah mengangguk "seneng"
Raka tersenyum "Lo suka coklat?"
Nafisah mengangguk lagi "Cewe mana yang ngga suka coklat, Ka"
Raka mengangguk-ngangguk paham "Yang terakhir yang mau gue bilangin ke elo dan gue tanya" Nafisah terdiam memperhatikan Raka,menunggu kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan laki-laki itu"
"Gue seneng sama lo kaya lo seneng kebunga mawar. Gue suka sama lo sama kaya lo suka coklat dan gue sayang sama lo tanpa perumpaan yang jelas saking besarnya"
Nafisah terdiam. Terlonjat kaget dengan perkataan Raka.
"Jadi pertanyaan terakhirnya, lo begitu juga ke gue atau ngga?" Raka menggigit bibir bawahnya takut jika Nafisah menjawab dengan jawaban yang tak mengenakan dihatinya.
"Kalo aku jawab aku juga begitu,apa kamu masih bakalan tetep jadi cowo yang merjuangin aku?tetep jadi cowo yang paling depan merjuangin aku?" Tanya Nafisah pelan,jujur gadis ini hanya belum siap untuk patah hati.
"Ngga usah lo suruh,gue pasti bakalan begitu"
Nafisah terdiam, menunduk membuat Raka menjadi gregetan sendiri menunggu jawaban dari gadis ini "Jadi jawabannya?"
"Aku juga begitu"
Mata Raka terbelalak "Jadi kita?" Nafisah menangguk dan tersenyum tipis "Makasih,Cha. Gue ngga akan berubah gue janji"
"Gausah janji Ka. Lakuin"
Raka tersenyum menahan bahagiannya. Dunianya akan selalu bahagia bersama Nafisah. Laki-laki itu percaya akan hal itu.
==========
Ini udah gue next sebagai mengantar tidur malan kalian nih ,semoga suka dan semoga nge feel ya-_- adegan romantisnya kurang ngena ya maapkan jomblo yang satu ini :v.
Vomments jangan lupa yaa..
Thx buat yang udah vomments di part sebelumnya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...