RAKA ● 03

27.3K 1.3K 9
                                    

IV. KENANGAN BARU

Nafisah dan Raka sedang berteduh dari hujan yang mengguyur kota Bandung. Sesekali Nafisah mencuri-curi pandang kepada Raka.

"Dingin gak?" Tanya Raka kepada Nafisah. Gadis itu menggeleng perlahan lalu senyumnya mengembang.

Raka lalu terdiam kembali memperhatikan hujan yang turun. Wajah Raka saat serius seperti ini lebih terlihat tampan.

"Lo tau ngga apa yang hebat dari hujan?" Tanya Raka lagi kepada Nafisah meski pandangannya tetap kearah depan melihat air hujan yang jatuh.

"Ngga Ka, emang apa?" Jawab Nafisah, Raka lalu menoleh kearah Nafisah Pria itu mengukir senyumnya.

"Yang hebat dari hujan adalah. Dia terus kembali meski jatuh berkali-kali" Raka Menghirup nafasnya dalam lalu mengeluarkan nafas beratnya "Intinya hujan ngga nyerah meski jatuh,dia bakalan datang lagi dan gue pengen kaya hujan" Jawab Raka.

"Pengen kaya hujan?"

Raka mengangguk "Hujan ngga pernah lelah bertahan untuk kembali meski sudah jatuh. Mereka petarung yang sesungguhnya mereka hebat"

Nafisah tersenyum kearah Raka "Lo ngga usah jadi hujan kalo udah jadi matahari" Ucap Nafisah, Raka mengerutkan keningnya bingung "Matahari selalu sendiri. Tapi tak pernah lelah dan selalu bersinar".

Raka mengulum senyumnya. Hujan masih belum reda juga padahal sekarang senja sudah hampir pulang keperaduan.

"Kalo pulang hujan-hujanan bunda lo marah ga?" Tanya Raka kepada Nafisah. Nafisah mengangkat kedua bahunya tanda jawaban tak tau.

"Masa sampe malem disini" Celeteuk Raka "Kalo gue sih ga apa-apa kalo berdua sama lo haha" Tawa Raka pecah seketika. Nafisah hanya terdiam dan menunduk sekarang Gadis ini merasa pipinya panas dan sekarang dia yakin bahwa pipinya sedang memerah.

Raka mengeluarkan rokok dan Pemantiknya seperti biasa Raka menyalakan rokoknya seolah tak perduli ada Nafisah atau banyak orang yang menyaksikan disana.

"Jangan ngerokok terus lah,tar muka lo cepet keriput tar jadi jelek"Oceh Nafisah.

Raka mengeluarkan asap rokoknya dengan santai "Ngga bakalan keriputlah,gue udah ganteng dari lahir" Jawab pria ini santai.

Nafisah memutarkan bola matanya kesal "Pulang sekarang aja deh yuk,gue takut kemaleman" Ucap Nafisah.

Raka mengangguk lalu membuang rokoknya pria ini membuka jaketnya yang memang tak terlalu basah dan memakaikannya ke Nafisah.

"Dunia abis ujan itu dingin. Biar kuat harus dilindungin" Jelas Raka. Sekarang Raka sudah didepan dia sedang mencoba menghidupkan motornya.

"Ayo buruan malah bengong disana"Ucap Raka. Nafisah langsung berjalan cepat kearah Raka.

Motor Raka Ralat motor klasik milik Omnya Raka melaju dengan cepat melawan deru hujan. Bandung entah kenapa menjadi kota sangat menarik menurut Nafisah, Kota awal pertemuannya dengan Raka, Kota yang membuatnya mengerti bagaimana Raka dan Guntur sekarang dan Kota yang membuatnya bisa berdiri tegak sekarang. Kota Romantis,Kota banyak cerita, Bandung.

"Lo ngga kedinginan Ka?" Tanya Nafisah. Suaranya samar-samar karna kalah dengan suara derasnya Hujan. Raka melihat kebelakang melalu perantaran spion,wajah pria ini yang lebam sekarang basah terguyur hujan.

"Enggak ko,gue udah biasa main hujan. Kalem" Jawab Raka yang sekarang sudah fokus lagi pada pandangannya didepan. Nafisah terdiam sepertinya Raka memang tipe orang yang lebih mementingkan orang lain ketibang dirinya sendiri.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang