RAKA 18

14.7K 803 5
                                    


XIX.Kecemburuan tak nampak.

Raka sedari tadi mondar-mandir diruang tengah. Telefonnya tadi tiba-tiba terputus bersamaan dengan adanya suara laki-laki yang meminta maaf. Dan sekarang?bahkan Nafisah tak membaca pesan linennya sama sekali.

"Gue jemput aja apa ya ni anak?" Ucap Raka yang mengambil kunci motornya diatas meja lampu dan beranjak pergi.

**

"Ohh jadi elo anak baru?pantes gue jarang liat" ucap Arga. Nafisah dan Arga sedang berada dihalte depan SMA Bakti Mulya. Acara classmeeting sudah selesai semenjak 30 menit yang lalu dan Karin juga anehnya hilang entah kemana.

"Iya..pindahan dari Jakarta" Ucap Nafisah.

Arga manggut-manggut "Dulu gue lahir disana,tapi malah berjuang disini. Gimana Jakarta?"

Nafisah berdeham sebentar seperti menimang-nimang jawabannya "Jakarta masih kaya dulu. Banyak perantau,Banyak pedagang,Banyak orang. Intinya masih padet"

Arga terkekeh sejenak "Di Jakarta masih banyak juga orang kaya lo?"

Nafisah mengerutkan keningnya tak mengerti "Kok kaya gue?"

"Yang tanpa berujar aja bisa bikin orang senyum. Saking manisnya" Arga mengembangkan senyumnya. Sedangkan Nafisah hanya terdiam. Tidak merasa getaran seperti saat Raka berusaha merayunya.

"Gombal Gembel, dih"

"Ha ha.. lo percaya sama cinta pada pandangan pertama?" Tanya Arga. Nafisah mengangguk "Lo pernah ngalamin?"

"Pernah dong.. sama anak sini malah!" Kata Nafisah antusias. Arga mengerutkan keningnya,rasa bahagia tiba-tiba hilang begitu saja.

"Sama siapa?"

Nafisah terdiam sebentar.

"Icha.." panggil seseorang yang melambaikan tangannya. Nafisah berdiri senang melihat kehadiran laki-laki yang sekarang mendekat kearah mereka.

"Sama dia" gumam Nafisah pelan. Arga menatap lekat-lekat wajah laki-laki itu sampai wajahnya terlihat jelas.

Arga mengenal sosok ini.

Arga mengetahui jelas orang ini.

Arga tau betul siapa dia.

Arga juga tau bagaimana hubungan antara mereka bedua.

Dan Arga tau,orang yang Nafisah maksud adalah. Raka Chandra letnan tempur SMA Bakti Mulya dan musuh bebuyutan dari Arga.

"Arga.." panggil Nafisah pelan ,Arga tersadar menoleh kearah Nafisah "Kenalin ini Raka"

Dan semenjak itu ia tau. Musuhnya tak hanya dilapang. Tapi juga di privasi.

"Hei, selamat bertemu lagi. Arga. Gimana luka patah tulang lo?sembuh?" Tanya Raka seperti meremehkan .Nafisah melihat kearah Raka,lalu kemudian kearah Arga.

"Kalian saling kenal?.. kamu kenal sama Arga?.. Arga kenal sama Raka?" Tanya Nafisah seperti tak percaya.

"Ga penting. Pulang yuk Cha, udah sore" Raka tersenyum miring kearah Arga. Lalu menggenggam jemari Nafisah untuk meninggalkan halte dan keparkiran sekolah.

"Anjing. Kalah start, kalah banyak nih gue pasti" pekik Arga yang tanpa sadar menendang kursi halte.

***

"Kamu kenal sama dia Cha?" Tanya Raka dengan nada santai. motornya ia bawa pelan melewati ruas jalan kota Bandung.

"Baru kenal tadi kok Ka,kenapa?" Tanya Nafisah, Raka terdiam "Kamu ada problem sama dia?"
Raka menggeleng "Ya terus?, kok bisa kenal dia sih?"

"Aku ga suka kamu deket-deket dia kayak tadi. bukan karena cemburu , cuma aku takut dia lebih asik ketimbang aku. dan kamu lebih nyaman sama dia".

Bukannya menjawab Raka justru berujar yang sama sekali tak pernah Nafisah bayangkan. Nafisah mengembangkan senyumnya.

"Kamu cemburu ya Ka?" Tanya Nafisah Jail.

"Cemburu biasanya dilakuin sama pengecut" Jawab Raka. "Dan aku selalu pengecut didepan kamu. dengan cemburu begini salah satunya".

Nafisah mengeratkan pelukannya diperut Raka. "Aku ga akan ninggalin kamu, Ka"

"Jangan janji ga akan ninggalin aku, tapi janji bertahan gimanapun keadaan keras didepan nanti"

===

Nafisah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang dililit dengan handuk kecil. gadis ini mengambil ponsel yang tadi ia letakan di atas narkas kamarnya.

gadis ini terdiam, menaikan satu alisnya bingung. wallpaper foto gadis muda sedang menggendong bayi ini bukan wallpaper yang Nafisah tetapkan.

Handphone itu berdering dengan nomer yang Nafisah kenal. itu nomernya sendiri.

" Iya? Hello?" Kata Nafisah , orang disebrang telefon hanya diam dan hanya hembusan nafasnya yang terdengar.

"Halo?" Ucap Nafisah lagi. tapi tetap orang disebrang sana hanya diam membuat Nafisah jengkel kelewat batas Karna hanya didiamkan "Mau bicara atau ngga?saya tutup telefonnya sekarang kalo memang Anda gamau bicara! dimana hape saya?".

Suara tawa terdengar disebrang, membuat Nafisah terdiam.

"Galak amat neng ha ha ha" Laki -laki ini masih tertawa membuat Nafisah juga masih terdiam "Yehh... malah Diem, ini gue Arga"

"kok bisa Arga yang nelfon?" Tanya Nafisah.

"hape lo ketuker sama gue. bisa ketemu sekarang di caffe deket sekolah gue ga?"

Nafisah melirik jam dindingnya. Pukul 20:15 "Harus sekarang banget?"

" gue butuh hapenya sekarang banget" Arga menjawab. Nafisah terdiam sejenak menimang-nimang jawaban. "Bisa ga Naf?"

Nafisah menghela nafasnya "Yaudah. 30 menit lagi gue sampe"

"oke..oke mau gue jemput aja atau naik angkot?" Tanya Arga.

" Angkot aja. tunggu di sana aja Ga. gue 30 menit lagi sampe" Jawab Nafisah.

" oke"

Nafisah lalu mematikan telefon secara sepihak lalu bangkit menuju lemari bajunya.

" Maaf , Ka. Aku buat kamu selalu jadi pecundang kalo begini" gumam Nafisah yang sekarang mulai mengenakan gardigan merah maroonnya.

=======

Ini gue revisi.. tadi eror tetep vote dan comment ya... tqu

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang