EPILOG

20.1K 851 125
                                    

Hening.

Selama didalam lift Arga tidak berani memulai percakapan dan Nafisah hanya terdiam,perasaan gadis ini sedang tidak keruan sekarang.

Lift terbuka menampakan Ratna,Ayah Raka dan Bundanya menatapnya dengan tatapan nanar.

Nafisah menarik nafasnya dalam,menguatkan langkahnya Gadis itu ada yang tidak beres sedang terjadi dalam kehidupannya.

Ratna menangis sejadi-jadinya diperlukan sang ayah saat melihat Nafisah semakin dekat ke pintu kamar yang sedang ditempati Raka.

Nafisah menoleh kekaca lebar yang langsung mengarah kedalam kamar. Alat yang tadinya berada ditubuh Raka semuanya mendadak dicabut dokter dengan enaknya.

"Raka udah ga ngerasa sakit lagi sekarang Naf, dia udah seneng sama tuhan"

Kalimat itu mampu membuat dunia Nafisah seakan-akan terhenti. Lututnya melemas.

Nafisah menarik nafasnya dalam, menguatkan otot ototnya yang sebenarnya melemas mendengar kabar tersebut.

Dengan cepat Nafisah berlari menghambur masuk kedalam kamar Raka.

Dipeluknya tubuh Raka yang sudah mulai mendingin,menangislah Nafisah sejadi-jadinya disana.

"Kamu kuat Ka! Ayo bangun!!"

"Raka!!"

"RAKA!!"

Nafisah berteriak-teriak tak karuan,memukul-mukul dada Raka. Mimpi buruknya baru saja dimulai ternyata.

"Banyak mimpi kita yang veluk tercapa Ka! Ayo bangun!"

"Raka!!"

Nafisah terus meronta dan menangis,berharap kalau Raka akan bangun dengan tiba-tiba

"Naf,stop,Raka udah tenang sekarang"

Nafisah menggeleng dan menunjuk Arga dengan sengit "Lo diem!Raka bakalan sadar!!"

Ratna mendekat kearahnya dan memegang kedua pundak Nafisah dengan keras "Nafi!bangun!Raka udah gaada,tolong Naf,ikhlasin!"

Nafisah terdiam,menangis lagi lalu tubuhnya terjatuh dilantai. Gadis ini memeluk kedua kakinya dan sekencang-kencangnya sekarang. Berharap jikalau Raka sadar dan memeluknya untuk menenangkan seperti dulu.

"Segitunya lo buat kehilangan gue,sampe-sampe lo duluan yang ninggalin gue"

"Janji-janji lo sekarang kayak udah gaada artinya Ka!"

Nafisah terus membatin dan menangis membuat Arga mengusap lembut pucuk kepalanya dan mengantarkan gadis itu kedalam pelukannya.

"Naf,jangan nangis terus,jangan paksain badan lo"

"Ga, Raka Ga!!"

"Gue paham,tapi berenti nangis ,Raka juga butuh lo ikhlasin"

Nafisah terdiam

Nada sesegukannya terhenti cepat

Tubuhnya melemas

"Ratna tolong pintain minyak kayu putih"

Itulah kalimat terakhir yang berhasil Nafisah dengar sebelum gadis ini benar-benar kehilangan kesadarannya.

OoOoOoO

Nafisah terbangun dengan panik,memperhatikan setiap sudut ruangan,berharap bahwa kejadian tadi hanyalah mimpi semata.

"Kamu udah sadar nak?" Tanya sang bunda yang kemudian terduduk dikursi samping ranjang

"Bund Raka dimana?"

Bundanya hanya mengelus rambut anaknya dengan pelan dan tersenyum "nak,terkadang kamu perlu mengikhlaskan cinta paling besar itu hilang. Bukan tandanya kamu tak lagi sayang,tapi kamu hanya membiarkan agar cinta paling besar itu pergi dan bahagia..

.. jadilah perempuan cerdas yang tidak memaksakan cinta paling besar kamu untuk tetap tinggal..

..Dia hanya pergi ketempat yang lebih diindahkan oleh tuhan"

Nafisah terdiam memang ada benarnya yang diucapkan sang bunda.

"Ganti baju kamu hari ini kita antar Raka dengan istimewa"

OoOoO

Pemakaman Raka telah selesai 20 menit yang lalu . Nafisah menebarkan bunga dengan rasa menduka yang sebenarnya masih mendalam.

Pemakaman semakin sepi,hujan turun kemudiaan tapi tetap Nafisah masih berada di sana ,menatap dengan  sendu rumah terakhir orang yang ia sayangi.

Nafisah berjongkok,bajunya mulai basah sekarang.

"Perpisahan itu pasti bukan?

Dan ini lebih dari sekedar perpisahan biasa...

Dan yang aku percayai,bahwa setelah perpisahan ini. Tak ada lagi seseorang yang akan mencintai aku seluas dirimu"

Nafisah tersenyum sejenak,"aku mencintaimu,Raka.itu akan selalu"

Gadis ini memutar badannya,meninggalkan cinta paling besarnya disana.

"Perpisahan paling dahsyat bukan saat kamu kehilangan prasaan Dari seseorang yang masih bisa kamu temui raganya,melainkan saat kamu dapat menemui prasaannya tapi tak lagi dapat melihat raganya"
-Nafisah

The end

OoOOoO

OKEY SIP GUA NEXTTTTTT DENGAN KENGARETAN GUA.

UDAH ENDING BOSQUE.

BIGTX TO BUAT KALIAN YANG UDAH BACA+VOTE+COMMENT CERITA RAKA IMI DARI AWAL.

BIGTHX BUAT KALIAN YANG UDAH RELA-RELAIN NGEPC LINE GUA CUMA BUAT NANYAIJRAKA NEXT KAPAN.

TERIMA KASIH BANYAK YAAA KALIAN,SAYANG KALIAN!!!

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang