Canggung.
Asap rokok mengepul memenuhi isi ruangan. Disini Raka sekarang sedang berdiam diri memikirkan apa yang terjadi semalam. Dirinya mematahkan hati Nafisah dengan mudahnya.
Raka mengambil ponselnya membuka aplikasi line dan mengetik kalimat yang akan dia kirim kepada Nafisah.
[Line]
Raka: Maaf soal semalam (Hapus)
Sebenernya kita belum putus (Hapus)
Kalo bukan pacar , boleh kangenkan yah? (Hapus)Raka mengusap wajahnya gusar,rasanya berbeda sekarang. Dirinya merasa bahwa akan mengirim pesan kepada orang asing yang belum dikenal sebelumnya.
Raka: Bisa ketemu jam 2?ditempat biasa yaa.
Akhirnya pesan itu yang dikirim oleh Raka,pesan yang menyimpan banyak kecanggungan didalamnya. Raka mengambil jaket kulit serta kunci motor yang tergeletak diatas meja belajarnya.
Hubungannya harus diperbaiki dari sekarang.
--
Keheningan hampir membunuh Raka dan Nafisah sekarang. Sudah 30 menit mereka hanya diam tanpa bahasan atau percakapan entah ini karena kejadian semalam atau karena gengsi yang menyerang.
"Naf"
"Ka"
Ucap mereka secara bersamaan. Raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal, gugup sedangkan Nafisah mengigit bibir bawahnya, canggung.
"Lo dulu aja Ka mau ngomong apa?"
Raka menarik nafas dalam "maaf buat semalem,gue sama sekali gaada niatan buat bikin lo sakit hati sampe nangis kaya semalem"
"Tapi dengan lo mabuk gua bisa tau Ka,kalo sebenernya selama ini gue engga memahami elo kan?"
"Bukan gitu cha.."
"Gua tau Ka,gue engga bisa memahami elo,gabisa buat lo ngerasa gua ngertiin elo apa gimana, gua ngerti"
"Maaf Cha" ucap Raka lirih,Nafisah membuang muka menarik nafasnya dalam, menahan air matanya keluar.
"Gue selama ini emang ga pernah paham sama elu Ka,ga pernah ngerti gimana elu tapi jujur gua selalu berusaha buat memahami dan ngertiin elu..
..Emang gua gabisa kaya cewek lain yang langsung paham apa mau lo,gua ngerti,gua paham..
..Tapi kenapa lo ga pernah buat gua ngerti dan paham kalo lo tau gua ga pernah memahami elo Ka"
"Lo kecewa sama gua,marahin aja gua gapapa"
"Sayangnya rasa sayang gua masih kalah sama kecewa Ka"
Raka menelan ludahnya pahit lalu tersenyum "yaudah,mau lo gimana?"
Nafisah tertawa kencang,ini bukan tawa sesungguhnya,ini tawa kesedihannya.
"Lo lepas gua semalem dan lo nanya mau gua gimana?lo udah lepasin gua terus buat apa gua mertahanin elo?"
Ada sesuatu didalam dada Raka yang teriris perih "gua ga ngelepas elo, Cha.. itu bukan diri gua yang sebenernya"
Nafisah terdiam
"Tapi kalo emang lo udah ngelepas gua,yaudah kejar kebahagiaan elo yaa.. gua tau sama gua lo ga bahagia" ucap Raka
"Lo yang ngelepas dan lo bilang gua yang ngelepas?lucu lo"
"Kalo gua ngelepas lo harusnya lo tahan dulu,siapa tau itu cuma emosi sesaat tapi nyatanya lo ikutan ngelepas..
..ada kalanya elo juga harus berjuangan,elo juga harus mertahanin jangan gua terus"
Raka memberikan senyum selebar mungkin seakan-akan itu adalah senyum terakhir Raka untuk Nafisah
"Gua pergi dulu yaa..jaga diri lo,kejar kebahagiaan lo,cari cowo yang lebih mau merjuangin elo lebih sabar dari gua"
Raka bangkit dari duduknya,mengusap lembut rambut Nafisah .
"Gua sayang elo Naf"
Kalimat itu kalimat terakhir yang diucapkan Raka sebelum meninggalkan Nafisah yang menahan sakit didadanya sekarang.
--
Asik ngenext cepet gua HAHAHAHAHA..
Jangan lupa vomment yaaa..
Dan jangan lupa baca cerita baru gua Biru dan Randira..
Happyweekend gais❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen Fiction"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh. Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup...