XV. Missing.Sudah seminggu semenjak kejadian penyerangan sekolah. Sudah seminggu juga Raka kena skorsing karena terbukti Raka lah yang menjadi dalang dari semua ini. Dan sudah seminggu pula kegiatan Raka hanya bolak-balik rumah sakit untuk menjaga serta melihat perkembangan Nafisah.
"Chand..yakin ngga mau makan?lo belom kena nasi sama sekali dari pagi" Ucap Ratna yang menyodorkan kotak bekalnya. Melihat saudara kembarnya seperti ini hanya membuat hatinya sakit.
Pasalnya Raka belum sama sekali mencintai seseorang hingga mati-matian seperti ini bahkan sampai mau berlama-lama dirumah sakit dan tak mementingkan waktu mainnya.
"Gampang Na" ucap Raka santai yang sekarang sedang mengelus lembut pucuk rambut Nafisah.
"Kangen sama Nafisah ya Ka?" Tanya Ratna yang sekarang sudah duduk didepan Raka. Melihat gerak-garik kembarannya itu.
"Lebih"
"Lebih?" Ulang Ratna seperti bertanya.
"Iya,lebih dari sebuah kangen. Pernah ngga sih lo deket, liat raganya tiap hari tapi tetep kangen?itu karena lo bukan jatuh cinta sama raganya. Tapi jatuh cinta sama sikapnya"
Ratna manggut-manggut "Jadi lo sayang sama Nafisah?"
"Lebih"
"Lebih juga?"
Raka mengangguk lalu mengusap lembut pipi Nafisah "Karena apapun yang lebih ngga akan ada habisnya untuk dibahas dan dirasa. Sama kayak rasa sayang yang lebih"
"Nafisah cinta pertama lo kan? Bener?"
Raka tersenyum singkat lalu menggenggam jemari Nafisah.
"Cinta pertama pasti ada yang kedua,ketiga dan seterusnya . gue gamau. Gue maunya dia jadi cinta terakhir"
======
Raka dan Nicko malam ini yang menjaga Nafisah dirumah sakit. Sekarang jam menunjukan pukul 03:45 tapi Raka belum juga terpejam. Masih sibuk menatap wajah tenang Nafisah yang sedang terbaring.
Sedangkan Nicko?pemuda itu sudah meringkuk tenang disofa ruangan ini dengan pulasnya."Kangen" Bisik Raka yang lalu mengusap lembut jemari Nafisah.
Raka membaringkan kepalanya dengan alas tangan yang ia lipat.
"kalo boleh milih nih ya.. mending gue aja deh yang tiduran disitu terus elo yang nungguin gue kaya gini" .
"Nunggu sambil nahan kangen itu ngga enak. Ibarat udah jatoh ketiban tangga, udahmah sakit harus malu juga" .
Raka memejamkan matanya lalu membuang nafas beratnya.
"Selamat tidur Cha,mimpi indah ya jangan mimpi basah kalo mimpi basah nanti elo punya batang. Jangan"
Raka berhenti meracau. Nafasnya teratur pemuda ini sudah tertidur pulas. Sedangkan jari jemari Nafisah bergerak berusaha mengumpulkan nyawanya untuk tersadar.
Tangan gadis ini mengelus lembut kepala Raka yang sudah terlelap.
"Terima kasih udah kangen. Seengganya aku tau,kamu masih pantes untuk diperjuangkan" Ucap Nafisah dalam hati.
====
Raka mengerjap-ngerjapkan matanya. Mengatur cahaya yang masuk kepupil matanya. Mata laki-laki ini terkejut ketika melihat kasur Nafisah kosong. Tak ada yang menempati .
"Ko bangun!" Pekik Raka yang melihat Nicko masih tenang dalam tidurnya "Icha ga ada dikasurnya Ko!"
Nicko tidak menghiraukan ucapan Raka membuat laki-laki ini dengan gusar keluar dari ruangan tempat Nafisah dirawat.
Langkah laki-laki ini semakin cepat,entah kenapa Raka selalu khawatir tentang apapun mengenai Nafisah. Langkah Raka terhenti ketika ditaman lapang rumah sakit. Nafisah sedang terduduk disana dengan kursi rodanya.
"Ngapain sih disini?kamu butuh istirahat" ucap Raka saat laki-laki ini sudah sampai disamping Nafisah. Gadis ini menoleh lalu tersenyum.
"Aku bosen dikamar terus,jadi kesini. Tadi mau ajak kamu tapi masih tidur" . Raka membalas senyum Nafisah,membenarkan anak-anak rambut gadis itu yang tadi sempat terhembus bersama angin.
"Harusnya kalo kamu mau kemana-mana biar aku temenin"
Nafisah mengerutkan keningnya "kamukan bukan bodyguard atau babysister aku"
Raka mengacak-ngacak pucuk rambut Nafisah "tapi aku orang paling depan yang harus ngelindungin kamu"
Nafisah menundukan kepalanya. Tersipu malu. Kupu-kupu nagai berterbangan kemana-mana. Jantung Nafisahpun berdetang jauh lebih cepat. Raka memang selalu memiliki magic dari setiap perkataannya.
"Cha?" Panggil Raka yang kemudian membuat Nafisah mengangkat kepalanya.
"Iya Ka?"
"Bilang ke Ayah kamu ya.. aku jatuh cinta sama anak gadisnya" Raka mengulum senyum tulusnya sedangkan Nafisah kembali menundukan wajahnya.
"Banyak yang lebih dari aku Ka"
Raka terkekeh sejenak lalu menggenggam tangan kiri Nafisah "Emang. Banyak yang lebih cantik,lebih suka dandan,lebih kalem,lebih perempuan,lebih manis,lebih jago berpenampilan"
Raka menjeda ucapannya sedangkan Nafisah sedang merasakan sedikit nyeri didadanya. Penyesalan kenapa Nafisah harus berkata seperti itu.
"Tapi mau banyak yang lebih dari kamu,kalau hati aku jatuhnya cuma ke kamu. Yang lebih dari kamu bisa apa?"
"Kamu indah dengan menjadi diri kamu sendiri Cha. Ga usah bandingin sama yang lain.. Mereka ya mereka ngga akan ada sama nya Cha. Karna kamu cuma satu. Ngga akan ada lain yang sama. "
Nafisah mengulum senyum tersipunya. Untuk kali ini gadis ini tidak ingin memberontak atau menolak dengan pernyataan bahwa 'Nafisah sedang jatuh cinta'.
=======
Halloooooo..... gills ga nyangka gua udah 4K read ya?cerita beginian doang bahahaha. Sorry ngaret gua lagi sibuk banget belakang ini *padahal gada kerjaan-_-*
Semoga Raka bisa gue lanjut tiap hari ya meski tengah malem begini
Selamat Liburan anak-anak smp yang mau beranjak ke SMA/SMK. Tiati masuk sekolah langsung diMOS bahahaha
Ada salam dari Raka semoga semangat puasanya bagi yang menjalankan
Vomments jangan lupa ya. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...