XX.Tanpa SadarLelaki berdarah Arab-Indonesia ini melangkahkan kakinya masuk kedalam Caffe sederhana. lonceng berbunyi sapaan pelayan Caffe yang ramah juga terdengar.
"Selamat malam , Arga. udah lama banget baru kesini lagi"
Arga hanya tersenyum tipis membalas sapaan itu. kakinya terus ia langkahkan menuju kursi dekat jendela besar yang langsung menghadap kepemandangan kerlap-kerlipnya lampu kendaraan dan lampu kota.
Laki-laki ini mengembangkan senyum tipisnya dan melemparkan pandang pada Jam Daniel Willington yang sedang bertengger indah dipenggerlangan tangannya.
"Baru jam delapan kurang Ga,sabar aja sabar" gumam Arga yang kemudian mengetuk-ngetukan jari jemarinya diatas meja kayu.
Handphone yang tadi berada dalam sakunya ia keluarkan. Ia nyalakan ponsel itu wallpaper foto Nafisah masa kecil sedang tersenyum. membuat Arga juga ikut mengembangkan senyumnya. dengan sangat tulus.
Bahkan lelaki itu hampir lupa kapan terakhir kalinya ia mengembanhkan senyum dengan sangat tulus tanpa paksaan dan tanpa tekanan.
"Maaf lama nunggu" Suara gadis itu membuat Arga meletakan ponsel itu diatas meja. "Macet Ga,Maaf ya lo pasti udah dari tadi ya disini?"
Arga tersenyum. kali ini didepan Nafisah yang sedang merapihkan rambut tebalnya. "Engga,gue juga baru sampe. buktinya belom pesen apa-apa"
Nafisah membalas senyum Arga setelah ia pikir penampilan rambutnya sudah cukup rapih. gadis ini mengeluarkan ponselnya dan meletakannya diatas meja . sama seperti apa yang dilakukan Arga.
" ketuker, parah banget.. mentang-mentang merk sampe warnanya sama" Celetuk Nafisah. Arga tertawa "Ha ha ha passcodenya juga sama".
"Passcode lo cuma 0001?" Tanya Nafisah.
" Iya.. sama kayak punya lo,dunia sempit ya bisa sama banget kayak gini"
Nafisah hanya tertawa merespon ucapan Arga tadi.
oOo
"kamu gamau ngedeketin Nafi , Chand?" Tanya Ratna yang sekarang sedang memperhatikan Raka .
"Nanti, lagian mereka cuma ngobrol biasa" Jawab Raka yang hanya mengaduk-ngaduk bubur ayamnya.
"Chand, kamu udah kesiksa. jadi jangan nyiksa badan kamu lagi dengan mendem cemburu" Pekik Ratna, tangan gadis ini mengepal keras.
" Bisa ga sih? lo ngga selalu nganggap gue lemah?" Raka menatap tajam kearah Ratna. membuat kembarannya sedikit takut.
Ratna memalingkan wajahnya, Menghadap kearah Arga dan Nafisah.
Raka bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kaki mendekat kearah Nafisah dan Arga yang sedang tertawa dalam guyonan ringan.
"Cha.." Panggil Raka pelan membuat Nafisah menoleh. gadis ini bangkit dan terkejut bukan Karena Raka yang tiba-tiba datang tapi Karena wajah laki-laki itu sangat amat pucat.
"Kita pulang yuk... apa kamu masih mau disini?" Tanya Raka, Nafisah menoleh kearah Arga yang sedang memperhatikan adegan di depannya.
Nafisah mengangguk,menggenggam lengan Raka dengan lembut "Gue pulang duluan ya , Ga. makasih handphonnya"
setelahnya Nafisah dan Raka pergi meninggalkan Caffe .
oOo
Motor hitam 1800CC melewati jalanan malam kota Bandung dengan cepat. Angin-angin bahkan terasa menusuk tulang Nafisah meski gadis itu sudah mengenakan jaket milik Raka.
Motor Raka terhenti didepan warung kecil pinggir jalan, pemuda ini turun dari motornya dan mendekat kearah warung. beberapa menit kemudian Raka duduk dikursi depan warungnya dengan 2 bungkus es teh.
"sini duduk dulu Cha,Gue haus" Ucap Raka yang sudah terduduk. sedangkan Nafisah baru ingin turun dari motor. "Buat lo,biar ga haus juga" Kata Raka setelah Nafisah terduduk disampingnya.
Keheningan sempat membunuh mereka dengan waktu yang cukup lama. sampai akhirnya Nafisah duduk mendekat kesamping Raka.
"kamu kecewa sama aku ya Ka?"
Raka menoleh kesamping , tepat menatap wajah Nafisah "Ngga"
Nafisah mengerutkan keningnya. ada sesuatu dalam rongga dadanya yang mengucapkan bahwa Nafisah sangat amat bersalah.
"Aku minta maaf" Nafisah mengigit bibir bawahnya. takut salah dalam berucap.
"Untuk?"
"Selalu buat kamu kecewa dalam. selalu buat kamu ngerasa kaya pengecut".
Raka tersenyum dan mengelus rambut belakang Nafisah dengan lembut. "Kamu orang baik Cha,ngapain aku marah sama kamu".
Raka mengembangkan senyum dibibir pucatnya "Tapi kamu terlalu baik , sampe gatau mana yang beneran bakalan baik juga sama kamu. atau yang cuma manfaatin kebaikan kamu".
Nafisah terdiam mengkaku sedangkan Raka bangkit dari duduk dan menaiki kembali motornya.
"Pulang yuk,udah makin larut. gaenak sama orang rumah"
Kata Raka yang disusul dengan anggukan dan naikan tubuh Nafisah kemotor miliknya.oOo
On mulmed. visualisasi Arga..
Hayooo ngeship ArNaf? atau RaCha? hahahahaha...Jangan lupa Vomments yaa..
xoxo.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...